Beberapa hari ini Keira sedang dekat dengan anak Drama bernama Dina. Diriku juga sedang dekat dengan anak pindahan baru bernama Aiko dari Amerika. Dia keturunan jepang amerika. Kami berdua tentunya mengajak mereka. Selain mereka Ekskul Gaming club kami juga mendapat anggota baru, dari si raksasa pintar Alvin dan si jago komputer Rully.
Tetapi memang mereka berlapan yang paling lama di ruang club. Saat ini semua sudah pulang kecuali diriku dan Keira, Alvin, Dina serta Aiko.
“Vin lo gak canggung main kartu ama cewe-cewe jam segini” Keira bertanya “Gapapa kok” Alvin menjawab “Sorry ya vin harus udah bersih-bersih PS4 nya” selagi mematikan layar dan PS4 milik Ajeng yang akan ia ambil esok harinya. “Ya gapapa”
Setelah beberapa permainan dan permainan udah mulai berakhir, “main sekali lagi gak?” Dina bertanya, Aiko hanya menjawab dengan kata “why not” sambil menaikan bahunya. Diriku dan Keira hanya menonton permainannya selagi kami melihat handphone kami. Diriku pada pelukan Keira melihat mereka bertiga main.
Yang menjadi pertama kalah adalah Alvin sambil berkata “ya sudah deh” kemudian dia melihat ke handphone.
Terus permainan antara Dina dan Aiko semakin sengit. Percakapan pun mulai membuat mereka di dunia mereka sendiri. “Hmm… pasti dua lo masih ada ya” Dina berkata selagi Aiko hanya menjawab hmm setiap Dina mengatakan sesuatu. “Gimana kabar lo ama laki lo di amrik?” Dina mengatakannya dengan santai. Kami bertiga terkejut dengan pertanyaan Dina. Susana pun terlihat panas. “Mm.. mungkin sudah saatnya kita pulang..” kukatakan untuk menyelesaikan permainan “Yah, lo bener Kyl, sampai jumpa mingdep” Aiko pergi dari ruang komputer begitu cepatnya. Diriku berdiri dan mengejar Aiko yang pergi mengejarnya.
Sesampainya di kamar mandi, kudengar tangisan Aiko. Ku mendekatinya perlahan. “Mm.. lo gak papa Aiko..?” Ketika diriku memegang bahunya, Ia berputar dan menunjukan wajah sedihnya. Dia memeluk, diriku yang hanya ku bisa peluk dia balik sambil kuusap kepalanya.
“Lo mau cerita?” Kutanya sambil ia mengangguk
Aiko menjelaskan sejak pertama kali ia datang kesini ia susah beradaptasi. Semasa SMP nya di Amerika membuatnya shock secara kultur. Awalnya ia di negeri, tapi karena merasa tak cocok ia pindah kemari. Walau begitu ia tidak bisa langsung beradaptasi. Kemudian Dina yang menjadi teman pertama dan teman curhatnya. Aiko memberitahu semua pengalamannya kepada Dina. Walau begitu Dina dan teman-temannya selalu mengeceng-cengkan dirinya apalagi hingga meminta ia memperlihatkan fotonya dengan pacarnya di Amerika. Sejak itu ia suka dikucilkan dan dibilang baperan. Semua itu ia tumpahkan dan diriku hanya terdiam mendengarkannya.
“Sorry gue, gak bisa ngelakuin apa-apa” kata diriku kepadanya. “Gapapa kok, makasih udah dengerin, gue tau lo memang orang yang baik” kata Aiko itu membuat wajahku memerah dan hati yang berseri-seri “Oh bukan apa-apa kok hehehe..” sambil menggaruk kepala
Tiba-tiba suara Keira memanggil kami dari belakangku. “Hey jangan lupa tas kalian, Ayo ke lobby” sambil membawa tas kami “Eh Kei yang kunci ruang..” kata-kataku terpotong dengan Keira menunjukan kunci ruang komputer. Setelah itu Keira meminta kita mengikutinya kebawah bersamanya. Di Lobby Alvin dan Dina menunggu. Sepertinya Dina sehabis menangis.
Alvin mendorong Dina dan Dina dengan cepatnya memberikan tangannya, “maafin gua ya, gua gak bermaksud mau nyakitin lo. Cuman gue kira, lo slow-slow aja gitu.. maaf ya” Aiko menjabat tangannya dengan berat hati mengatakan. “Gue gak bisa sepenuhnya maafin lo sekarang tapi.. liat aja nanti waktu..”
Kemudian mereka pulang dengan sendirinya masing-masing. Diriku yang berjalan bersama Keira ke arah motor baru menyadari sesuatu.
“Tunggu jangan bilang ini set up lo Kei?” “Hah gak kok siapa bilang?” “Eh setelah Aiko dekat sama gue tumben lo jadi dekat ama si Dina?” “Udah lah yang lalu yah yang lalu”
Yah mungkin Keira benar, yang lalu ya yang lalu. Kita harus terus melangkah maju.
Sampai Jumpa di cerita berikutnya, Tertanda Kyln
Cerpen Karangan: Ymir youtube.com/channel/UCYAK-3X57hzjIRVLBxXdSIA