Pagi ini adalah pagi yang cerah, burung bernyanyi dengan riang, dan daun melambai-lambai. Tetapi menurut Jessie pagi ini adalah pagi yang gelap, burung yang tak henti-hentinya menyoraki dia, serta daun yang melambai-lambai seolah-olah menyuruh ia pergi. Mengapa? Mengapa hanya ia yang merasa terpuruk? Mengapa hanya ia yang merasakan kegelapan dunia?
Jessie adalah anak yang rajin belajar dan rajin datang ke sekolah untuk menimba ilmu. Tetapi, hari ini ia tidak ingin masuk sekolah. Dari kemarin ia tidak bisa fokus belajar, hanya ada dua kata di benaknya. Mengapa aku? Pertanyaan ini terus terulang di benak pikiran Jessie. Akibat pertanyaan ini konsentrasi Jessie terpecah, ia tidak bisa konsentrasi lagi saat belajar.
“Kamu kenapa, Nak?” Tanya ibunya “Kok dari kemarin kamu gak fokus belajar? Lagi mikirin cowok ya??” “Enggak kok Bu aku lagi gak mikirin cowok” Balas Jessie “Terus kamu kenapa, Nak?” Tanya ibunya khawatir “Uh… aku gak papa kok, Bu” Jawab Jessie “Yakin?” Tanya ibunya memastikan “Yakin, Bu” Jawab Jessie Ibunya pun pergi meninggalkan kamar Jessie dengan penuh kecurigaan.
Keesokan harinya, meskipun pertanyaan itu masih berputar di benak Jessie, ia ingin masuk sekolah. Tetapi bukan karena takut ketinggalan pelajaran, karena ia takut ibunya khawatir akan kondisinya.
Sesampainya di sekolah, ia bertemu dengan kedua sahabatnya. “Eh Jessie dari mana aja?” Tanya salah satu sahabatnya “Huh?” Tanya Jessie sambil memiringkan kepalanya bingung. “Ih kamu nanya gak jelas banget sih, Rebecca tadi nanya kamu kok kemarin gak masuk?” Ucap Adeline memarahi Rebecca atas pertanyaannya yang tidak jelas dan bertanya pertanyaan yang ingin disampaikan Rebecca. “Oh kemarin aku sakit” Ucap Jessie santai “Kamu sakit? Kenapa? Batuk? Pilek? Flu? Atau jangan jangan kamu kena tipes?” Tanya Rebecca “Becca satu satu dong nanyanya kayak orang di interogasi aja” Ucap Adeline bercanda “Aku gak papa kok, cuma flu aja” Jawab Jessie “Oh aku pikir kenapa” Ucap Rebecca Jessie dan Adeline tertawa melihat perilaku sahabatnya “Ih kok kalian ketawa sih? Emang aku salah apa?” Tanya Rebecca Rebecca bertanya tanya sedangkan Jessie dan Adeline tetap tertawa melihat perilaku Rebecca. “Ih seriusan kenapa sih?” Tanya Rebecca “Gak papa kok, tadi ada tupai terbang” Jawab Adeline “Ohhh, huh tupai terbang, emang tupai bisa terbang??” “Masuk aja yuk dari pada nanti kita telat” “Ayuk” Kata Jessie “Ya udah deh ayuk dari pada aku telat cuma gara-gara tupai terbang khayalan kalian” Ucap Rebecca.
Sesampainya di kelas Jessie lagi-lagi memikirkan pertanyaan itu. Memang iya, sesaat Jessie tidak memikirkan pertanyaan itu selama ia bersama sahabatnya. Tetapi karena pertanyaan itu datang kembali ke benak pikiran Jessie, ia tidak bisa berkonsentrasi lagi.
Satu Bulan Kemudian Pertanyaan itu masih berada di benak Jessie sampai suatu hari di jam pelajaran ketiga, Jessie dipanggil oleh guru BK. Karena ia dipanggil guru BK, tiba-tiba banyak pertanyaan yang masuk di benak Jessie. Apa salahku? Apakah aku melanggar peraturan? Apakah aku mau di drop out sekolah? Dan masih ada banyak pertanyaan yang masuk di benak Jessie.
“Halo Jessie” Ucap Bu Selena ramah “Uhh… halo bu” Jawab Jessie “Maaf bu tapi kenapa saya dipanggil ya? Apakah saya punya salah?” Lanjut Jessie berusaha tenang “Jess, kamu gak perlu khawatir, kamu gak ada salah, ibu hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan” Ucap Bu Selena santai Seketika pertanyaan-pertanyaan yang berada di benak Jessie menghilang.
“Ohh, ada apa bu?” Tanya Jessie “Ibu dapat komplain dari guru-guru kalau selama satu bulan ini nilai kamu menurun drastis” Ucap Bu Selena “Ibu cuma nanya apakah kamu punya masalah yang mengganggu benak pikiranmu?” “Oh, enggak bu gak ada apa-apa kok” Jawab Jessie bohong “Jess, ibu itu udah jadi guru BK lamaaa banget, jadi ibu tau kalau kamu tadi berbohong, tenang ibu gak gigit kok” Ucap Bu Selena berusaha membuat Jessie santai sambil tertawa.
“Sebenarnya aku ada satu pertanyaan yang dari lama mengganggu benakku” “Apa itu Jess?” Tanya Bu Selena “Mengapa aku?” Jawab Jessie “Pertanyaan itu terus berada di benak pikiranku” Ucap Jessie Setelah sekian lama akhirnya Jessie berani untuk lebih terbuka.
“Pertanyaan itu terus mengganggumu?” Tanya Bu Selena dan Jessie mengangguk pelan. “Ibu juga pernah memiliki pertanyaan itu, pertanyaan itu disebabkan oleh stress yang berlebihan dan rasa kurang puas terhadap diri sendiri” “Kamu mau tau apa yang ibu pelajari?” Jessie mengangguk lagi.
“Hidup itu seperti roda yang berputar terkadang diatas dan terkadang dibawah tidak semua yang kita inginkan terjadi. Terkadang kita sukses, seperti roda yang di bagian atas, tetapi terkadang hal yang tidak kita inginkan juga akan terjadi, seperti roda yang berada di bagian bawah. Setiap ada pintu yang tertutup, terkadang kita hanya melihat pintu yang tertutup itu, tetapi jika kita melihat sekeliling kita, pasti kita akan menemukan pintu yang terbuka yang pastinya lebih baik untuk kita” Lanjut Bu Selena.
“Apakah kamu mengerti sekarang?” Tanya Bu Selena “Iya bu, terima kasih banyak” Jawab Jessie “Dengan senang hati jawab Bu Selena. Lalu Jessie keluar dengan hati yang ceria, seperti beban terberatnya telah hilang. Jessie terus memegang erat perkataan Bu Selena. Dan melanjutkan aktivitasnya dengan ceria.
Jessie memiliki pesan kepada orang hebat yang sedang membaca cerpen ini. Hidup itu seperti roda yang berputar. Kadang diatas dan kadang dibawah. Kita tidak bisa hidupnya datar datar saja seperti penggaris. Tidak semua orang yang dalam kesulitan akan selalu dalam kesulitan. Dan tidak semua orang yang sukses sekarang akan terus sukses di kedepannya. Memang terkadang ada banyak hal hal yang tidak kita inginkan datang ke hidup kita. Bukan berarti kita harus menyerah. Seperti kata Bu Selena setiap ada pintu yang tertutup janganlah hanya meratapi pintu yang tertutup tersebut. Lihatlah sekeliling dan cari lah pintu yang terbuka itu. Karena terkadang saking sakitnya kita meratapi pintu yang tertutup tersebut, kita tidak sadar bahwa Tuhan telah memberikan kita pintu yang terbuka yang jauh lebih baik dari pada pintu yang tertutup tersebut.
Memang terkadang kita berfikir hanya diri kita yang memahami hal yang kita alami, tidak ada orang lain yang mengalami hal yang kita alami. Tetapi sebenarnya banyak orang yang pernah mengalami hal yang kita alami, bahkan ada yang pernah mengalami hal yang lebih parah dari orang kita. Seperti orang sukses mereka tidak selalu menjadi orang sukses, mereka tidak selalu berada di atas. Mereka juga pernah mengalami hal tergelap dalam hidupnya, tetapi dengan hati yang kuat mereka terus berjuang dan mereka bisa menjadi orang yang sukses. Perjuangan bukanlah hal sia sia yang hanya membuang waktu kita. Perjuanganlah yang akan membawa kita ke atas. Ya itulah kehidupan. Dan setiap manusia memiliki takdirnya masing-masing.
Cerpen Karangan: Tiara Theodora Hadinata, Siswi SMP Tarakanita 1