Teruntuk yang saat ini sedang merasa bersalah aku tidak menyalahkanmu karena dalam hidup salah adalah hal yang pasti.
“Hidupku dimulai dengan langkah yang salah” Kata terakhirnya sebelum matanya menutup untuk tertidur.
Keesokan harinya loura terbangun kesiangan beruntung dia masih bisa berangkat ke sekolah karena ayahnya sudah membangunkannya dan mengantarkannya ke sekolah. Lousa namanya seorang siswa tingkat akhir di SMA, lousa saat ini hidup bersama ayahnya di sebuah rumah yang terletak pada kota yang terkenal di negaranya lousa bersyukur akan kehidupannya namun di lain sisi lousa selalu menyalahkan dirinya mengenai semua hal.
Sepulangnya lousa pergi berjalan sendirian menuju ke sebuah tempat yang dimana terdapat papan bertuliskan nama ibunya. “Halo ibu” sapanya ke sebuah papan yang bertuliskan nama ibunya. “Bodoh” Kata lousa sembari menjitak kepalanya. “maaf seharusnya aku tidak memanggilmu ibu setelah yang aku lakukan dulu” Lousa menghela nafasnya. “Maaf hari ini aku mengunjungimu tanpa membawa apa pun tapi” kata-katanya tertahan saat lousa merasakan matanya berair namun segera mengusapnya. “Kau tahu kan alasanku selalu mengunjungimu” Lousa berdecak. “Benar”.
Lousa berjalan pergi. Saat menuju perjalanan pulang lousa mengirimkan pesan kepada ayahnya bahwa lousa akan segera pulang ke rumah, beberapa saat setelah mengirimkan pesan itu kepada ayahnya lousa mengecek bahwa pesannya hanya sudah terbaca namun tidak dijawab.
Setibanya di rumah lousa segera membersihkan dirinya lalu menyiapkan makan malam untuk lousa dan ayahnya. Lousa menatap makanan yang ia masak dengan tatapan puas karena hari ke hari lousa merasa bahwa cita rasa masakannya juga meningkat selain itu lousa merasa memasak itu seperti hobi tidak membuatnya lelah justru membuat lousa senang.
Lousa duduk mulai berdoa sebelum makan malam, satu suapan sebelum masuk ke dalam mulutnya lousa mendengar mobil ayahnya telah tiba dengan segera lousa berhenti lalu menyambut ayahnya pulang. Salah satu alasan yang membuat lousa sangat sayang dan hormat kepada ayahnya adalah setiap pulang meski lelah ayahnya tidak pernah menunjukan kata lelah pada dirinya di dalam hatinya lousa tahu bahwa ayahnya juga ingin putrinya anak satu-satunya juga bersikap seperti itu bersikap bahwa semuanya akan selalu baik-baik saja meski pada aslinya kita sangat lelah. Malam itu mereka berdua makan malam dengan menu masakan yang sudah lousa masak.
“Lousa semakin hari masakanmu semakin enak” Lousa terkekah. “Iya pah aku ngikuti resep mama” “Kamu bener-bener nerapin dari buku mama yang papa kasih itu ya” Lousa mengangguk mengiyakan. “Ayah senang, kamu tahu itu adalah resep temurun-murun dari keluarga ibumu” Lousa melotot sembari mengunyah. “Benarkah, wah aku baru tahu. Pantas saja papa mau sama mama masakannya enak sih” Ayahnya mendengar itu tertawa membuat lousa juga ikut tertawa hingga tersedak ayahnya yang terkejut segera memberikannya minum lousa meminumnya, di lain sisi lousa yang sudah terbiasa dengan suasana seperti ini membuat lousa bertanya bagaimana jika ibunya masih hidup dan ikut makan malam bersama mereka makan malam masakannya lousa tapi itu tidak akan pernah mungkin lousa rasakan.
Lousa yang kini sedang terduduk di meja belajarnya menatap kembali ke buku harian yang berisikan resep seperti yang tadi ayahnya ceritakan buku itu tebal dengan halamannya yang banyak hal yang lousa suka dari buku itu adalah terdapat catatan dari orang-orang yang menerapkan resep dari buku itu salah satunya adalah nenek dan ibunya. Semakin dilihat buku itu mengeluarkan cahaya yang terang hingga membuat mata lousa merasa silau.
Entah bagaimana lousa mendapatkan dirinya berada di sebuah tempat dengan langit biru yang berawan menghiasi sedangkan daratan hanya air tanpa ada apa pun lousa mulai berjalan mencari sesuatu hingga lousa menjumpai sebuah wanita yang sedang duduk lousa menghampirinya lalu terduduk wanita itu menoleh namun lousa tidak dapat melihat dengan jelas muka wanita tersebut.
“Halo” “Akhirnya kau datang” “Datang?” “Lousa sayang kamu jangan merasa bersalah ya” lousa dapat mendengar dengan jelas suara wanita itu yang membuatnya bertanya apakah benar suara tersebut benar-benar suara mamanya?. Wanita itu tetap berbicara “mama gak marah kok, kamu juga gak salah, semua sudah terjadi, mama tahu tuhan lebih saya mama jadi mama dijemput deh” Lousa masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. “Mama senang kamu gak pernah menyerah hingga saat ini nak” Wanita tersebut mulai berdiri dari posisi duduknya lalu mulai berjalan kearah lousa melihat itu lousa terdiam tidak dapat bergerak saat wanita semakin mendekat lousa merasakan keningnya terasa hangat membuat semuanya kembali silau hingga lousa terbangun dari tidurnya karena pantulan cahaya matahari mengenai matanya lousa yang sedang tertidur.
Lousa terbangun dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Lousa mengusapkan sekitar pipinya yang terasa basah karena air mata. Mungkin kini dengan pasti perasaan bersalah itu menghilang. Langkah yang salah sudah terjadi tapi itu tidak dapat dirubah namun hanya dapat dimaafkan lalu membuat langkah yang baru langkah yang benar.
25/05/2022 Doa terbaik untuk ayah yang senantiasa selalu bertanggung jawab, mendukung, menyayangi, membahagiakan malaikat kecilnya.
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 31 Mei 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com