Pada suatu hari di sebuah kampung bernama Kampung Nelayan, hiduplah seorang anak bernama Firhan Setiawan. Firhan merupakan anak yatim yang tinggal bersama ibunya yang merupakan seorang nelayan di kampung tersebut.
Suatu ketika, sesudah mengantar ibunya ke pelabuhan, Firhan pun pergi ke sekolah. Di sekolah Firhan, dia merupakan anak yang sering ditindas. Teman Firhan satu-satunya adalah seorang gadis bernama Eva yang tak lain merupakan anak dari juragan yang menjadi bos nelayan di kampung tersebut.
Setelah pulang sekolah Firhan pun pergi ke pasar untuk menjual hasil tangkapan ibunya. Namun, di tengah jalan dia dihadang oleh Budi, Gandi dan Ucok yang tak lain merupakan perundung di sekolahnya. Pada saat itu Budi mencoba memalak Firhan, namun karena Firhan menolak, Budi pun marah dan akhirnya menghajar Firhan sampai babak belur. Merasa puas setelah menghajar Firhan, Budi pun menghina Firhan dengan menyebut Firhan dan ibunya sebagai orang rendahan. Sontak, setelah mendengar hinaan tersebut, Firhan kembali bangkit dan mencoba untuk memberi pelajaran kepada Budi. Budi yang terkenjut sontak menyuruh temannya Gandi yang merupakan atlet tinju untuk “membereskan” Firhan. Dan kemudian Gandi pun maju untuk melawan Firhan, lalu keduanya pun bertarung. Namun, karena Gandi merupakan atlet terlatih maka Firhan pun tumbang dan akhirnya pingsan. Para perundung itu pun menertawai Firhan yang telah pingsan.
Tiba-tiba… “Hei Kalian!”
Para perundung itu terkejut karena tiba-tiba ada orang misterius yang datang untuk membela Firhan. Orang misterius itu pun menyebut Budi dan teman-temannya sebagai banci. Mendengar ucapan orang itu, Budi marah dan langsung berlari dan menyerang orang itu. Hal mengejutkan pun terjadi, orang itu ternyata bisa melakukan gerakan menghindar yang hebat dan kemudian orang itu pun menguppercut wajah Budi. Budi yang kaget pun tak bisa menghindar dan pada akhirnya dia pun pingsan setelah terkena pukulan orang itu.
Melihat Budi yang pingsan, Ucok dan Gandi pun ketakutan setelah melihat kemampuan orang itu, lalu mereka pun lari tunggang langgang dan meninggalkan Budi yang pingsan. Sementara itu, orang misterius itu tiba-tiba mendengar suara seorang anak yang berkata “H-Hebat…”. Ternyata itu adalah Firhan yang mulai siuman, namun saat didekati oleh orang misterius itu, Firhan kembali pingsan. Melihat Firhan pingsan, orang misterius itu pun membawa Firhan ke tempat dimana perjalanan Firhan sebagai atlet tinju terkenal dimulai.
~ Pelampiasan ~ Diceritakan setelah diobati oleh orang misterius yang menolongnya, Firhan pun bangun. Namun, dia kaget karena mendengar suara pukulan dari luar tempatnya dirawat. Dia pun keluar dan alangkah kaget dirinya karena mendapati dirinya berada di GYM tinju dan melihat banyak atlet tinju sedang berlatih. Kemudian dia melihat wajah yang familiar, dan benar saja, ternyata orang itu adalah orang yang telah menyelamatkannya dari perundungan. Firhan pun menanyai orang itu.
“P-Permisi Kak… A-Apa kakak yang sudah merawat saya saat saya tak sadarkan diri?” Tanya Firhan dengan gugup. “Oh, kamu sudah bangun ya? Bagaimana? Masih ada sakit tidak?” Balas orang itu.
Kemudian Firhan menjelaskan tentang bagaimana dia sangat merasa bersyukur kepada orang itu karena sudah menyelamatkannya dan pada saat itu pula, Firhan tahu kalau orang yang menyelamatkannya merupakan seorang atlet tinju terkenal di Kampung Nelayan yang bernama Agus Wira atau dikenal juga dengan “Joez the Destroyer”. Lalu, setelah saling mengenal satu sama lain, Joez menyarankan agar Firhan tidak diam saja ketika dirundung oleh perundung seperti Budi. Namun, karena Firhan memiliki sifat kurang percaya diri, dia berkata kalau dia tak sanggup melakukannya. Mendengar itu, Joez pun memotivasi Firhan dengan membuat gambar menyerupai Budi dan menempelkannya di samsak. Lalu Joez pun berkata…
“Nah, sekarang bayangkan kalau samsak itu adalah orang yang sudah menyakitimu. Sekarang kamu tonjok gambar itu sampai muka orang di gambar itu kusut karena pelampiasan amarahmu!” Kata Joez dengan tegas. “Baik Kak!” Sahut Firhan.
Dan kemudian Firhan pun menonjok samsak itu dengan sekuat tenaga. Suara keras pun terdengar dari samsak itu dan para atlet yang ada di GYM itu kaget karena baru pertama kali melihat bocah SMP seperti Firhan mampu menonjok keras samsak tersebut sampai mengeluarkan bunyi yang keras dan merobek samsaknya. Melihat Firhan yang mempunyai bakat menjadi petinju, Joez pun merasa kagum. Kemudian Joez pun mendekati Firhan dan berkata…
“Wah Fir, kamu hebat banget. Sepertinya kamu cocok jadi atlet tinju deh, gimana kalau kamu sering-sering main kesini setiap pulang sekolah aja?”
Mendengar ucapan Joez membuat Firhan sangat senang dan juga bangga, karena saat ini dia sudah punya teman selain Eva. Kemudian, sebelum Firhan pulang, Joez memberikan sebuah CD yang berisi tentang teknik-teknik tinju kepada Firhan. Awalnya Firhan bingung kenapa Joez memberikan CD itu kepada Firhan, namun kemudian Firhan pun mengerti setelah Joez menjelaskan kalau dia harus tahu teknik-teknik tinju agar dia tidak cidera saat main tinju. Setelah itu, Firhan pun mohon pamit undur diri karena hari sudah mulai sore.
~ Menjadi Kuat! ~ Beberapa hari telah berlalu sejak Firhan datang ke GYM tinju. Kehidupannya pun kembali dengan normal dan di sekolah dia pun mulai rajin mengambil ekstrakurikuler yang berhubungan dengan olahraga. Namun, suatu hari hal yang mengubah reputasinya di sekolah pun terjadi. Pada saat itu Firhan dan temannya Eva sedang mengobrol di kantin, dan kemudian merekapun sontak ketika mendengar suara keributan dari luar.
“Huh? Suara apa itu? Sepertinya ada yang berkelahi” Kata Eva. “Eva, sepertinya kamu benar. Dan sepertinya aku tahu siapa pelakunya, aku rasa aku akan memberi pelajaran pada orang itu” Balas Firhan.
Eva kaget ketika melihat kepribadian temannya tiba-tiba berubah setelah dia kembali dari GYM tinju. Eva pun merasa takut jika Firhan mencoba merelai perkelahian yang terjadi di sekolah, karena Eva masih menganggap kalau Firhan adalah anak pecundang yang kurang percaya diri. Dia juga takut kalau nanti Firhan malah babak belur karena sudah berani ikut campur dalam perkelahian. Eva pun berkata…
“Kamu yakin mau menghentikan perkelahian itu? Nanti kalau kamu terluka bagaimana?” Kata Eva dengan khawatir. “Ah kamu tenang saja, aku bisa mengatasi ini kok. Kalau kamu tidak percaya, sebaiknya ikut aku aja biar kamu bisa jadi saksi” Jawab Firhan dengan percaya diri.
Eva pun semakin heran dengan tingkah Firhan yang telah berubah 180 derajat, namun kemudian ia pun terpaksa untuk ikut bersama Firhan untuk melihatnya menghentikan perkelahian di sekolahnya.
Kemudian mereka pun tiba di tempat perkelahian dan ucapan Firhan pun benar, ternyata pelaku perkelahian itu tak lain adalah Budi si perundung terbesar di sekolahnya. Pada saat itu Budi sedang menindas seorang gadis kutu buku bernama Siska karena Budi merasa tersinggung setelah Siska menolak untuk memberikan uang jajannya. Melihat Budi yang merundung orang lemah, Firhan pun marah dan akhirnya menyuruh Budi untuk menghentikan tabiat buruknya itu.
“Hei Budi! Hentikan semua kegilaan ini! Kamu sudah terlalu sering merundung anak-anak di sekolah ini. Sebaiknya kamu hentikan sifat buruknya itu atau akan kuberi kamu pelajaran yang setimpal” Kata Firhan dengan tegas.
Melihat Firhan yang mencoba mengancamnya membuat Budi tertawa dan dia pun meledek Firhan. Namun, Firhan malah berbalik meledek Budi dengan mengatakan kalau dia memiliki sifat banci karena cuma berani dengan anak-anak lemah.
Mendengar ledekan Firhan, Budi pun marah besar dan akhirnya berlari kearah Firhan untuk menghajarnya dan mempermalukannya di depan banyak orang. Tahu kalau Budi akan menghajarnya, Firhan pun memasang kuda-kuda yang telah ia pelajari dari CD pemberian Joez. Kemudian pertarungan pun terjadi, Budi mencoba memukul Firhan berkali-kali namun tak berhasil karena setiap pukulannya bisa ditangkis oleh Firhan. Dan tak lama kemudian, sebuah hal yang terasa dejavu pun terjadi. Saat Budi lengah, Firhan meninju wajah Budi dengan gerakan uppercut, gerakan yang sama yang digunakan oleh Joez untuk melumpuhkan Budi. Budi pun tersungkur dan kejadian pun tiba-tiba hening. Namun, tak lama kemudian…
“T-Tak bisa dipercaya! D-Dia mengalahkan Budi!” Teriak salah satu murid. Kemudian kata yang sama diucapkan oleh murid-murid yang menjadi saksi mata kejadian tersebut. Bahkan mereka yang awalnya menertawai Firhan kini berbalik bersorak kepada Firhan, karena Firhan sudah memberi pelajaran kepada Budi.
Epilog: Semenjak kejadian yang terjadi di sekolahnya, kini Firhan mendapat banyak teman dan menjadi murid populer di sekolahnya. Namun, dia tetap bersikap rendah hati dan tidak sombong. Hal sebaliknya terjadi dengan Budi, beredar kabar kalau kekalahannya membuat dia malu dan kemudian dia pun memutuskan untuk pindah sekolah ke kota dan meninggalkan Kampung Nelayan.
Bersambung…
Cerpen Karangan: Ngurah Jordi Umur: 20 tahun Pekerjaan: Mahasiswa
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com