Tegala Dwi Kurniawati Mahmud itulah nama panjang saya. Biasanya saya singkat dengan Tegala DK Mahmud. Kalau pertama kali orang mengenal saya hanya dengan nama saja, mereka mengira saya cowok, padahal saya ini cewek tulen. Ayah dan bunda saya sering protes dengan singkatan nama saya.
“kok singkatannya begitu, seharusnya TD Kurniawati Mahmud!” koreksi ayahnya Lala. “Iya, kalau pakai nama Tegala DK Mahmud, orang-orang mengira kamu itu laki-laki”, timpal bundanya Lala. “Lah bagaimana sih bundaku sayang, panggilan saya kan Lala” “Kalau pakai nama Tegala DK Mahmud, kan matching” “Tegala disingkat menjadi Lala” “saya tidak mau dipanggil wati”, jawab lala sedikit merajuk. “Duhh, anak ini tidak bisa dikasi tau”, kata bunda, sambil menepuk jidat. “Tenang saja bunda, nama Tegala DK Mahmud bisa juga disangka perempuan, karena Mahmud itu kepanjangan dari mamah muda”, jawab Lala sambil ketawa kecil. “Hehh, nama Mahmud itu nama marga kamu, sudah turun temurun dipakai dari dulu”, kata ayahnya Lala sedikit marah. “Sori ayah, Lala cuma bercanda”, balas Lala.
Tegala adalah nama yang tidak biasa, hal ini biasa ditanyakan oleh teman-teman Lala ketika pertama kali mereka berkenalan dengan Lala. Seperti Saras dan Rani, sahabat terdekat Lala.
“Nama Tegala itu apa artinya sih”, selidik Rani. “Tidak tau apa artinya”, jawab Lala sambil menggaruk kepalanya. “kayak saya nih, nama saya ada artinya loh” “Saraswati itu salah satu artinya adalah dewi ilmu pengetahuan” “Orangtua saya kan guru, jadi nama anaknya ada hubungan dengan pendidikan” “Bagus kan nama saya”, kata Saras dengan bangganya.
“Nama kamu Saraswati saja?” tanya Lala. “Iya, hanya Saraswati” “Memangnya ada apa dengan nama saya?”, jawab Saras. “Kata ayah saya, nama itu harus ada nama marganya dibelakang nama kita”, jawab Lala. “Memang harus begitu?” tanya Saras penasaran. “Yah memang harus begitu” “Jangan-jangan kamu anak pungut, karena tidak punya marga”, kata Rani sambil tertawa cekikikan. “Jangan begitu dong Ran” “Nanti saya tanya papa saya, kenapa nama saya cuma Saraswati”, kata Saras sedikit merajuk. “Saya juga harus tanya ayah saya, Tegala itu artinya apa?” timpal Lala.
Nama Tegala menjadi sebuah misteri bagi Lala. Pada akhirnya Lala bertanya kepada ayahnya, arti dari Tegala. Lala menghampiri ayahnya, yang pada sore itu sibuk mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk.
“Ayah, Lala mau bertanya tentang sesuatu hal”, tanya Lala kepada ayahnya. “Iya, tanya apa?” “Asal pertanyaannya jangan yang banyak ya” “kamu lihat kan pekerjaan ayah lagi banyak dan menumpuk” jawab ayah sambil mengetik di laptopnya.
Sambil melihat ayahnya mengetik, Lala pun bertanya “arti nama Tegala apa sih yah?” “tidak ada artinya sama sekali” “Nama Tegala itu karena kamu lahir di Tegal” “Pada saat itu ayah dan bunda lagi berada di Kota Tegal Jawa Tengah, karena ayah ditugaskan disana” “Tegal ditambah huruf ‘a’ dibelakangnya menjadi Tegala” jawab ayah Lala dengan lugas.
Jawaban dari ayahnya sedikit menuntaskan rasa penasaran dari Lala tentang arti nama Tegala. Akan tetapi Lala tidak percaya begitu saja. Pada akhirnya Lala googling di internet, tetapi yang muncul dari hasil pencarian adalah, “mungkin maksud anda adalah: Tegal” dan nama-nama orang dari india.
“Jadi Tegala itu nama yang tidak ada artinya” kata Saras. Sambil menunjuk hidung Lala, “Berarti kamu tidak ada artinya dong” Saras pun tertawa. Lala menepis tangan Saras, dan berkata “Saya kan sudah kasi tau tadi, Tegal ditambah huruf ‘a’ dibelakangnya menjadi Tegala, itu arti nama saya”. Saras dan Rani pun masih tertawa dengan penjelasan dari Lala tentang arti namanya. Sore itu Lala, Rani dan Saras beserta teman-temannya lagi menonton pertandingan basket antar SMA.
“Kalian tau gak, kalau Panca itu yang tadi barusan cetak angka, mirip dengan namamu Lala”, kata Rani. “Sama dari mana?, Tegala kan tidak ada artinya”, kata Lala penasaran “Nama kamu Tegala Dwi Kurniawati Mahmud” “Yang saya maksud nama Dwi nya” “Panca dalam bahasa Sansekerta itu artinya Lima” “Sedangkan Dwi artinya Dua”, kata Rani memberikan penjelasan. “Berarti kamu anak kedua”, timpal Saras “Saya anak tunggal” sergah Lala “Oh, mungkin orangtuamu suka saja nama Dwi” kata Rani.
Sambil berbisik, Rani berkata di telinga Saras “Ras, jangan bahas tentang nama Dwi”. “Kamu perhatikan tidak, tadi raut muka Lala berubah ketika kamu bilang begitu”. “Iya, saya juga perhatikan begitu” timpal Saras samba berbisik.
“Kalian ngomong apa sih?” tanya Lala sedikit curiga. “Oh, itu si Panca ganteng” kata Rani agak gugup.
Sorak sorai penonton dari pertandingan basket tidak mampu menghilangkan rasa penasaran Lala akan nama Dwi. Belum selesai dengan arti nama Tegala, kini muncul lagi tentang nama Dwi. Kenapa nama saya ada Dwi?, apakah saya anak tunggal atau ternyata anak kedua?, ataukah nama Dwi itu hanya karena orangtua saya menyukainya?. Pikiran-pikiran itu berkecamuk di dalam pikiran Lala.
Pada malam harinya di rumah, Lala dan kedua orangtuanya makan malam bersama. Sesuatu hal yang jarang terjadi, karena ayahnya Lala sering keluar kota untuk berdinas dan kalaupun mereka berkumpul, terkadang mereka makan di luar rumah.
“Ayah, Lala ingin bertanya?” “Kenapa ada Dwi dinama Lala” “Kata teman Lala, Dwi itu artinya dua” “Apakah saya anak kedua?” Ayah dan bundanya Lala saling berpandangan dengan gelisah, lalu ayah berkata ”oh itu, ayah dan bunda suka saja nama Dwi, sayang”. “Tidak ada maksud dari nama itu” “Iya ayah, saya tau kalau itu jawaban dari ayah” kata Lala sedih. “Bukan begitu sayang” kata bunda sambil memegang erat tangan Lala.
Sambil menghela nafas, ayah berkata “kayaknya sekarang waktu yang tepat untuk jujur kepadamu anakku sayang” “Dua tahun sebelum kamu dilahirkan, Bundamu melahirkan kakak kamu”. “kakak kamu itu lahir prematur” “Setelah 2 bulan dirawat, kakak kamu meninggal karena penyakit bawaan” “Ayah lupa penyakitnya apa”.
Sambil memandang Lala dan tersenyum lirih, Bunda berkata “Namanya kakak kamu itu Eka Kurniawan” “Dia dilahirkan di Kota Tegal” “Sekarang kamu tau kan arti nama dari Tegala Dwi Kurniawati Mahmud”
Sambil menyeka matanya yang berair, Lala berkata ”tau bunda” “Tegala itu artinya saya dan kak Eka lahir di Tegal” “Dwi itu artinya anak kedua” “Kurniawati dan Kurniawan artinya karunia dari Tuhan” “Mahmud itu artinya Mamah Muda”
Tiba-tiba Bunda tertawa terbahak-bahak, Ayah hanya mengelengkan kepalanya. Lala pun tertawa bersama bundanya.
Cerpen Karangan: Adam Tr Facebook: facebook.com/adam.tuarita