Di sebuah siang hari yang tenang ada sepasang Sahabat yang merencanakan untuk pergi dadakan ke Rumah Sahabat mereka di Halim, ya itulah rencana dari Risky dan Rehan untuk pergi ke rumah Rusdi. Risky dan Rehan benar-benar berbincang dengan sangat amat serius dan mereka memutuskan untuk bersiap siap untuk pergi ke rumah Rusdi, didalam perbincangan Rehan akan menjemput Risky menggunakan mobil, Risky berada di Bekasi dan Rehan ada di Tangerang.
Dan tibalah saat yang ditunggu-tunggu ketika Risky sudah dijemput oleh Rehan. Didalam perjalanan menuju rumah Rusdi, Risky dan Rehan berbincang dengan penuh candaan dan tawa, benar benar seakan ada “Air Terjun Kebahagiaan” di antara mereka, bagaimana tidak, hanya dari perbincangan saja mereka sudah benar benar merasa senang. Mereka membahas segala macam topik mulai dari urusan percintaan, hobi masing-masing, motor impian, dan masa depan mereka. Mereka ingat bahwa uang yang mereka punya sekarang tidak cukup dan memutuskan setibanya di rumah Rusdi meminjam motor dan mengambil sejumlah uang untuk digunakan mengisi bensin mobil saat pulang dari rumah Rusdi karena mereka tidak mengetahui tempat mengisi bensin terdekat di daerah rumah Rusdi. Tibalah mereka di tujuan seakan itu adalah perjalanan yang sangat singkat nyatanya itu adalah perjalanan yang cukup jauh dari Tangerang menuju bekasi dan menuju Halim.
Secara kebetulan ada Rusdi di depan rumah sedang bermain bola dan mereka meminta ijin dari Rusdi untuk masuk kedalam rumah Rusdi dan memarkirkan mobil, saat masuk mereka bertemu oleh Ibu dari Rusdi dan dengan reflek Risky dan Rehan Menyapa Ibu Rusdi dengan wajah tersenyum.
Baru sejenak mereka di dalam rumah Rusdi, Risky dan Rehan meminjam motor Rusdi yang berpabrikasi 125cc untuk ke ATM dan Rusdi memberikan ijin dengan santainya padahal saat itu langit sudah mendung. Risky dan Rehan pergi ke ATM dengan bergegas untuk menghindari hujan, saat mereka hampir sampai di tujuan hujan turun dengan sangat lebat dan membasahi baju mereka berdua. Akhirnya mereka sampai di ATM dan bergegas masuk untuk menarik uang tunai dan setelah selesai mereka memutuskan untuk menerjang hujan agar mereka cepat kembali ke rumah Rusdi di jalan
“Han, gasin ga nih?” Tanya Risky “Gaslah yakali kagak, kita kan Jakarta Racing Squad” Jawab Rehan. Dengan segara Risky menarik gas motor Yang awalnya hanya 20km/jam terus meningkat hingga 90km/jam karena itu situasi hujan dan jalan licin mereka harus lebih berhati-hati tetapi takdir berkata lain motor mereka jatuh ke arah kanan “GUUUBBRAKKKKKKK”
Sebelum motornya jatuh Rehan sudah melompat terlebih dahulu. Untungnya Rehan hanya mengalami luka kecil tetapi Risky mengalami luka di bagian tangan dan kaki, tepat setelah itu ada suara dari seorang tukang parkir yang berteriak matikan mesin-matikan mesin, mereka segera mengangkat motornya dan segara menyalakan mesin secapat mungkin dan langsung bergegas ke rumah Rusdi karena mereka tidak sanggup menahan malu saat jatuh dari motor. Saat di jalan mereka berdua menahan tawa dan malu.
Sesampainya di rumah Rusdi mereka berdua diberi Mie Ayam yang lezat lengkap dengan Ceker Ayam lalu Risky dan Rehan makan dengan lahap dan menceritakan kejadian kecelakaan itu lalu Rusdi tertawa terbahak-bahak dan mereka bertiga menyebutnya “Tragedi Halim” dari situ Risky dan Rehan mendapatkan pelajaran yaitu untuk lebih berhati-hati dalam berkendara dan tidak mengebut dalam kondisi yang tidak disarankan/tidak cocok.
“Untung motor gua cuma lecet dikit” ucap Rusdi, Risky dan Rehan meminta maaf dan meminta agar kejadian ini dirahasiakan dan Rusdi menjawab “oke tapi jangan aneh-aneh lagi ya” ucap Rusdi, jawab Risky dan Rehan.
Mereka mengganti topik dengan masalah percintaan, dan rencana mereka untuk membuat komunitas “Jakarta Racing Squad” dan mereka benar-benar saling membagikan pendapat satu sama lain, harapan mereka adalah “Jakarta Racing Squad” akan menjadi komunitas motor yang besar dan tidak melanggar aturan pemerintah, tujuan dari dibentuknya “Jakarta Racing Squad” adalah untuk mengumpulkan orang orang yang memiliki hobi dalam permotoran sehingga orang yang memiliki hobi permotoran tersebut mereka dapat menyalurkan hobi mereka dengan komunitas “Jakarta Racing Squad”. Dan mereka melanjutkan perbincangan dengan membahas desain jaket dari “Jakarta Racing Squad”.
Tanpa disadari malam telah tiba dan suara Masjid sudah berkumandang di saat itu juga Risky dan Rehan memutuskan untuk pulang dan berpamitan dengan Rusdi dan mamanya Rusdi, lalu sebelum mereka pergi Rehan menanyakan tempat pengisian bensin terdekat dari rumah Rusdi. Akhirnya Risky dan Rehan Pergi dari rumah Rusdi. Di perjalanan menuju rumah Risky, Rehan menyampaikan pendapatnya mengenai usulan “Jakarta Racing Squad” tentang adanya perjalanan bersama untuk berlibur menggunakan motor dan usulan itu disetujui oleh Risky, lalu Risky bilang ada tempat pengisian bensin di dekat rumahnya dan memberitahu ke Rehan agar mengisi bensin di dekat rumah Risky saja dan Rehan menyetujuinya.
Setelah menjalani hari yang menyenangkan akhirnya Risky dan Rehan berpisah karna Risky telah sampai di rumahnya dan Risky berterimakasih kepada Rehan karena telah mengantar dan menjemputnya. Rehan pergi mengisi bensin di dekat rumah Risky dan melanjutkan perjalanannya ke rumahnya sendiri di ramainya jalanan malam, dalam hati Rehan itu adalah hari yang sangat amat seru dan menyenangkan karna bisa menghabiskan waktu bersama teman dan membuat kenangan yang konyol, seru, dan asik bersama teman terdekatnya.
Dan disinilah akhir dari cerita “Permulaan Jakarta Racing Squad”,
Tamat.
Cerpen Karangan: Marvell, SMP Tarakanita 1 Instagram @petapa_sakti Saya Marvell salah satu siswa SMP Tarakanita 1 dan saya jomblo 🙂