Suatu hari di tahun 2008 ada seorang ibu yang melahirkan seorang anak laki laki, ibu itu menamakan anaknya dengan nama Cilo, pada saat itu Ibu Cilo sangat bahagia dan terharu karena dia telah melahirkan anak keduanya tersebut, semakin hari Cilo bertumbuh dan berkembang seperti anak anak pada umumnya. Cilo disekolahkan oleh ibunya di sekolah swasta yang ada di Jakarta dia sangat senang bersekolah disana, dia bisa bertemu dan bermain bersama teman teman barunya, Cilo belajar dengan sungguh sungguh dan dia tumbuh berkembang menjadi anak yang pintar, banyak hal yang telah dilalui Cilo di sekolahnya tersebut, sampai suatu ketika dia telah lulus dari tk dan melanjutkan pembelajarannya ke sekolah dasar, Cilo menemukan teman teman barunya lagi, dia menjadi murid yang sangat aktif dan sangat berenergi di sekolahnya dia sangat senang melalui semua hal yang dilaluinya.
Pada suatu ketika cilo sedang menempuh ulangan akhir semesternya dia berkata ke ibunya “Bu kalo aku nanti bisa dapetin nilai bagus aku mau dibeliin mainan ya?” jawab ibunya kepada anaknya tersebut “Iyaa nak nanti ibu beliin ya, sekarang kamu belajar untuk ulangannya dulu nanti kalo dapet nilai bagus ibu beliin apa yang kamu mau”. Cilo pun senang karena dia akan dibelikan mainan yang dia mau, Cilo pun belajar dengan giat agar dia bisa mendapatkan nilai yang bagus.
Setelah seminggu Cilo melakukan ulangan akhir semester Cilo diberi tahu nilai ulangannya tersebut oleh gurunya dia mendapatkan nilai yang tidak memuaskan, Cilo sedih karena dia mendapatkan nilai yang tidak memuaskan untuk dirinya, hati Cilo berkata “Yahhh kalo aku mendapatkan nilai yang jelek aku gak bisa dapet mainan yang aku mau dong”, ucap Cilo dengan wajah murungnya, tapi dia memiliki ide untuk tetap meminta mainan yang dia mau.
Sesampainya dia dirumah dia langsung bilang ke ibunya “Bu aku mau dibeliin mainan apa yang aku mau boleh tidak?” Ibunya bertanya kembali ke Cilo “Nilai ulangan kamu gimana nak, kan perjanjiannya kalo nilai kamu bagus ibu akan membelikan mainan yang kamu mau” Cilo pun jawab “Tapi aku mau mainan itu bu aku pengen punya mainan itu, nanti kalo ibu beliin aku jaga baik baik deh” katanya sambil membujuk ibunya, akhirnya hati ibunya pun luluh untuk membelikan mainan yang Cilo mau, Cilo pun merasa senang karena dia bisa mendapatkan apa yang dia mau.
Di hari libur akhir semesternya Cilo pergi ke toko mainan bersama ibunya untuk membeli mainan yang dia mau, setelah mencari cari akhirnya dia menemukan mainan yang dia mau Cilo pun tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih ke ibunya “Makasih yaa bu aku janji aku bakalan jaga mainan ini baik baik” sambil memegang mainannya tersebut dengan senang. Cilo pun memainkan mainannya tersebut dengan perasaan senang dan menjaganya dengan baik.
Sampai suatu ketika Cilo sedang bermain dengan teman temannya dia tidak sengaja merusakan mainan yang dibelikan oleh ibunya, Cilo merasa panik dan sedih karena dia pasti akan dimarahi oleh ibunya karena tidak bisa menjaga mainannya dengan baik, “Aduh gimana nih aku gak sengaja ngerusakin mainan aku, aku takut ibu aku marahin aku karena tidak bisa menjaga mainan aku” ucap Cilo ke teman temannya sambil merasa panik.
Cilo pun segera pulang ke rumahnya untuk memberitahu ibunya tentang mainan yang dia tidak sengaja rusak, “Bu aku gak sengaja rusakin mainan yang ibu beliin aku minta maaf ya karena aku ga bisa jaga mainan aku dengan baik” ucap Cilo sambil merasa bersalah, ibunya pun menjawab “Nak kan ibu sudah bilang jaga mainan kamu baik baik ya kalo kayak gini siapa yang mau benerin mainan kamu itu” Cilo pun hanya tertunduk diam karena merasa bersalah.
“Nak kalo kamu sudah berjanji sesuatu kepada orang lain kamu harus bertanggung jawab atas janji kamu yang sudah kamu ucapkan, jangan kamu ingkar janji itu hanya untuk mendapatkan apa yang kamu mau” kata ibunya sambil menasehati Cilo, Cilo pun masih tertunduk diam tidak berani melihat wajah ibunya, lalu karena merasa kasihan ibunya berkata, “Sudah ya nak tidak apa apa nanti kita beli mainan yang baru, tapi lain kali kamu jaga baik baik yaa mainan yang ibu kasih” Cilo pun menjawab ibunya sambil merasa bersalah “Iya bu, maaf ya bu aku gabisa jaga mainan yang ibu beliin, makasih bu karena sudah mau memaafkan aku” jawab ibunya ke Cilo, “Iya nak kamu mandi dulu sana kamu kan abis main dari luar kamu besih bersih dulu yaa ibu mau masakin makanan buat kamu dulu” jawab Cilo “Baik bu!”.
Setelah kejadian tersebut cilo merasa dinasehati untuk menjadi lebih bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan, hari hari pun terlewati kini Cilo telah lulus dari sekolah dasarnya dan dia harus melanjutkan pembelajarannya di smp swasta di jakarta, Cilo merasa kalau dia harus menjadi dewasa dan menjadi lebih bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan dan juga dia semakin tumbuh dewasa dan semakin banyak yang harus dia hadapi, semakin hari semakin banyak yang harus Cilo hadapi mulai dari tugas tugas sekolah, masalah yang ada di keluarga, dan masih banyak lainnya, Cilo merasa kalau dia tidak bisa menghadapi ini semua jadi dia bercerita ke kakaknya tersebut, dia menyapa kakaknya di rumah dan mengajak ngobrol tentang yang dia hadapi.
Cilo memulai pembicaraannya tersebut “Kak aku boleh cerita gak?” Lalu kakaknya menjawab “Boleh dek, kamu mau cerita apa” lalu Cilo pun menceritakan apa yang dia rasakan dalam menghadapi semua permasalahan yang dihadapinya, kakaknya pun mendengarkan ceritanya dan memberikan semangat kepada Cilo agar dia tetap semangat dalam menghadapi semuanya.
Setelah selesai bercerita Cilo pun memeluk kakaknya sebagai tanda terima kasih karena telah mau mendengarkannya, setelah bercerita Cilo pun merasa disemangati dan didukung oleh kakaknya dalam menghadapi semuanya Cilo pun ingin melanjutkan perjalanan hidupnya dan dia akan bertanggung jawab atas semua yang akan dia hadapi.
Semakin hari Cilo tumbuh menjadi semakin dewasa dia pun sudah mulai menginjak di bangku sma, Cilo disekolahkan di sekolah negeri yang ada di jakarta disana dia menemukan teman teman baru dan dia memiliki tempat belajar yang baru, Cilo pun melanjutkan pembelajarannya di sekolah tersebut.
Tidak terasa dia sudah berada di kelas 12 dia sudah harus menentukan tujuan hidupnya, guru guru dan teman temannya pun sering menanyakan kemana dia akan melanjutkan perjalanan hidupnya tetapi dia tidak tahu akan melanjutkannya kemana, di suatu malam Cilo sedang berada di kamarnya dia sedang menyendiri sambil mendengarkan lagu lagu, tiba tiba dia kepikiran tentang kemana dia akan melanjutkan hidupnya dia memikirkan dia akan melanjutkannya ke kuliah atau kerja, dia terus memikirkan tentang kemana dia akan melanjutkan hidupnya, lalu dia membandingkan apa yang akan terjadi jika dia memilih salah satu dari itu.
“Kalo aku milih untuk melanjutkan kuliah orangtua aku harus mengeluarkan uang untuk membayar kuliah aku, tapi kalo aku memilih langsung kerja aku belum ada pengalaman bekerja aku juga belum tentu keterima di pekerjaan tersebut belum lagi kalau aku tidak cocok dengan pekerjaannya” “Arghhhhh!! Bisa pecah nih kepala kalo mikirin ini terus” ucap Cilo dengan nada kerasnya, lalu dia menenangkan fikirannya dengan menonton film film yang bisa membuat dia terhibur.
Setelah menonton Cilo sudah mulai tenang dan bisa memikirkannya lagi Cilo pun harus segera menentukan perjalanan hidupnya, Cilo pun memilih bekerja untuk melanjutkan hidupnya dan dia bisa membantu ibunya untuk tidak mengeluarkan uang untuk bayar kuliahnya.
Tidak terasa Cilo sudah merayakan kelulusan di smanya dia sudah harus bekerja untuk melanjutkan perjalanan hidupnya, pada akhirnya Cilo harus bekerja untuk melanjutkan hidupnya dan dia masih berpegang dengan nasihat yang telah diberikan oleh ibu dan kakaknya yaitu dia harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia pilih dan dia harus bekerja keras untuk memperjuangkannya.
Cerpen Karangan: Bonifasius Rangga Sudarsono, SMP Tarakanita 1