~ Tragedi ~ Beberapa minggu pun berlalu setelah Firhan mengalahkan Budi dalam perkelahian. Diceritakan pada saat itu, Firhan dan Eva sedang membahas tentang liburan akhir tahun yang akan datang. Pada saat itu Eva sangat senang karena liburan sudah tiba dan dia pun berniat untuk pergi liburan di kota besar. Namun, dia heran karena melihat Firhan hanya termenung saat dia ajak bicara.
Kemudian Eva pun bertanya… “Eh Fir, kamu kok cuma diem aja sih? Apa kamu gak seneng soal liburan akhir tahun nanti?” Tanya Eva dengan rasa keheranan. Setelah mendengar pertanyaan Eva, Firhan pun terlihat menghela nafas dan akhirnya dia pun bicara. “Aku gak tahu, soalnya sekarang aku lagi sibuk. Kemarin saat aku pulang dari sekolah aku melihat ibuku batuk-batuk, aku pun menanyainya apa dia sakit atau tidak. Tapi dia selalu membalas dengan “Ibu baik-baik saja kok, kamu tidak usah khawatir” dan bukannya merasa tenang, kalimat itu malah membuatku lebih khawatir dengan keadaannya saat ini” Ucap Firhan dengan perasaan cemas.
Eva yang mendengar ucapan Firhan pun merasa iba terhadap Firhan karena dia tahu kalau Firhan sudah cukup menderita setelah berkali-kali ditindas oleh Budi dan kali ini dia menjadi semakin menderita setelah tahu ibunya sakit keras. Kemudian Eva pun menenangkan Firhan agar perasaannya menjadi lebih baik, Firhan pun berterimakasih kepada Eva karena dia merupakan satu-satunya teman Firhan yang mengerti terhadap perasaan Firhan.
Tak lama setelah itu, jam pulang sekolah pun berbunyi dan murid-murid bersiap untuk pulang. Namun, di tengah perjalanan menuju keluar sekolah, tiba-tiba Pak Kepsek menyuruh Firhan untuk masuk ke kantornya. Firhan yang tak tahu apa-apa pun akhirnya hanya bisa menuruti perintah Pak Kepsek.
Tiba-tiba, Firhan yang awalnya bingung karena dipanggil Pak Kepsek langsung menjadi cemas karena melihat teman kerja ibunya yaitu Pak Dadang sedang ada di kantor kepala sekolah. Firhan pun gelisah dan bertanya kepada Pak Dadang tentang kondisi ibunya, namun Pak Dadang hanya diam saja dengan wajah seperti tak bisa berbohong. Pada akhirnya, Pak Dadang pun memberitahu Firhan kalau ibunya pingsan saat bekerja dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Mendengar hal itu, Firhan langsung sedih dan menangis, air matanya pun berlinang karena tahu kalau ibunya sakit keras. Karena tak kuasa menahan kesedihannya, Firhan pun langsung keluar dari kantor kepala sekolah dan kemudian lari ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya.
Diceritakan pada saat Firhan berada di rumah sakit, dia duduk sambil menangis di kursi tunggu. Kemudian, Pak Dadang yang pada saat itu mengikuti Firhan ke rumah sakit langsung mendekati Firhan untuk menenangkannya.
“Fir, sekarang sudah sore nih. Kamu gak pulang?” Tanya Pak Dadang. Kemudian, Firhan pun menjawab… “T-Tapi kalau saya pulang nanti s-siapa yang akan mengawasi i-ibu saya pak? Dan juga saya dengar kalau biaya operasi ibu itu berkisar sekitar 10 juta. Nanti saya cari uangnya darimana, pak?” Tanya Firhan sambil menangis tersedu-sedu.
Merasa kasihan dengan Firhan, Pak Dadang pun mendapat ide untuk membantu Firhan membiayai operasi ibunya. Karena Pak Dadang tahu kalau Firhan sedang libur sekolah, diapun mengajak Firhan untuk bekerja di kapal nelayan. Mendengar ucapan Pak Dadang, Firhan yang tadinya sedih sekarang merasa bahagia karena dia dapat membantu membiayai operasi ibunya. Melihat Firhan bahagia menjadi hal yang menenangkan bagi Pak Dadang karena dia dapat membantu anak yang kesusahan. Kemudian merekapun berangkat ke pelabuhan untuk mendaftarkan Firhan sebagai awak kapal.
~ Pekerjaan Baru ~ Diceritakan Pak Dadang pun mengantar Firhan untuk bertemu dengan bosnya untuk melamar pekerjaan. Sesampainya disana, Pak Dadang dan Firhan lalu menemui Juragan Kailolo. Namun, setibanya disana, Juragan Kailolo malah meremehkan Firhan dan menyebutnya anak kecil. Pak Dadang yang mendengar perkataan Juragan Kailolo pun merasa tersinggung, namun Firhan berhasil menenangkannya. Kemudian Firhan pun berkata kalau dia akan bekerja dengan ikhlas kepada Juragan Kailolo. Mendengar hal itu, Juragan Kailolo pun merasa senang dan akhirnya Firhan pun diterima kerja di pelabuhan.
Hari demi hari pun berlalu dan Firhan selalu giat melakukan pekerjaannya. Namun, dia selalu digaji dengan gaji dibawah rata-rata oleh Juragan Kailolo. Hingga suatu ketika, pandangan Juragan Kailolo terhadap Firhan pun berubah. Suatu ketika Juragan Kailolo baru pulang dari berbelanja, karena tidak membawa mobil akhirnya Juragan Kailolo memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki. Namun di tengah perjalanan dia dihadang oleh tiga orang preman.
Melihat dia dihadang preman, Juragan Kailolo pun mengancam para preman itu dengan sombong. “Hei! Kalian dasar preman rendahan, berani-beraninya menghadang jalanku. Apa kalian tak tahu siapa aku? Biar kuberitahu ya, aku ini Juragan Kailolo, bos nelayan di kampung ini. Kalau kalian berani macam-macam denganku maka kaki-tanganku tak segan-segan untuk menghajar kalian sampai babak belur” Ujar Juragan Kailolo dengan sombong.
Mendengar ucapan Juragan Kailolo, para preman itu malah marah dan bukannya takut. Lalu mereka pun menghajar Juragan Kailolo sampai babak belur.
Di lain tempat, Firhan yang pada saat itu baru pulang dari pasar mendengar suara keributan. Dengan cepat Firhan pun mendekati sumber keributan dan dia pun terkejut ketika melihat Juragan Kailolo sedang dihajar oleh tiga preman. Walaupun dia selalu diperlakukan dengan buruk oleh Juragan Kailolo, namun Firhan tak mempunyai rasa dendam kepadanya dan dia berniat untuk menolong Juragan Kailolo. Dengan cepat Firhan langsung berlari kearah salah satu preman dan kemudian menggunakan lututnya untuk menyerang preman tersebut. Seketika itu pula lutut Firhan mengenai perut preman itu dan preman itu lalu jatuh tersungkur. Dua preman lainnya pun terkejut dengan kemampuan Firhan. Rasa takut dan geram terlihat di wajah mereka. Kemudian terjadilah cekcok antara Firhan dan salah satu preman yang masih tersisa.
“Hei bocah! Kamu jangan ikut campur! Pulang saja sana atau kamu akan bernasib seperti pria tua ini” Kata preman itu sambil menunjuk kearah Juragan Kailolo. “Tidak akan, kalian para preman telah meneror jalanan kampung ini sejak lama dan sekarang aku akan mengakhiri teror tersebut” Balas Firhan. “Wah, ternyata kamu ini orang yang tak sayang nyawa. Baiklah kalau itu katamu, ayo kita bertarung!” Sahut preman itu sambil memengang pipa besi sebagai senjatanya.
Dan akhirnya terjadilah pertarungan antara Firhan dan preman itu. Dengan menggunakan pipa besi, preman itu berkali-kali menyerang Firhan dengan membabi buta namun tak ada satu pun serangannya yang mengenai Firhan. Kemudian ketika melihat ada kesempatan, Firhan pun memukul dagu preman tersebut menggunakan tinju uppercut, seketika preman itu pun langsung pingsan. Melihat dua rekannya telah tumbang, preman terakhir merasa ketakutan dengan kemampuan bela diri Firhan. Pada akhirnya dia pun ngompol di celana dan lari ketakutan sambil meninggalkan dua temannya yang masih pingsan.
Dengan larinya preman tersebut, Firhan akhirnya bisa menyelamatkan Juragan Kailolo. Namun karena kondisi Juragan Kailolo yang tak sadarkan diri, maka Firhan pun membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
~ Awal Baru ~ Sudah hampir 1 minggu sejak peristiwa pemukulan yang dialami oleh Juragan Kailolo. Dan jika bukan karena Firhan, mungkin Juragan Kailolo sudah jadi almarhum. Semenjak saat itu kehidupan Firhan pun kembali seperti biasa. Namun, pada suatu pagi yang cerah dia mendapat telepon dari seorang kawan lama.
“Halo, siapa ini?” “Hei Firhan ini aku Eva, begini… aku hanya ingin berterima kasih padamu karena sudah menolong papaku. Aku tidak tahu akan bagaimana jadinya jika kamu tidak ada disana saat papaku dikeroyok preman” “Ah, itu bukan apa-apa kok. Aku hanya melakukan tugasku, lagipula itu sudah menjadi kewajibanku untuk menolong orang yang mengalami musibah. Ngomong-ngomong kenapa kamu meneleponku? Apa ada hal yang perlu disampaikan? “Ada sih… Jadi begini, aku saat ini masih ada di kota dan belum bisa pulang sekarang. Namun, aku mendengar kalau papa menggajimu dibawah standar jadi aku menelpon papaku sambil marah-marah kepadanya, sekaligus aku juga menyuruh dia menaikkan gajimu” “Astaga, kenapa kamu melakukan itu? Apa kamu tidak takut dengannya?” “Ah itu biasa saja soalnya dia tidak sanggup melihat anak semata wayangnya tak bahagia dan ada berita yang lebih baik juga lho” “Oh ya? Apa itu?” “Dia bilang dia akan menaikkan gajimu sampai dua kali lipat karena dia merasa berhutang kepadamu setelah kamu menyelamatkannya dari preman itu. Ya… setidaknya sekarang dia menjadi orang yang lebih baik. Oke itu saja yang ingin kusampaikan saat ini, sampai jumpa nanti saat libur sekolah selesai!” “Oke, sampai nanti”
Setelah berbincang sebentar lewat telepon dengan Eva, Firhan pun merasa sangat senang karena saat ini dia bisa mengumpulkan uang lebih cepat untuk membiayai operasi ibunya. Kemudian setelah semua kesenangan itu, Firhan pun bersiap-siap untuk pergi bekerja seperti biasa.
Setibanya di tempat kerja, Firhan merasa keheranan karena ada banyak sekali orang yang datang ke pelabuhan. Firhan juga sempat mendengar beberapa orang yang berbisik tentang bagaimana Firhan menyelamatkan Juragan Kailolo dari preman. Beberapa saat kemudian, ketika sedang asyik bekerja, tiba-tiba Firhan disuruh menghadap Juragan Kailolo di kantornya. Tanpa basa-basi, Firhan pun pergi menuju kantor Juragan Kailolo.
Kemudian ketika berada di kantor Juragan Kailolo, Firhan pun merasa semakin heran ketika melihat Juragan Kailolo hanya senyum-senyum di mejanya. Lalu, karena tak tahan lagi, Firhan pun menanyai Juragan Kailolo.
“Maaf pak, ini sedang ada apa ya? Kok tiba-tiba pelabuhan jadi ramai dan saya juga mendengar kalau banyak yang berbisik tentang saya. Apa bapak bisa menjelaskan ini?” “Hehe… Ternyata kamu belum tahu ya Fir? Jadi begini, semenjak kamu menghajar preman-preman sialan itu, kamu sekarang terkenal karena kemampuan bela dirimu. Dan sekarang, mumpung di kampung ini sedang diselenggarakan turnamen tinju dalam rangka HUT Kampung Nelayan, maka oleh karena itu aku mendaftarkanmu ke turnamen tinju di kampung ini” “Apa? Yang benar saja? Bapak yakin?” “Tentu saja, dan kamu tidak usah khawatir dengan biaya, pelatih, dan seragamnya karena aku sudah menyiapkan semuanya” “Memangnya pelatih saya siapa pak?” “Hehe… Bagus kamu bertanya seperti itu”
Setelah berkata seperti itu, Juragan Kailolo lalu menyuruh pelatih Firhan keluar. Firhan pun seketika kaget bercampur senang karena ternyata orang yang menjadi pelatihnya adalah Agus Wira alias Joez yang tak lain dan tak bukan adalah orang yang menyelamatkannya dari Budi dan teman-teman perundungnya. Dan demikian pelatihan tinju Firhan pun dimulai.
Bersambung…
Cerpen Karangan: Ngurah Jordi Blog: cerpenngrjordi.blogspot.com Umur: 20 tahun Pekerjaan: Mahasiswa
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 Januari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com