Hai kenalin aku Aina, aku duduk di bangku kelas 3 smp. Aku ingin bercerita tentang seseorang yang kutemui di kelas 2 smp, sebut saja dia Erland. Nama yang cukup indah, begitupun dengan orangnya. Dia orang yang sangat humoris, periang yang membuatku menyukai sikapnya. Awal aku melihat dia saat pelajaran agama, waktu itu aku dengan teman temanku sekaligus dia pergi ke musholla untuk mengikuti pelajaran agama, kita diberi tugas oleh guru untuk menghafal dan maju satu persatu kedepan. Aku tidak merasa bahwa Erland melihatiku dengan tatapan sendunya.
“Aina, itu Erland liatin kamu” aku langsung menoleh ke sumber suara itu, ternyata suara itu berasal dari teman teman ku , “oh ya? Biarin, dia kan punya mata jadi bisa melihat kemana pun sesuka dia” jawabku. Kemudian, guruku menyebutkan namaku untuk maju kedepan menghafal tugas yang sudah beliau berikan, aku maju dengan baik dan lancar. Aku melihat sekilas ke arah Erland, dia memberikanku acungan jempol tak lupa dengan senyumannya “senyumnya sangat manis, dia juga terlihat lucu” itu yang terlintas di benakku.
Bel pulang sekolah berbunyi disertai hujan yang awalnya rintik rintik lama kelamaan menjadi semakin lebat, aku terpaksa harus meneduh di sekolah hingga hujan reda.
“hai, kok belum pulang?” aku mengenal suara itu, Erland.. ya benar itu suara Erland “belum, lagi hujan nanti dulu nunggu terang” aku pun menjawab pertanyaan Erland tadi tetapi aku tidak memandanginya aku tetap terfokus ke arah hujan yang tak kunjung mereda “kalo pulang hati hati ya, aku pulang dulu” sekali lagi Erland berucap kepadaku “kok dia pulang? Bukannya masih hujan, ga takut sakit apa ya?” pikiranku tiba tiba khawatir kepadanya namun semua itu kutepis begitu saja, aku hanya mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata
Hujan mulai reda, aku melangkahkan kakiku menuju gerbang sekolah terlihat ada ayahku yang menjemputku menggunakan mobil “ayah, hujannya lebat banget tadi, jadi aku di musholla sekolah untuk meneduh dulu” aku mengadu kepada beliau “iya, udah yuk masuk ke mobil, kita pulang” aku segera memasuki mobil dan menutup pintu mobil
Sesampainya di rumah aku mengganti pakaian ku dan melihat ponselku, terlihat ada pesan dari Erland. Kupikir pesan itu tidak penting dan akhirnya kuhiraukan begitu saja. Aku lebih memilih untuk membersihkan kamar tidurku dan beranjak tidur, karena hari ini cukup melelahkan bagiku
Malam tiba, aku membuka pesan dari Erland yang dia kirim tadi siang kepadaku “Aina, tadi pulangnya aman kan?” ntah mengapa aku tersenyum melihat pesan itu, pesan yang manis bagiku. “iya Erland, Alhamdulillah aman” aku baru mengirimkan balasanku seusai siang berlalu
Aku terus menerima pesan dari Erland dan kujawabi dengan baik, semenjak itu aku mulai dekat dengan Erland sampai aku mendengar banyak sekali berita miring yang tak enak masuk di telingaku namun semua itu kubiarkan dan tidak kuhiraukan
Kini kami mulai menginjakkan kaki di kelas 9 ya tentu saja aku dan Erland berbeda kelas, aku sering sekali berpapasan dengan Erland saat jam istirahat tiba. Erland tetap menyapaku seperti dulu, dia begitu menghiburku ketika seharian lelah dengan semua tugasku. Sifatnya yang humoris dan periang membuatku semakin terhibur bila di dekat dia.
Saat aku memasuki kelas 9 aku mengenal seseorang dia sangat manis dan pendiam berbeda jauh dengan Erland, sebut saja Sean. Aku beberapa kali berusaha mendekati Sean tetapi dia tidak menghiraukanku, sampai pada akhirnya suatu hari aku mendengar bahwa Sean dekat dengan temanku sendiri, aku memutuskan untuk tidak menghubunginya dan tidak akan membahas lagi apapun itu hal mengenai Sean.
Saat di masa masa itu, Erland menyuruhku bercerita kepadanya. Aku menceritakan satu persatu masalah yang lagi kuhadapi, dia begitu menanggapi dengan baik. Dia sama sekali tidak pernah menyepelekanku, aku sangat beruntung bertemu dengan Erland. Dia beberapa kali memberikanku sebuah motivasi agar lebih semangat bersekolah, dia juga sering melewati depan kelasku bersama teman temannya dan tak pernah lupa dengan senyuman sekaligus lambaian tangannya. Itu hal lucu bagiku, aku tidak lagi memikirkan lagi masalah mengenai Sean.
Hari mulai siang, menunjukkan jam sholat mulai tiba. Aku dan temanku segera mengambil mukenah dan berwudhu untuk melakukan sholat berjamaah di sekolah, seusai sholat aku melihat Erland yang terbaring lemas di UKS kuhampiri dia dan aku bertanya “loh Erland, kamu sakit apa? Butuh apa? Biar kubantu” dia hanya menggelengkan kepalanya sembari menjawab pertanyaanku “aku tadi jatuh, sehabis bermain dengan teman temanku” memang, aku melihat luka di kakinya. Aku segera mengambil betadine dan mengobati luka Erland.
Bel pelajaran tiba.. Aku berpamitan kepada Erland untuk memasuki kelas, sebenarnya aku khawatir bila meninggalkan Erland sendirian, fisiknya yang masih lemah membuatku ragu meninggalkan Erland. Walaupun begitu, aku juga tidak ingin pelajaran di kelas tertinggal, aku meminta izin kepada Erland. Syukurlah dia memberikanku izin untuk memasuki kelas
Sehabis kelas usai, sebelum pulang aku segera ke UKS untuk melihat kondisi Erland, terlihat tubuh yang terbaring lemas itu. Aku mendekati Erland perlahan lahan
“Erland, pulang yuk. Udah bel pulang” ajak ku “kakiku masih sakit, gimana ini” dia berbicara kepadaku sambil memegang kakinya, aku membantu Erland untuk berdiri dan membantu ia berjalan.
Waktu yang begitu cepat berlalu, pagi pun tiba. aku mulai bersiap untuk pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah, aku duduk di bangkuku dan termenung, suasana sejuk pagi hari membuatku termenung cukup lama. “heh ga boleh ngelamun” ucap salah satu temanku, aku tersadar dari termenungku dan memutuskan untuk pergi ke kamar mandi, sebelum ke kamar mandi aku melewati depan kelas erland, terlihat cukup ramai namun aku tidak melihat Erland. “Dimana Erland?” ucapku sembari bertanya kepada teman Erland, namun temannya menjawab pertanyaanku hanya menggelengkan kepalanya dan mengangkat bahunya. Ah, tidak penting aku tidak mendapatkan informasi apapun dari teman Erland, aku meninggalkan teman Erland dan beranjak ke kamar mandi. Sehabis dari kamar mandi aku menuju kelas dan mempersiapkan semua alat tulisku untuk mengikuti kelas pagi ini.
Saat istirahat pun aku tidak melihat Erland, oh mungkin dia izin tidak mengikuti pelajaran sekolah hari ini. Semoga dia baik baik saja dan dapat mengikuti pelajaran sekolah seperti biasanya lagi.
Berkenalan dengan Erland adalah suatu masa yang indah, hujan.. musholla.. seusai sekolah mungkin itu semua yang terpikir di otakku saat pertama kali berkenalan dengan Erland, aku tidak akan melupakan semua kebaikan Erland kepadaku, dia teman terbaikku selama ini.
“Hujan kau begitu indah, tidak terlupa kenanganmu juga indah. Semoga disuatu saat nanti kau tetap indah di alur hidupku. Hujan dan kenangan…”
Cerpen Karangan: Neilla Zaffirah Akbarini, SMPN 1 PURI Blog / Facebook: @neillaazf_