Pagi begitu cerah, tak terasa jam dinding menunjukkan pukul 06.30. Aku bergegas menaiki motor bututku sambil melihat jarum jam yang terus berjalan. “Huuffff, upacara lagi,” gumamku dalam hati. Tanpa menghiraukan sapaan tetangga, aku langsung tancap gas ke sekolah.
Dengan tipisnya kabut, aku melewati jalan dengan perasaan yang tidak menentu. Sesampainya di tempat parkir, aku bergegas masuk ke sekolah. Aku melihat petugas upacara dengan baju putih yang sedang bersiap siap untuk pelaksanaan upacara.
Upacara dimulai, dengan panasnya pancaran sinar matahari, membuatku merasa gerah. Dengan amanat guru yang sangat panjang, membuatku yakin bahwa aku akan pingsan. Upacara telah selesai dilaksanakan, seluruh siswa meninggalkan lapangan, tak terasa bel jam pertama telah berbunyi dan pelajaranpun dimulai.
Di tengah pelajaran yang membosankan, aku mengalihkan pandanganku keluar jendela. Seorang anak perempuan yang cantik mencuri pandanganku. Seketika aku terdiam sambil terus menatap ke arah perempuan itu. “Hayooo, ngeliat apa tuu?” tanya salah satu temanku yang tak sengaja melihatku dari tadi. “anu, cuaca di luar cerah” jawab bohongku sambil terbata-bata.
Sepanjang jam pelajaran aku terus memikirkan wajah, mata, dan senyumnya (dengan memukul kepala, aku sambil bergumam “fokus fokus fokus!”. Tak terasa bel istirahat berbunyi, aku pergi ke kantin dengan harapan dapat bertemu dengan dia lagi. Akan tetapi, dengan ramainya suasana kantin, aku kesulitan mencari dia. Setelah membeli beberapa makanan, aku kembali ke kelasku. Sambil makan, aku terus memikirkan dia. “Siapa sebenarnya dia?, dan perasaan apakah ini?” gumamku dalam hati.
Bel pulang berbunyi, sambil terus memikirkan dia aku berjalan menuju tempat parkir. Aku iseng menoleh ke arah sekolah, dan tak kusangka, aku melihat perempuan yang kulihat sewaktu pelajaran tadi. Seketika Aku terdiam dan pandanganku tertuju kepadanya. Dia begitu cantik, manis, dan sangat lucu. Hingga dia menoleh ke arahku, seketika itu aku membuang muka dan tersipu malu. Aku tak bisa berhenti untuk memikirkan dia.
Sesampainya di rumah, dengan melepas penatku aku mengganti baju dan hendak rebahan. Sambil rebahan, aku membuka gadgetku. Aku mendapat pesan dari seseorang “kenapa kamu melihatku seperti itu?”. Ternyata pesan dia, cewek yang kusuka. Sewaktu aku membuang muka, dia curiga. Dia meminta nomorku ke temannya. Keberuntungan berpihak padaku, aku mendapatkan nomor cewek itu tanpa meminta secara langsung.
Hari demi hari kulewati bersama dia. Walau hanya di gadget, aku sangat dekat dengannya. Tiada hari tanpa pesan darinya. Mulai dari hal yang penting, hingga hal yang tidak masuk akal, itulah isi chat kita setiap hari. Akan tetapi, di sekolah kami seperti orang asing. Kami hanya saling menatap dan malu untuk memulai obrolan.
Beberapa hari telah berlalu, aku merasa sesuatu yang berbeda pada diriku. Nilaiku yang menurun membuat orangtuaku merasa kecewa. Sedih kurasakan saat memikirkan hal tersebut. Aku terus mencari tahu apa yang membuatku menjadi seperti ini. Kubuka gadgetku, aku melihat pesan dari dia “Maaf, kita asing dulu ya, aku ngerasa kita terlalu dekat, aku jadi gak bisa fokus belajar, terima kasih untuk semuanya ya. good bye, semoga hari-harimu indah”. Tanpa membalas, langsung kututup gadgetku.
Kusadari, ternyata semua disebabkan oleh perasaan ini. Sejak hari itu, aku dan dia seperti orang asing. Seperti saling tidak pernah mengenal satu sama lain. Hari hari yang biasanya diisi dengan pesan dari dia, sekarang menghilang. Sejak kejadian itu, aku berjanji tidak melakukan hal tersebut lagi. Sekarang, aku fokus untuk belajar ingin mewujudkan impian orangtuaku.
Cerpen Karangan: Alief, SMPN 1 Puri Blog / Facebook: Muhammad Rizky