Hujan membungkus pagi hari, heningnya kelas adalah suasana yang sangat nyaman bagi Anastasia Celine Winata. Ia menduduki bangku kelas 11 saat ini. Celine adalah seorang yang dikenal pendiam di kelasnya. Teman dekat Celine pun hanya Joshua dan Nike, karena Celine susah sekali diajak bersosialisasi. Dia terbuka kepada orang orang tertentu saja, hingga suatu hari hadir murid baru masuk di kelasnya.
Ketika menginjakkan kaki ke dalam kelas, murid baru itu memperkenalkan dirinya “Selamat pagi, perkenalkan saya Jeremi Nathanael Putra kalian bisa memanggil saya Jeremi. Saya berasal dari SMA Mandiri. Semoga kalian bisa berteman baik dengan saya”
Guru mempersilahkan Jeremi untuk duduk. Celine tidak peduli soal apapun, yang dia pikirkan hanya belajar dan bulutangkis. Pelajaran pun berlangsung, mata pelajaran pertama dimulai dengan matematika. Hari ini, matematika membahas tentang Statistika. Hingga sesi pertanyaan, Celine aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu
“145 cm pak” ucap Celine “Pintar kamu nak” jawab guru itu Jeremi pun penasaran dengan Celine mulai dari saat melihatnya aktif dalam pembelajaran.
Hari tidak terasa telah pukul 13.30 WIB waktunya pulang sekolah. Ketika Celine berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang, Joshua dan Nike memanggilnya dengan teriak “LINNNN” teriak mereka Celine menghadap belakang dan bingung “Ada apa?” jawab Celine “Kamu mau latihan bulutangkis kan? Kami ingin ikut denganmu” jawab Joshua “Kami berdua bosan di rumah, besok kan juga libur” ucap Nike Celine pun tersenyum karena senang ada yang menemaninya saat latihan “Baiklah, ayoo” jawab Celine dengan senyum “HAH KAMU SENYUM?” ucap Joshua dan Nike dengan kaget “Kalian seperti tidak pernah melihat orang tersenyum saja” ucap Celine “Iya juga” jawab Joshua
Perjalanan dengan mobil di tengah hujan deras, seiring bernyanyi-nyanyi di mobil mereka pun sampai di club tempat Celine latihan. Celine meminta Nike untuk menemaninya ganti baju. Dan, ketika keluar toilet Nike kaget dan memanggil Celine untuk keluar
“LINN!!!” teriak Nike “Apa?” jawab Celine “Lihatttt, ada Jeremi” ucap Nike “Jeremi? siapa dia?” jawab Celine “Astagaa, kamu ngapain aja di kelas? dia murid baru tadi lohhh” ucap Nike “Ohh, yaudah biarkan saja lah” jawab Celine dengan tidak peduli
Jeremi melihat ke arah mereka dan melambaikan tangan. Karena Celine tidak tertarik berteman, tidak heran lagi ia membalas dengan muka datarnya dan mengambil raketnya di tas. Jeremi hanya tersenyum ketika dibalas dengan muka datar itu.
Karena Jeremi penasaran dengan Celine, Jeremi memanggilnya dan mendekatinya “Hai” ucap Jeremi “Ya? ada apa?” jawab Celine “Kamu cuek sekali, kenalin aku Jeremi panggil aku Jerry aja” ucap Jeremi “Oh, aku Celine” jawabnya “Kamu latihan disini juga ternyata. Aku murid pindahan, mohon bantuannya” ucap Jeremi dengan senyum “Ya baik” jawab Celine
Pelatihan dimulai, Celine sangat bahagia karena hari ini persiapan untuk kejuaraan Kota di Jogja besok. Tiba tiba, pelatih berkata bahwa Jeremi juga ikut kejuaraan itu. Celine sedikit bingung karena Jeremi ikut juga. Tetapi setelah melihat permainan Jeremi, Celine tidak bingung lagi karena Jeremi sangat jago dalam bermain.
Hari pun tidak terasa sudah malam, pelatihan selesai dan semua pulang ke rumah masing-masing. Celine kembali ke rumah dengan rasa tidak sabarnya untuk besok. Hingga hari yang ditunggu-tunggu oleh Celine tiba
—
Pukul 06.00 WIB memulai perjalanan dengan pesawat, Celine menikmati pemandangannya dari langit dengan senyum bahagia sepanjang perjalanan. Sesampainya di Jogja sekitar pukul 07.00 WIB dan menuju lokasi pertandingan.
“Pagi Lin” Suara laki-laki yang tiba tiba memanggilnya sangat mendebarkan perasaan Celine. Celine milhat belakang karena ingin tahu siapa orang itu “Ohh Jerry, pagi juga” jawabnya dengan senyum “Wihh tumben senyum nih, aku ganteng ya?” jawab Jeremi “Apa sih kamu, jangan kepedean deh” ucap Celine “Hahaha, semangat untuk lomba nanti ya” ucap Jeremi “Iya kamu juga semangat” jawab Celine
Saat yang ditunggu-tunggu tiba, mereka memulai pertandingan dengan jalur sendiri-sendiri. Melewati segala tantangan, dengan lawan yang berbagai sifat dan teknik bermain masing-masing. Tetapi Celine dan Jeremi tidak pantang menyerah hingga pada hari ini mereka menyelesaikan semua babak dengan mudah. Tak terasa sudah sore pukul 16.00 WIB, wasit berkata pertandingan akan dilanjutkan besok karena mereka lolos dibabak hari ini.
Hari-hari dilewati mereka berdua dan perjuangan mereka sampai hingga final. Sungguh mengejutkan, pertandingan Celine terhenti disini. Celine menangis karena ia merasa kurang berlatih dan berfikir bahwa dia pasti bisa. Ia kecewa, hanya tangis yang membanjiri perasaannya saat ini. Berbeda dengan Celine yang juara 2, Jeremi mendapati Juara pertama di Kejuaraan Kota tahun ini. Pelatih mereka sudah berkata hasil tidak penting, karena yang penting adalah usaha. Tetapi Celine tetap merasa sedih dan kecewa atas kekalahannya di final.
Selesainya semua pertandingan, Jeremi melihat Celine yang terus menangis “Hei, jangan menangis. Ingat kata coach kalau hasil itu tidak sepenting usaha” ucap Jeremi sambil mengelus kepala Celine “Ya? Kamu juara 1, datang datang sok sokan menghibur” jawab Celine dengan emosi “Apakah dengan kamu nangis dan emosi bisa membuatmu juara 1?” “Yang kamu harus lakukan saat ini dan kedepannya hanya latihan lebih keras lagi” ucap Jeremi Celine semakin nangis mendengar perkataan Jeremi, Celine meminta maaf kepada Jeremi karena perkataannya tadi itu. Jeremi memeluk Celine dengan lembut.
Tak lama perasaan Celine mulai tenang meski ia masih kecewa. Pelatih mengajak mereka pulang ke Jakarta dan kembali pulang di pesawat. Selama perjalanan, perasaan bersalah masih terus muncul di hati Celine. Tetapi tiba tiba Celine teringat ketika Jeremi memeluknya. “Duh perasaan apa ini? Kenapa aku nyaman saat dengannya?” gumam Celine “Siapa?” Jawab Jeremi yang duduk disebelahnya Celine kaget dan malu, karena Celine mengira bahwa Jeremi sudah tidur “Engga kok hehe” jawab Celine “Ga yakin nihh” jawab Jeremi dengan sedikit tertawa “IHHHH udahh diemm” ucap Celine “Iya iyaa, kamu bisa diajak bercanda juga ya kalo udah kenal” ucap Jeremi “Iya juga, aku ga biasanya gini sih” balas Celine
Tiba tiba Celine tertidur, Jeremi memandangnya sambil tersenyum
Pukul 21.00 WIB tiba mereka di Jakarta. Celine pulang ke rumahnya dan menangis lagi didepan papa kedua oreangtuanya. “Maafin aku belum bisa kasih yang terbaik ma, pa” ucapnya sambil nangis “Papa dan Mama tetap bangga sayang” “Kamu sudah berusaha, kamu udah bikin papa mama bangga karena itu” Perkataan mama barusan membuat pikiran Celine sedikit tenang “Celine.. Kamu udah yang terbaik bagi kami” “Kamu putri kecil yang papa mama sayang” ucap sang Ayah
Setelah lumayan lama menangis, tertidurlah Celine di pundak sang ibu. Sang Ayah pun menggendong putrinya ke kamar dan mencium kening putrinya “Selamat tidur sayang” ucap sang ayah
—
Hari baru pun berlanjut kembali, Celine kembali ke sekolah. Tiba tiba ada seseorang yang tidak suka pada Celine “Hei murid sok pendiam” Suara itu terdengar oleh Celine dari belakang. Celine menghadap belakang dan pertengkaran terjadi. Celine bertengkar kepada siswa lain karena emosi Celine kembali datang. Siswa itu mengejek-ngejek Celine karena Celine kalah di pertandingan final kemarin dan juga dikarenakan adik Celine meninggal 1 tahun yang lalu. Maka dari itulah Celine emosi sembari air mata turun, Celine mendorong siswa itu sampai terjatuh. Siswa ini luka, sekolah meminta Celine untuk meminta maaf tetapi Celine tidak mau.
Celine rindu kepada seseorang, ia ingin seseorang itu menemaninya saat ini. Tangisan lagi membanjiri hati Celine di pagi hari. Hingga tiba tiba suara laki laki terdengar di telinga “Kamu nangis lagi? cengeng ih” Suara yang lembut, menenangkan perasaan Celine secara langsung setelah mendengar kalimat itu. Jeremi yang tiba tiba datang, Celine pun langsung berbalik badan dan langsung berlari menuju Jeremi “JERRYYYYY” teriak Celine sambil menangis dan memeluk Jeremi “Jangan menangis lagi, mending kamu senyum kan makin manis” ucap Jeremi “Aku benci dia, aku ga mau sekolah, aku mau pulang saja” ucap Celine “Jangan, masalah tidak akan selesai jika kamu hanya menghindari masalah itu. Kamu harus menghadapinya mau sesulit apapun itu” balas Jeremi sambil mengelus kepala Celine Kalimat yang ajaib lagi bagi Celine, sehingga ia tiba tiba tenang dan kembali tersenyum. Mereka berdua kembali ke kelas dan melanjutkan pembelajaran hingga pulang sekolah.
Celine sampai di rumah, sesak di dada yang Celine rasakan dengan tiba tiba. Celine teriak memanggil kedua orangtuanya dan segera dibawa ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Celine segera didiagnosa oleh dokter. Sungguh menyakitkan, Celine terkena serangan jantung. Dokter berkata bahwa faktor Celine terkena serangan jantung kemungkinan karena banyak pikiran, dan juga kurang tidur. Celine dirawat di ruang ICU selama 3 hari dan dirawat di ruang biasa selama 5 hari. Bukannya semakin membaik, justru keadaan Celine semakin menurunn. Seiring berjalannya waktu, tak terasa sudah sebulan
Kerinduan Celine terhadap sekolah membuatnya ingin kembali bersekolah. Hingga saatnya tiba di sekolah, semua murid perempuan di kelasnya memeluknya dengan erat dan menangis karena mendengar penyakit yang didapatkan oleh Celine sebulan yang lalu. Seperti biasa, pelajaran mulai. Dan waktunya jam istirahat, Celine tiba-tiba merasakan pelukkan hangat seseorang dari belakang.
“Hei, kamu kemana saja?” ucap Jeremi “Ke hatimu” jawabnya sambil tersenyum “Aku rindu melihat senyummu Lin” jawab Jeremi Celine hanya terdiam sambil tersenyum, karena Celine meminta teman temannya untuk tidak memberitahu Jeremi soal penyakit yang didapatkan Celine.
“Kamu bener ga kenapa-napa kan?” “Atau kamu masih terbawa soal pertengkaran waktu itu?’ ucap Jeremi “Aku tidak apa apa Jer” balas Celine Jeremi heran dan bingung. Bel kelas berbunyi, semua murid kembali ke kelas dan melanjutkan pembelajaran hingga tiba pulang sekolah.
Celine sampai di rumah dan membuka pintu perlahan sambil memanggil kedua orangtuanya dengan suara lembut. “Ma, pa aku pamit ya” ucap Celine “Kamu mau kemana sayang?” ucap sang ibu “Papa tolong jaga mama ya, Celine udah tidak bisa menemani kalian lagi” ucap Celine “Kamu berbicara apa? apa maksudmu?” balas sang Ayah “maaf belum bisa menjadi anak yang baik selama aku ada” “maaf belum bisa menjadi anak yang berhasil mewujudkan mimpi papa dan mama” “Celine juga ingin menitipkan 1 surat untuk seseorang ya ma? namanya Jeremi” “Nanti tolong mama berikan padanya jika mama atau papa bertemu dengannya” Ucap Celine dengan air mata
Tak sangka-sangka, Celine menghembuskan nafas terakhirnya di pelukkan kedua orangtuanya. Orangtuanya pun menangis terbirit-birit
“Terima kasih atas semua kasih sayangmu Celine” “Kamu sudah yang terbaik bagi kami” “Selamat bertemu dengan adikmu lagi Celine sayang” Kalimat itu diucapkan kedua orangtuanya dengan tangis yang membanjiri suasana.
Hari berlanjut besok dengan pemakaman Hari yang ramai di rumah, semua kaget dan menangis di depan peti Celine. Suara tangisan menyelimuti kediaman Celine. Seorang murid SMA kelas 11 meninggal dunia karena mendapatkan penyakit keras. Jeremi pun datang bersama Nike dan Joshua. Jeremi teriak bingung dengan apa yang terjadi pada Celine, Nike dan Joshua menceritakan semuanya. Jeremi menangis, dan tidak berkata apa apa.
Mama Celine menghampiri Jeremi “Apakah kamu yang bernama Jeremi?” ucap Mama Celine “Iya benar tante, ada apa?” jawab Jeremi “Sebelum Celine meninggal, dia menitipkan surat untukmu nak” ucap Mama Celine Jeremi menerima surat itu dan mengucapkan terima kasih.
Pukul !0.00 WIB waktunya pemakaman, semua berdoa sambil meneteskan air mata.
Pemakaman pun selesai, semua orang kembali ke rumahnya masing-masing Sesampainya di rumah, Jeremi ke kamarnya dan membaca surat yang diberikan oleh mama Celine
To: Jerry From: Anak cengeng Hai Jerryyyy, pasti kamu baca ini ketika aku udah ga ada ya? Maaf ya hehe Aku cuman mau bilang Kenapa ya aku nyaman saat aku berada didekatmu? Aku selalu merasa tenang jika aku bersamamu. Haha iya, aku suka sama kamu Jerry. Kamu orang pertama yang membuatku seperti ini. Semangat melanjutkan pelatihan bulutangkis yaa. Semoga kamu bahagia terus kedepannya Maaf aku ngerepotin kamu terus, tetapi aku minta tolong pantau papa mamanya? aku tidak ingin orangtuaku kenapa-napa. Maaf aku tidak memberitahumu soal apa yang terjadi padaku. Terima kasih sudah datang kedalam hidupku, kamu mengajariku untuk lebih mengerti perasaan seseorang. Terima kasih karena udah selalu ada untukku, maaf belum bisa membalas semua kebaikanmu. Terima kasih sudah membuat hari-hariku indah
Love you forever and ever Jerry!
Cerpen Karangan: Cicilia Putri Setiyawati Instagram: @ciciliaaaps Cicilia adalah penulis amatir yang saat ini berusia 15 tahun