Di suatu pagi yang dingin sekitar pukul 4 subuh, aku terbangun dari tidurku yang nyenyak karena udara dingin yang menusuk kulit.
“Hrrr dingin bet dah masih jam 4 lagi, tidur bentar lagi aja,” kataku yang masih setengah sadar. “Udin… bangun cepet udah mau abis waktu subuhnya”, Ucap Ibu yang sudah bangun dari pukul 3 pagi. “Apaan sih buk masih ngantuk nih, nggak tau anaknya begadang nonton bola tapi MU kalah,” ujarku. “Salah kamu sendiri begadang, udah cepet mandi atau panci ini melayang kemukamu,” ujar Ibu yang kesal denganku. “Iya iya, orang bangun jam 3 ngapain emang?” diriku yang sambil meledek. “Oooo awas kamu ya!”
Dan akhirnya aku mandi, tapi sebelum mandi aku memulai ritual dulu. Dengan meneteskan sedikit air di tangan untuk memastikan seberapa dingin airnya.
“Buk… airnya dingin banget, ini air apa es sih?” “Es,” Jawab Ibu dengan sedikit kesal.
Setelah selesai mandi aku melaksanakan sholat shubuh dengan khusyuk, dan matahari pun terbit tetapi aku mulai mendapat efek mengantuk yang berat, dan tertidur dengan memakai seragam yang masih belum aku kaitkan kancingnya. Sekitar pukul setengah 7 aku dibangunkan ibu dengan amukan raja iblis.
“Astagfirullah, Udinnn!! tidur terus aja udah mau jam tujuh ini loh jadi apa kamu kalau besar nanti! Jadi patung!” amukan ibuku yang sudah mengeluarkan dua tanduk.
Setelah itu, aku terbangun dengan kaget dan langsung cepat-cepat memakai seragam dan berangkat ke sekolah supaya tidak dilempar panci sama ibu padahal belum sarapan. Saat sudah tiba di sekolah aku masih mengantuk dan aku ditanya oleh Jamal.
“Kamu kenapa Din kok berantakan banget kayak abis dikejar maling,” kata Jamal yang sedikit heran. “Gue dikejar Mak gue yang ngamuk dan kayak mau ngehancurin dunia,” “Loh kok bisa gitu Din awikwok banget si hahahahaha,” kata Jamal yang tertawa terbahak-bahak. “Lu gak tau aja kehidupanku di rumah, udah dulu aku mau tidur nanti bangunin pas jam masuk,” “Terserah lu aja Dinn Dinn,” Jamal yang berbohong.
Dan bel masuk pun berbunyi tapi aku masih tertidur lelap tetapi Jamal tidak membangunkanku dan malah membiarkanku tidur. Guru jam pertama pun memasuki kelas dan seluruh kelas pun menahan tawa karena mukaku pas tidur sangat jelek seperti sapi yang tidur di kasur.
Satu mapel pun berlalu dan aku masih tertidur, lalu pada mapel kedua aku dibangunkan seseorang bidadari yang ternyata adalah guru baru di sekolahku. “Hey hey Udin ayo bangun udah mau pelajaran loh!” “Hah siapa ini kok ada bidadari di sini?” “Udin Udin… kamu udah tau pelajaran gini kok masih tidur aja sih?” “Ngantuk Bu habis belajar tadi malam,” “Bohong dia Bu, tadi katanya begadang nonton bola,” “Husss dasar pembohong,” aku yang mencoba melindungi diriku.
Dan pada akhirnya aku harus mengerjakan LKS yang setebal buku sejarah. Satu jam pun berlalu, dengan menahan rasa kantuk dan pegal sampai-sampai tanganku mati rasa. Tugas tersebut juga harus dikumpulkan siang ini setelah pulang sekolah, itu benar-benar sangat membuat lelah.
Dan setelah pulang sekolah aku mengumpulkan tugas LKS yang setebal buku sejarah. Pada saat sampai di rumah, ada saja masalah yang datang. “Udin, tadi ibu dapat laporan sekolah lewat telepon jam 9 tadi, kamu tadi tidur di sekolahkan? Iya kan!? begadang!? gara-gara nonton bola!!,” ucap ibu yang sedang marah. “Aelah di sekolah dapat masalah di rumah juga dapat masalah,” ucapku yang sudah pasrah. “Dasar kamu, hidup ngeluh terus lihat itu anak tetangga udah pinter, rajin membantu orangtua, gak pemalas kayak kamu,” “Iya bu maaf, memang karena aku sendiri yang seperti ini, gara-gara begadang, pemalas, dan tidak membantu ayah ibu. Aku sendiri yang dapat imbasnya sekali lagi maaf ibu Udin janji akan berubah dan tidak akan mengulanginya lagi,” ucapku yang benar-benar menyesal. “Yaudah kalau gitu ibu maafin kamu, tapi kamu harus melakukan sesuai janji yang kamu ucapkan, jangan melanggar janji,” ucap ibu yang sudah tenang hatinya. “Iya bu, aku akan melakukannya sesuai janji yang aku ucapkan sendiri.”
Dan beberapa saat kemudian aku teringat sesuatu “Oh iya buk, tadi kalau gak salah di sini ada susu stroberi kok gak ada ya,?” aku yang heran karena susu stroberinya hilang. “Emang susunya masih ada isinya?, tadi ibu buang, soalnya ibu kira susunya sudah habis,” ibu yang bertanya karena Ia yang sudah membuang susu itu tadi pagi. “Ibu gimana sih kenapa ibu buang, itu loh masih ada isinya,” aku yang sedikit kesal. “Salah sendiri naruh susu di sembarang tempat,” ibu yang tidak ingin salah. “Udahlah buk,” aku yang tidak ingin memperpanjang urusan.
Setelah berdebat dengan ibu aku jadi agak sedikit malas dan memutuskan untuk pergi ke kamar, dan merenungi janji yang aku ucapkan kepada ibu tadi. “Gimana nih, gak yakin aku bisa ngelakuin semua janji tadi,” ucapku karena terlanjur mengatakan janji tersebut. “Dahlah mending maen PS,”
Aku yang melupakan semua janji tadi karena bermain PS, sampai-sampai lupa mandi, makan, minum, sholat dan segalanya. Hanya karena satu kejadian aku bisa lupa segalanya dan karena itu juga aku kena marah lagi sama ibu “O… gini ya yang namanya janji gak ngelakuin lagi, hebat hebat…,” “Umm ibu aku bisa jelaskan,” aku yang sudah ketahuan. Dan hal yang tidak menyenangkan terjadi lagi… Mandi, mengerjakan PR, makan, mengerjakan PR lagi, membaca buku, mengerjakan PR lagi, minum, mengerjakan teka teki silang.
“Jangan, kerjakan PR saja,” “Oh iya mengerjakan PR lagi… (kena imbasnya aku).”
Kejadian malam itu membuat tanganku sedikit kurang sehat, ya mati rasa tidak apa apa lah. Tapi Karena kejadian kemarin malam PR ku jadi bisa selesai hehe menguntungkan juga,jadi aku tidak dihukum lagi tapi guru guru juga heran biasanya aku yang sering dihukum, hari ini tidak dihukum.
“Tumben di sini sepi, biasanya Udin dihukum di luar,” guru yang sedang lewat bergumam sendiri. Guru tersebut memasuki kelas. “Sekarang jamnya siapa?” guru tersebut bertanya dalam kelas. “Jamnya Pak Slamet buk,” jawab seisi kelas. “Oo ya mana orangnya kok gak ada?” “Barusan Pak Slamet ke toilet buk,” jawabku dengan keras.
“Loh Udin biasanya kamu di luar gara-gara gak ngerjain pr tumben di dalam kelas,” tanya guru tersebut dengan agak heran melihatku yang ada di dalam kelas. “Mau berubah jadi lebih baik saya buk hehehe,” jawabku dengan penuh senyuman palsu. “Bagus kamu sekarang Udin, tapi jelas besok bakal gak ngerjain PR lagi hahaha,” gurau guru kepadaku. “Bisa aja buk hehehe,”
Setelah itu Pak Slamet datang dan guru tersebut berpamitan karena guru tersebut mau mengajar di kelas sebelah. Tapi setelah Pak Slamet memasuki kelas dia bertanya kepada seluruh anak-anak di kelas. “Tadi ngapain Bu Sri datang ke sini?” tanya Pak Slamet dengan heran. “Tadi Bu Sri tanya jamnya siapa sekarang pak,” jawab seluruh murid di kelas. “Oo iya, tapi kok tumben ke sini biasanya dia jarang ke kelas nanyain gitu,” jawab Pak Slamet dengan heran. “Bu Sri emang tanya apa aja tadi?” tanya Pak Slamet. “Ya cuma tanya jam pelajaran sama Udin pak,” jawab Jamal. “Oo yaudah kalau gitu,”
Setelah kejadian ini, aku benar-benar dapat pelajaran berharga yaitu jangan begadang hanya untuk menonton emyu atau pertandingan bola lainnya malam-malam karena bisa membuat kita terlambat bangun pagi untuk sekolah dan pembelajaran di sekolah jadi sangat terganggu akibat rasa mengantuk yang sangat berat.
Cerpen Karangan: Raditya Pratama B Blog / Facebook: raditya pratama SMPN 1 PURI