Siang beranjak sebentar lagi senja. Kedua pemuda tengah duduk saling berhadapan di warung emak Miul. Warung ini tempat favorit Gempi dan Jaka. Setiap mereka mengadakan rapat paripurna untuk berkumpul, merapatkan barisan. Pasti ada hal penting yang akan dibahas. Pemuda yang bernama Gempi gemar mengoleksi benda-benda mistis. Bukan cuma itu, dia percaya kalau benda mistis bisa membawa kehidupan yang lebih berarti, terutama. Saat cintanya ditolak oleh perempuan yang dia sematkan di dada kirinya.
“Heran! Gue enggak habis pikir sama Pi’i” Jaka membuka percakapan. “kenapa lagi sih?!” Gempi menimpali dengan raut wajah datar. “elo tahu enggak?” Jaka memasang wajah serius. “ya enggak lah, secara elo aja belum cerita.” Gempi masih digempur dengan rasa penasaran sembari meneguk teh manis.
“Pi’i … Punya benda ajaib.” Mendengar kalimat itu Gempi tersedak. “APAAA?!!! BENDA AJAIB?!” Tegas Gempi. “iya, lebih tepatnya gelang ajaib.” “Siapapun orang yang memakai gelang itu, dia bisa menghilang.” Jaka menegaskan seluk beluk gelang menghilang. “Wah, boleh dong gue pinjam. Buat ngintipin Najmi kalau lagi mandi. HEHE” “Cabul pikiran lo. Gimana bisa keinginan elo terkabul.” “Enggak, enggak. Gue bercanda, dia dapat gelangnya darimana?!” “katanya dari dukun, tapi gue gak tahu juga benar atau enggak.” “Dukun! Dukun apa?” Gempi kepingin tahu lebih dalam tentang gelang menghilang, namun Jaka menjawabnya dengan sikap nyeleneh. “DUKUN BERANAK!!!” “HAHAHA. Mangknya kalau punya darah tinggi jangan makan danging kambing.” “Jangan salahin kambingnya, elo yang bikin gue kesel melulu. Udah jelas, gue bilang kurang tahu.” “Daripada marah-marah mending telepon Pi’i” “gue udah telepon. Kita tunggu aja, dia lagi one the way.”
Di menit berikutnya. Tiba-tiba mereka tercengang bukan main bahkan didalam posisi duduk. Mereka nyaris kejengkang. Kedua pemuda dikagetkan dengan kedatangan sebentuk sosok Pi’i sudah terduduk di samping Gempi. Mereka menganga, dan semakin yakin kalau-kalau Pi’i punya kekuatan mutan dari gelang yang melingkari lengannya.
“eee … Elo kok bisa ada disamping gue?!” Sergah Gempi suaranya terbata-bata. “Gelang yang gue pakai menunjukkan kuasanya.” jawab Pi’i dengan santai sembari meletakkan gelangnya di atas meja.
“Boleh gue pinjem gelang lo? Sebagai gantinya elo minta apapun gue kasih.” “Gimana ya?!” Pi’i melempar tatapannya ke arah Jaka, kemudian Jaka mengangguk pelan. “Please, gue mohon sama lo.” Gempi merengek seperti bocah meminta dibelikan balon tiup. “Oke, sebagai gantinya. Gue minta semua barang yang elo anggap jimat.” “Gue setuju.” seraya Gempi mengeluarkan jimat yang berada di ransel mini. Di atas meja kayu persegi empat mereka saling bertukaran azimat. Gempi merelakan kedua benda mistis ditukar dengan gelang menghilang.
“elo ikhlas enggak kalau benda ini gue bakar?!” “Gue ikhlas, benda itu udah jadi milik lo sekarang.” Kata Gempi, seraya memilin-milin temali benda ajiab itu. “Deal.” Pi’i berdiri terpancang kemudian mengayunkan kakinya 2 langkah. Di pelataran tanah merah, Pi’i membakar azimat hingga menjadi partikel debu.
Pi’i melempar pandang ke arah Gempi. Tatapan Pi’i mengurung gelagat Gempi tengah memakai gelang ajaib dan, kemudian Gempi pun menghilang.
Keesokan harinya. Bertepatan malam jumat keliwon, ia ingin membuktikan sesuatu Keajaiban temali gelang yang sudah melingkar di lenggannya. Gempi jalan melenggang menuju ke suatu tempat, entah apa yang ingin ia buktikan dengan gelang menghilang itu.
10 menit berlalu. Ternyata tujuan Gempi. Tak lain tentang seorang perempuan pujaannya.
Sesampainya Gempi di depan gerbang kediaman rumah Najmi. Hati Gempi seperti ditancap ribuan anak panah. Sebab, perempuan berwajah cantik dan kulit putih berseri. Kerap menolak perasaan Gempi. Hingga 15 kali berturut-turut bahkan ilmu pelet pun tak mampu memutar balikan hati Najmi.
Gempi membulatkan tekatnya untuk menerobos masuk ke dalam kamar Najmi, dia hanya ingin mengucapkan selamat malam pada saat Najmi terlelap, Dan ehm! mengecup keningnya. Itupun sudah terasa cukup baginya.
Terlihat Gempi tengah merapal sebuah mantra. Entah mantra apa yang membuat ia bisa percaya diri. Setelah doanya terpanjat ia membasuh mukanya dengan telapak tangan.
Gempi memulai aksinya, terutama ia memanjat pagar rumah yang tingginya hanya satu menter. Itu tidak membuat dia gentar sama sekali. Taap … Suara kaki Gempi menjejak ubin bebatu. Dia berhasil melewati gerbang. Gempi memulai lagi aksinya berjalan mendekati pintu rumah. Tiba-tiba bola mata Gempi membulat kencang melihat pintu rumah Najmi terbuka lebar. Seperti ada sesuatu yang tidak beres. Gempi semakin penasaran!
Tanpa pikir panjang dia mengayunkan kakinya lebih gesit!. Tidak masalah jika di ruang utama ada keluarga besar Najmi, Gelang menghilang menunjukkan kuasanya. Membuat dirinya tidak terlihat oleh dua bola indra penglihatan.
Di detik berikutnya kaki Gempi tertancap di depan pintu, Ia terbelalak. Hatinya kalut-marut, lututnya terasa lemas. Gempi nyaris pipis di celana. Di ruang utama. Dia melihat dua orang perampok tengah menggeratak barang-barang yang ada di situ. Tanpa komando, tanpa aba-aba Gempi berteriak sekuat tenaga.
“MALINGGGGGG!!! MALINGGGG!!” teriakan Gempi memecahkan kesunyian. Kedua perampok itu tersentak kaget. Teriakan Gempi pun mengundang empunya rumah. Para perampok lari tunggang langgang, namun saat dihadapan Gempi. Mata perampok itu memerah darah seperti menyimpan segunung murka, lalu salah satu dari perampok itu mengayunkan sebilah pisau dan … tertancap tepat di bagian perut Gempi. “AAAKKKKK!” Gempi meringis seraya tubuhnya jatuh di lantai … Dan Najmi yang melihat tragedi memilukan itu hanya bisa menjerit histeris. “GEMPIIIIIIIIII” suaranya mendengung di dalam kepala Gempi yang hampir tak sadarkan diri.
Tiga hari setelah tragedi memilukan. Alhamdulillah nyawa Gempi tertolong. Dia mendapatkan perawan. Baca: perawatan. Intensif di RSUD yang berada di tengah-tengah kota. Sekarang jendela hati Gempi sudah terbuka. Dia merasakan cahaya masuk kedalam batinnya. Bahwasanya percaya dengan benda mistis menyeretnya pada tragedi kelam bahkan mengorbankan nyawanya sendiri.
“DITUSUK SAKIT TAU. GUE KAPOK!!” kata Gempi.
Di sisi lain. Tindakan terpujinya bak seorang pahlawan menggagalkan sekelompok perampok mampu meluluhkan hati Najmi. Hingga perempuan yang sudah menolak perasaan Gempi, kini ia miliki seutuhnya.
Closing Story…
Pada saat Gempi dan Jaka di warung Emak Miul. Pi’i sembunyi di kolong meja. Itu adalah rencana Jaka dan Pi’i. Agar Gempi membuka matanya lebar-lebar. Jika percaya dengan barang mistik. Musyrik!
Cerpen Karangan: Faisal Fajri Ig: @xfaisalfajrix 1% MANUSIA 99% UNTAIAN KATA
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 29 Juli 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com