Kini umurku 27 tahun, aku sudah bekerja di salah satu pabrik makanan di kotaku. di usiaku yang sudah 27 tahun ini, ibuku sangat khawatir padaku, pasalnya aku satu-satunya anak ibu yang belum memiliki pasangan. sementara kedua kakak laki-lakiku sudah menikah. bahkan adik bungsuku yang umumnya 23 sudah memiliki pasangan. bahkan berencana akan melangsungkan pernikahan dengan Riky temannya di masa sma.
Berbagai cara ibu lakukan agar aku tidak dilangkahi adikku sendiri. bahkan beliau tak segan menyuruhku untuk mengikuti sebuah acara perjodohan di salah satu stasiun televisi. seperti dua hari kemarin, tiba-tiba saja ibu kembali menyerahkan brosur yang berisikan tentang pencarian pria single untuk wanita single. lagi-lagi aku menolak, namun semakin keras aku menolak, ibu malah semakin marah padaku. bahkan saat dua minggu yang lalu tiba-tiba saja. plak! Ibu melayangkan tangan kanannya pada pipi kananku yang chabi, padahal menurutku alasan ibu menamparku sangat tak masuk akal. hanya karna aku menolak permintaannya untuk dikenalkan pada pria pilihannya, yang kutahu dari kakakku, pria itu bernama Fajar. menurut ibu Fajar adalah laki-laki yang baik dia juga sederajat dengan keluargaku, meskipun memang dia belum memiliki pekerjaan dan hanya mengurus perusahaan yang dikelola oleh ayahnya.
Saat itu dengan deraian air mata dan bibir yang masih bergetar, akibat tamparan yang ibu torehkan. kuberanikan diri untuk bertanya pada ibu. alasan mengapa ibu selalu ingin mencarikan calon suami untukku.
“Bu. mengapa engkau bersikukuh ingin mencarikan pria pendamping untukku bu, padahal kan ibu sendiri yang saat itu sangat extra melarangku untuk menjalin hubungan dengan pria manapun?” “hmm, dulu itu lain dengan sekarang, nak” “lain, lain bagaimana bu? bisa tolong jelaskan. aku tak mengerti maksud ibu apa?” “maksud ibu. Kamu itu kan anak perempuan ayah dan ibu satu-satunya. ibu hanya ngga mau kamu disakiti oleh lelaki nak”
Ya, sejak aku memasuki masa remaja. kehidupanku nggak lepas dari pantauan ibu. setiap pulang sekolah ibu selalu menyuruhku untuk langsung pulang, meskipun bukan ibu yang antar jemput aku ke sekolah, tapi ibu selalu memantau apa yang aku lakukan sepulang sekolah atau bahkan pada saat aku akan berangkat ke sekolah melalui CCTV yang disambungkan pada ponsel ibu dan juga ponselku. sempat aku ingin mematikan sambungan CCTV itu dari ponselku. namun saat pemasangan itu ibu tak memberi tahuku cara untuk mematikannya.
Parahnya kakak-kakakku serta adik bungsuku juga ngga tau cara mematikan pantauan CCTV Itu. sampai pada akhirnya aku mengetahui fakta yang sangat mengejutkan dari mba Andin kakak sepupuku. dia berkata sebenarnya ayah dan ibu itu menikah bukan dilandasi dengan cinta, melaikan dilandasi perjodohan oleh almarhum kakek yang memang bersahabat dengan opah yang tinggalnya di Bengkulu.
Sejak saat itu aku berpikir apa ini alasan ibu mengekangku, namun mengapa hal itu malah berimbas padaku, apa maksud ibu sebenarnya, apa aku akan menjadi korban Perjodohan selanjutnya. seperti ibu yang dijodohan oleh nenek pada ayah, dengan alasan kehidupan ayah yang saat itu sesuai dengan harapan kakek dan nenek. yaitu kehidupan ayah yang kaya raya karna memiliki banyak showroom di berbagai kota, bahkan di luar kota sekalipun. nenek dan kakek mengira kehidupan ibu akan bahagia saat sudah menikah dengan ayah. tapi dugaan nenek dan kakek salah. setelah menikah dengan ibu sikap ayah yang dulu lembut pada ibu berubah total setelah dua tahun menikah. akupun tak tahu apa penyebabnya, hanya yang kudengar dari suster Febri sahabat ibu sekaligus orang yang mengasuh kami saat kami masih kecil. ibu sering sekali mendapat tamparan dari ayah. bahkan ayah nggak segan mengurung ibu di kamar mandi jika ibu melakukan kesalahan.
Saat itu umurku sudah 12 tahun, di umurku yang ke 12 tahun itulah kuberanikan diri bertanya pada ibu tentang apa yang dikatakan suster Febri tempo lalu. hingga jawaban mengejutkan kudapat. ternyata ibu membenarkan apa yang suster Febri katakan tempo lalu.
Seiring berjalannya waktu. ibu yang sudah tidak tahan dengan sifat kasar ayah, akhirnya di umurku yang ke 21 tahun melayangkan gugatan cerai pada ayah. Pernah aku bertanya pada ibu. mengapa ibu baru melayangkan gugatan cerai itu sekarang, kenapa tidak dari dulu saja. namun alasan ibu sangat mengejutkan. pasalnya beliau berkata, saat itu oma dan opa masih hidup, dan ibu nggak mau membuat mereka sedih dan kecewa. jika tau ibu melayangkan gugatan cerai pada ayah.
Hmms. apa ini ya, maksud ibu berniat mencarikan pasangan hidup untukku. padahal dulu ibu sendiri yang membatasi mobilitasku. tapi kenapa harus aku. apa karna aku anak perempuan ibu satu-satunya. Jika benar begitu. aku hanya berdoa pada sang pencipta. semoga aku bisa kuat menerimanya. meski tetap akan ada konsekuensi yang harus diterima dan dihargai oleh ibu, agar aku bisa benar-benar yakin atas pilihan ibu. apalagi bila mengingat umurku yang sudah tak muda lagi.
Cerpen Karangan: Dinbel Pertiwi Facebook: Dinbellap7165[-at-]facebooks.com
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 13 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com