“Selamat Aris kamu lulus.” Kata Vino. “Selamat Aris buat kelulusan.” Kata Dira. “Terima kasih Vino Dira.” Kata Aris.
Beberapa waktu berlalu cepat, tiba pengumuman kelulusan. Aris Dira dan Vino bersama semua lulus. “Kamu kemana habis ini?” Tanya Dira. “Tidak tahu.” Jawab Aris. “Ga lanjut kuliah Aris?” Tanya Dira “Aku pikir.” Jawab Aris. “Oh kamu jaga toko kan Aris?” Tanya Dira. “Iya Dira.” Jawab Aris. Dira diam dan tersenyum melihat Aris. Aris diam dan melihat Dira tersenyum.
“Sama dong.” Kata Dira. “Oh.” Kata Aris. “Aku juga ga kuliah.” Kata Dira. “Oh.” Kata Aris. “Aku bantu orangtua aku di kampung.” Kata Dira. “Oh.” Kata Aris.
Dira anak yang cantik dan baik. Aris hanya diam saja dan terus berbicara singkat. “Kapan-kapan aku boleh kan main di toko kamu?” Tanya Dira. “Biar kamu ga sendiri aja Aris di toko.” Kata Dira. “Boleh Dira.” Jawab Aris.
Aku mungkin tidak akan kuliah karena aku pikir mungkin sebaiknya aku jaga toko membantu orangtua aku di rumah saja. Aku pikir kuliah adalah hal yang sulit buat aku mandiri dan sulit buat aku untuk belajar karena berpikir menguras otak.
Beberapa waktu berlalu aku jaga toko bukan sesuatu hal kadang membosankan, menurut aku toko adalah sesuatu hal yang banyak bisa kita lakukan, jadi aku merasa senang dan menikmati saja setiap hari di toko. Aku belajar banyak sesuatu hal tadi disana.
Aku punya karyawan di toko yang sangat membantu aku bekerja. Dia sudah lama bekerja di toko membantu orangtuaku jaga toko. Aku menghormati dia karena abang yang lebih tua dari aku. Aku selalu menghormati setiap orang yang lebih tua dari aku.
Setiap hari waktu aku ada di toko kadang menjadi jenuh dan lelah. Aku juga butuh teman yang membantu aku mengenal dan memahami diri sendiri. Dan aku punya cewek seumuran di toko yang selain membantu aku juga dia menjadi teman baik.
Aku pun punya pembantu rumah tangga juga yang membantu waktu di toko. Dia sangat baik bisa membantu rumah dan toko. Dia lebih tua daripada dua orang karyawan aku yang ada di toko. Dia kakak yang sudah lama bekerja bersama aku.
Aku lahir dan hidup sehat seperti orang lainnya. Pada masa kecil aku takut minum obat dokter. Aku punya fisik yang lemah dari teman-teman lain. Bila mereka suka melakukan olahraga aku kebalikan mereka. Salah satu pelajaran olahraga yang aku tidak suka lari.
Pada suatu hari ketika kami disuruh berlari keliling halaman sekolah. Aku merasa lelah dan sakit teman-teman yang melihat membantu aku. Aku terduduk berusaha melawan sakit sambil minum air dan beristirahat. Di dalam hidup aku tidak pernah melebihkan sesuatu buat kehidupan.
Selama aku sekolah setiap upacara bendera yang aku ikut tidak pernah sakit. Aku selalu bisa berdiri mengikuti upacara bendera berlangsung dari awal hingga akhir. Aku bersyukur hal itu aku bisa mengikuti jalan upacara bendera bersama guru dan teman-teman di sekolah.
Aku punya penyakit dari kecil yang setiap orang pernah mengalami. Aku mengalami mag pada masa pertama kali aku masih kecil. Saat itu aku baru tahu mag dan hari ini pun. Dari sebelum ke dokter aku harus dirawat di rumah sakit.
Sakit lain yang aku pernah alami ketika aku lagi demam. Demam memang tidak enak rasanya karena ketika kita sedang demam. Kehidupan dan hidup yang kita rasa kebalikan berubah menjadi berbeda. Makan yang setiap hari kita enak saja jadi tidak nikmat.
“Aris pulang.” Kata Aris. “Selamat datang gimana sekolah? Aris makan sama papa.” Tanya Mama. “Aris lulus.” Jawab Aris. Aris tersenyum sambil melihat papa disana duduk di meja makan melihat Aris.
“Aris makan.” Kata Aris. Aris duduk makan bersama papa dan mama berbicara tentang masa depan Aris nanti setelah tamat lulus selesai dari sekolah.
“Aris jaga toko nanti sama papa dan mama.” Kata Papa. “Iya kamu jangan kuliah bantu mama dan papa.” Kata Mama. “Orang kuliah belum tentu nanti menjadi orang sukses.” Kata Papa. “Iya Aris kamu kerja cari uang saja sekarang.” Kata Mama.
Aris duduk dan hanya diam saja mendengarkan mama dan papa sedang berbicara kepada Aris sambil Aris menyelesaikan makan.
Setelah semua selesai makan dan meninggalkan meja disana mama duduk dengan Aris.
“Kamu punya teman cewek?” Tanya Mama. “Iya mama.” Jawab Aris. “Jadi kapan nikah Aris?” Tanya Mama. “Belum mama.” Jawab Aris.
Cerpen Karangan: Jeffry Facebook: facebook.com/jeffrywriter