Menjelang hari raya Idul Adha harga daging sapi lokal akan diperkirakan merangkak naik. Faktor lainnya adalah populasi sapi yang menurun sedangkan permintaan untuk daging sapi memang naik tinggi. Stok dalam negeri pun kadang tidak mencukupi permintaan masyarakat, sehingga harganya melambung tinggi.
“Wah, kalau harga daging naik terus bisa-bisa pelanggan pada kabur ini pak.” Ucap Pak Sadi, tetangga sebelah Pak Yanto yang sama-sama menjual daging. “Lah, emangnya jadi naik toh harga daging sapinya?” “Waduh, bapak ini ketinggalan info.” “Hahaha iya, saya sekarang jarang baca koran. Mata udah nggak kuat pak kalau baca koran.”
Keesokannya Pak Yanto pergi ke pasar untuk menanyakan harga daging sapi di sana. “Daging 1 kg berapa pak?” “Kalau 1 kg sekarang seratus empat puluh ribu pak.” “Wah mahal sekali ya pak.” “Iya pak, sekarang harganya memang segitu.” “Ya sudah pak, makasih ya.”
Sepulangnya dari pasar, Pak Yanto kegirangan memikirkan keuntungannya jika daging sapi jualannya ludes dibeli pelanggan. Ia berencana untuk menyembelih seekor sapinya untuk dijual dan seekor sapi lainnya akan dikorbankan saat Idul Adha. Pak Yanto tak henti-hentinya membayangkan keuntungan yang akan ia dapat setelah menjual daging sapinya.
“Assalamualaikum.” ucap Pak Narji “Waalaikumussalam, ada apa Pak? Kok tiba-tiba kesini.” “Itu loh pak mau cari sapi buat Idul Adha.” “Oalah, iya pak silahkan. Sekarang harga sapi lumayan naik loh pak.” “Waduh iya ta?” “Loh iya pak. Tapi nggak apa, saya jualnya nggak terlalu mahal juga kok.” “Alhamdulillah, kalau mahal kan nanti uang saya ga cukup. Hahaha.” “Bapak ini bisa aja.”
Setelah berbincang lumayan lama, Pak Narji sudah menemukan sapi pilihannya. “Pak segini cukup nggak nih.” “Wah, iya-iya boleh” Setelah harga sudah disepakati, Pak Narji langsung membawa sapinya itu ke kandang di belakang rumahnya.
“Alhamdulillah buk, Pak Narji tadi barusan beli sapi. Dia ngasih harga yang lumayan tinggi ke bapak. Jadi nggak perlu menyembelih sapi buat jualan.” Kata Pak Yanto ke istrinya dengan nada gembira. “Alhamdulillah ya pak, ibuk ikut seneng.” “Haha iya buk, nanti langsung dibelikan ayam aja. Masak yang banyak, biar anak-anak seneng.” “Siap pak.”
Esok hari saat Pak Yanto mampir ke kandang untuk memberi makan sapinya, ia sangat terkejut melihat seekor sapinya yang terbaring lemas. Kemungkinan terserang penyakit. Ia segera memindahkan sapi-sapinya ke kandang lain agar tidak tertular penyakit sapi itu. Pak Yanto sangat gelisah, dan benar saja akhirnya sapi itu pun mati sebelum bisa disembelih. Pak Yanto sangat sedih, tapi ia sangat bersyukur, karena sapi-sapinya yang lain masih dalam keadaan sehat dan tidak tertular penyakit.
Cerpen Karangan: Hanida Hafsya Tsabita Blog / Facebook: Hanida Tsabita