Ada dua anak kecil perempuan dan laki-laki yang berumur 4 tahun itu sedang bermain di taman dan didampingi oleh ibunya, mereka berdua bernama Ferro dan Hana bisa dipanggil Hana/Nana. Mereka berdua bersahabatan sejak kecil dan mereka berjanji kan terus bersahabat hingga tua, “Fello, kamu janji ya akan telus belsama nana?” Nana mengucapkan kata itu dengan pelat karena belum bisa bicara huruf R, “Iya Nana, Fero janji kok sama Nana” Fero pun mengelus rambut Nana.
12 tahun kemudian, mereka sudah SMA dan bersekolah di SMA 1 HARAPAN dan juga mereka berdua jadi terkenal. “Woii Nana, sini mana aja kamu ilang mulu dah?” Ferro memanggil Hana dan Hana menuju ke Ferro “Kemana aja sih ilang mulu?” “Maaf fer, tadi disuruh Alisa ngerjain tugasnya” “Hah?! Mana dia sekarang?” “Ada di kelas fer, mau ngapain kamu cari dia?”, Ferro tak menanggapi perkataan sahabatnya itu dan pergi menuju kelas diikuti oleh Hana.
Sesampai di kelas, FerRo mendapati Alisa sedang berbicara sama teman-temannyA dan mengngebrak meja “Woi, lo ngapain suruh Hana ngerjain tugas lo? Ga punya tangan lo?” Ferro emosi memuncak. “Kok Kamu belain dia sih, dia itu jelek ga kayak aku cantik”, Alisa menunjuk Hana dan memakinya. “Jaga mulut lo, dia ga tau apa-apa dan lo jadi kan dia pembantu? Sorry, dia cewe gue”, Ferro pun ke Hana dan mendekap Hana, “Jadi lo jangan gangguin Hana lagi”, Ferro menarik tangan Hanaa dengan lembut untuk pergi dari sini sedangkan Alisa kesal dan menyusun rencana untuk jadi pacarnya Ferro.
Bel pulang sekolah pun berbunyi, siswa-siswi berhamburan keluar kelas “Nana mau jalan ga?” Ferro mengajak jalan dan Hana menganggukkan kepala, di perjalan Ferro sedang menyetir sepeda motor dan sekali-kali lihat spion “Nana, kok makin cantik aja sih kan jadi sayang” Ferro tersenyum. “Napa lo tersenyum ke gue?”, Hana heran “Lo itu manis seperti gula sekali lo senyum gue yang repot” “Kok lu yang repot sih?” “Iya gue yang repot cari obat biar lo makin manis”, Ferro tersenyum tipis dan pipi Hana memerah. “Bisa aja lo fer” “Bisa lah apa yang ga bisa untuk mendapatkan cintamu”, Ferro makin menggoda Nana yang sedang menahan malu, “Ga usah malu dan baper ya, aku gini supaya mood kamu naik”
Sesampai di café The Galau, Ferro mempersilahkan Hana duduk Ferro pun duduk berhadapan dengan Hana serta memanggil pelayan di café ini, “Ada yang saya bantu?” “Aku pesan satu susu coklat dan kentang goreng” “Aku samakan aja mbak” Pelayan mengangguk dan pergi
20 menit kemudian, mereka berdua pun memutuskan pulang takut orangtuanya khawatir. Sesampai di rumahnya Hana “Makasih Fer, udah ajak aku ke café” Ferro mengangguk dan pergi ke rumahnya.
Keesokan harinya, Hana menuju ke kelasnya tapi dicegah oleh Alisa dan tiba-tiba Alisa menampar Hana, “Lo jangan dekat-dekat Ferro, lo bukan siapa-siapanya sok akrab ke pacar gue” “Gue sahabatnya wajarlah gue dekat dia”, Alisa geram dan menampar Hana tetapi dicegah oleh Ferro, “Lo jangan macam-macam ke cewek gue, singkirkan tangan najis lo” “Dan satu hal lagi jangan ganggu hidup gue lagi” Ferro pun mengajak Hana pergi dari Alisa.
Alisa pun geram dan pergi, Ferro dan Hana kini sedang di kantin. Hana terus memikirkan perkataan Alisa tiba-tiba ada salah satu murid yang memanggil Hana “Hanaa, kamu dipanggil Pak Harto di gudang”, Ferro tak mau Hana pergi sendirian tapi Hana menolak dan ia pergi ke gudang.
Sesampai di gudang, Hana terus mencari Pak Harto dan tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang dan pingsan.
Setelah beberapa menit Hana bangun dari pingsannya “Hai pelakor” sapa seseorang. “Kamu siapa ya, jangan macam-macam sama aku” “Masa ga kenal sih” jawab seseorang, “Aku Alisa, kenapa kaget?” “Kamu mau apa hah?!” ucap Hana “Gue mau Ferro, dan gue mau lo mati” Alisa tertawa licik dan menampar
Disisi lain, Ferro khawatir dengan keadaan Hanna begitupun hatinya seakaan-akan ada yang ganjal. Ferro tak tinggal diam saja, ia memutuskan ke gudang untuk memastikan keadaan Hana. Beberapa saat kemudian, Ferro sampai di gudang dan mendobrak pintu gudang.
BRAKK “Ferro” Ferro langsung menghampiri Hana yang sedang memar akibat tamparan dari Alisa. “Lo lagi? Lo apain Hana sampai memar hah? Lo belum puas menyakiti Hana, dan singkirkan tangan lo, najis tau ga” ceramah Ferro dengan emosi, sedangkan Alisa diam di tempat.
“Jawab hah? Lo apain Hana sampai memar”, emosi Ferro sudah memuncak. Alisa terus diam dan menggelengkan kepalanya dan berkata “Maaf” “Dengan kata maaf lo, bakalan nyelesaian masalah ini? Ga. Asal lo tau gue suka sama Hana, dan gue tau lo suka gue tapi cara lo yang salah. Sebelum bertindak pikirin dulu”, ucap Ferro sambil menarik tangan Hana ke luar gudang.
Sesampai di rumah Hana, Ferro mengantarkan Hana ke rumahnya “Terima kasih Ferro” dan Hana meninggalkan Ferro begitu saja tapi dicegah oleh Ferro.
“Aku mau ngomong sesuatu yang serius” “Apa itu, jangan bikin penasaran deh”, jawab Hana dengan penasaran dan Ferro mengambil sesuatu dari tas dan berkata “Will you mary me?”
“Ekhemm, ciee ada yang suka nih”, ucap Bundanya Hana yang merusak suasana “Iya nih ga nyangka, ada juga ya sahabat bisa jadi cinta”, sewot Ayahnya Hana “Ih bunda ayah mah, iya udah aku terima” “Akhirnya, cinta gue diterima”, girang Ferro
Mereka berdua bersahabat ujung-ujungnya menjadi saling suka sama lain, terkadang bisa jadi jodoh. Berawal dari saling melindungi, perhatian, saling pengertian bisa jadi saling suka lho.
Cerpen Karangan: Andien Rasti Rahmawan Blog / Facebook: xandnjyy_ Hai aku Andien Rasti Rahmawan, umurku 14 Tahun, aku sekarang duduk di kelas IX. Hobiku adalah menulis cerpen saat waktu luang.