Duduk depan layat tv menikmati si kotak kuning memasak krabby patty, haaah enak yaa dapet duit dari apa yang kita suka.
Ibu menghampiriku dan duduk di sampingku. Dalam hatiku, kuucap “Hmm ada apa nih”
“De nanti kalo udah lulus, kerja di negeri orang ya jadi babu atau apa gitu. Seperti kakakmu, kalo saja anak pertamaku belum nikah, kamu bebas de mau kerja apa. Kamu satu-satunya harapan ibu” Ucap ibuku. Aku terdiam dengan mulut sedikit terbuka
“Mau ya de?” Ucap ibu dengan sedikit paksaan Aku masi terdiam, tapi mulutku sudah kututup
“De gimana?” Saut ibu “Engga si buu, lebih menyenangkan bagiku kerja disini bersama karya-karyaku” Ucapku, berharap ibu bisa memahami keinginanku “Yah kamu mah ga sayang ya sama ibu” Ucap ibu sambil mematikan tv “Bukan gitu buu, aku sayang sama ibu…” Ibu langsung memotong perkataanku “Sayang ndasmu” Ucap ibuku sembari melotot
“Aku paham perasaan ibu” “Nah kalo paham mau ya” Ucap ibu dengan penuh harapan “Bukan gitu buu, ibu malu kan sama tetangga yang selalu pamer harta? Bu dengan karyaku, juga bisa membangun rumah yang bagus bu” Ucapku meyakinkan ibu “Iyaa tapi lama kan, liat bapakmu gini-gini aja hidup” sambil menatap lukisan abstrak karya bapaku
“Buu kerja di luar emang menjanjikan tapi setelah itu apa?” Ucapku terheran-heran “Yahh kesana lagi lah mumpung kamu masih muda” “Ndasmu bu” “Kenapa?” Ucap ibu sembari melotot “Aku ingin hidup dari karyaku buu” “Ahh kaya gitu mah ga ada duitnya” “Emang susah buu, tapi ini menyenangkan, aku ga mau jadi zombie yang hidup saat weekend.”
“Ya sudah lah kalo kamu kekeuh. Ibu doakan yang terbaik” ucap ibu dengan sedikit kecewa “Yes” teriakku dalam hati. Jarang-jarang aku menang debat dengan ibu
Cerpen Karangan: Khaerudin Facebook: khaerudin
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 8 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com