Suatu hari, ada dua remaja bersahabat bernama Nino dan Reno, mereka berdua adalah remaja yang telah lulus dari SMK. Mereka berdua sepakat mencari pekerjaan bersama-sama. Setelah melamar pekerjaan di mana pun mereka berdua selalu ditolak, karena di masa pandemi covid-19 ini mencari pekerjaan memang susah. Dua remaja itu memutuskan untuk beristirahat sejenak di taman dekat situ. Nino sedih dan berputus asa karena selalu ditolak saat melamar pekerjaan.
“Memang susah ya mencari pekerjaan di masa pandemi gini,” ucap Nino. “Memang susah sih, tapi kita harus tetap berusaha No,” sahut Reno.
Disaat mereka sedang berbicara, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampirinya. “Lagi ngapain mas?” ucap orang itu. “Lagi istirahat pak, habis nyari kerjaan,” balas Reno. “Diterima apa nggak mas,” ucap orang itu. “Belum pak, sudah melamar pekerjaan di mana pun masih nggak diterima mas,” ucap Nino.
“Mau nggak mas kerja jadi badut?” ucap orang itu. “Mau pak,” jawab mereka berdua. “Ok, kalau gitu besok pagi ke rumah saya ya mas, ini alamat saya,” ucap orang itu sambil memberikan alamat rumahnya. “Siap pak, terimakasih,” ucap mereka berdua. “Sama-sama,” sahut orang itu.
Setelah itu, matahari sudah terlihat meredup, dan mereka berdua bergegas pulang ke kos-kosannya.
Keesokan harinya, mereka menghampiri alamat rumah yang diberikan orang kemarin di taman. Setelah sampai di alamat rumah orang kemarin, mereka berdua mencoba mengetuk pintu rumahnya.
“Assalamualaikum,” ucap Nino sambil mengetuk pintu.
“Salah alamat mungkin kita No,” kata Reno. “Betul kok ini alamatnya,” sahut Nino.
Setelah beberapa menit kemudian, orang itu membukakan pintu. “Waalaikumsalam, ” “Silahkan masuk mas,” ucap orang itu. “Iya pak,” ucap Nino dan Reno.
Setelah masuk, mereka di dibuatkan 2 cangkir kopi oleh orang itu. “Pak, nggak usah repot-repot,” ucap Nino. “Ah, nggak ngerepoti kok,” sahut orang itu.
Setelah itu mereka berdua berkenalan dengan orang itu. “Maaf pak, nama bapak siapa?” ucap Reno. “Oh iya, bapak belum kasih tau nama bapak, nama saya Pak Alim,” sahut orang itu. “Oh Pak Alim, kalo saya Reno dan ini Nino,” ucap Reno.
Setelah berkenalan mereka berdua diberi baju badut dan sound system oleh Pak Alim. “Ini mas, saya beri dua baju badut dan sound system,” ucap Pak Alim. “Iya pak,” sahut mereka berdua. “Nanti kalo sudah selesai kerja, setorkan uang ke saya dua puluh ribu aja mas,” ucap Pak Salim. “Siap pak,” sahut mereka berdua.
Akhirnya mereka berdua memakai baju badutnya dan mulai berkeliling ke kampung-kampung. Setelah beberapa lama mereka berkeliling, mereka cuma mendapatkan sedikit uang. “Kok dapatnya sedikit ya No,” ucap Nino. “Bersyukur dulu aja No, siapa tau ada rejeki nanti,” ucap Reno. “Iya No,” ucap Nino. Setelah itu, Nino punya ide kalo kita joged diperempatan lampu merah siapa tau yang ngasih banyak.
Akhirnya mereka berdua bergegas menuju ke perempatan lampu merah. Mereka berhentinya di sisi yang berbeda. Disaat lampu merah mereka mulai berjoged dan dapat uangnya pun lumayan banyak, daripada berkeliling di kampung.
“Alhamdulillah dapatnya lumayan banyak,” Ucap Reno dalam hati. Sementara di bagian sisi jalan Nino dapatnya cuma sedikit, karena sepi yang lewat dan cuma sedikit yang mengasih uang.
Setelah itu, mereka pulang bersama dan menuju rumah Pak Salim. Saat di perjalanan Reno melihat muka Nino, dia melihat kalau Nino sangat lesu. “Kenapa No, kok aku lihat muka kamu lesu banget,” “Tadi sebelum berangkat kerja sudah makan apa belum,” ucap Reno. “Sudah makan No, ini tadi dapat uangku nggak begitu banyak,” ucap Nino dengan muka sedih.
Sebenarnya Nino iri dengan Reno karena uang yang didapatkan lumayan banyak, sedangkan dia mendapatkan sedikit. Akhirnya Reno memberikan setengah uangnya untuk Nino, karena Reno kasihan kepada Nino dan Reno juga memutuskan untuk bergantian tempat dengan Nino.
“Ini No, setengah dari uangku kukasihkan ke kamu,” ucap Reno. “Beneran ini No, makasih ya No,” sahut Nino sambil tersenyum.
Keesokan harinya mereka sudah berada di perempatan lampu merah dan sudah bergantian tempat seperti yang telah disepakati. Disaat siang tiba, terik matahari sangat begitu panas, Nino dan Reno yang ada di dalam baju badut itu terasa seperti tubuhnya terbakar.
Setelah itu, di sore hari panas matahari tidak begitu panas. Akhirnya Reno dan Nino beristirahat sejenak untuk melepaskan rasa pegalnya, saat mereka istirahat tiba-tiba ada mobil yang menuju ke arahnya perlahan dan berhenti di depan mereka, terlihat lelaki parlente keluar dari mobilnya, dan lelaki itu menawarkan kerjasama kepada Reno dan Nino untuk menjadi badut di acara ulang tahun anaknya.
“Selamat sore mas, saya mau menawarkan kerjasama kepada anda berdua” ucap lelaki itu. “Eh, maksudnya kerjasama apa ya pak?” ucap Reno. “Mau nggak mas jadi badut di acara ulang tahun anak saya, saya sudah keliling cari badut nggak ada yang mau,” jawab lelaki itu. “Mau pak, saya dan teman saya siap jadi badut di ulang tahun anak bapak,” ucap Reno dengan hati senang. “Hssss…, yaudah mas besok ke rumah saya dan usahakan perlengkapan badutnya sudah siap ya,” ucap orang itu sambil menghela napas. “Siap, makasih pak,” ucap Reno dan Nino. “Iya,” jawab lelaki itu.
Keesokan harinya Reno dan Nino segera menyiapkan perlengkapan badutnya, dan segera menuju ke rumah lelaki kemarin. Setelah sampai ke rumah orang kemarin mereka berdua di sambut ceria oleh anak-anak kecil yang menghadiri acara ulang tahun anak dari lelaki kemarin.
Setelah mereka pulang dari acara ulang tahun, mereka berfikir kalau menjadi badut undangan lebih lumayan pendapatannya daripada berhenti di perempatan lampu merah. Akhirnya mereka berdua membuka usaha jasa badut dan segera membuat poster badut untuk mempromosikan jasa badutnya ke masyarakat. Setelah lama membuka usaha badutnya ke dua sahabat itu bisa mencukupi kebutuhannya.
Cerpen Karangan: M.Ryan Dwi Putra Blog / Facebook: Ryan Ryan
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 21 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com