Perkenalkan namaku Myra Anastasia, salah satu murid di SMA Pelita Bangsa. Aku baru saja diterima di sekolah ini sekitar satu minggu yang lalu. Pengalaman pertama disini sangat menyenangkan, bertemu dengan teman-teman baru, guru-guru baru dan segala hal baru disini.
Pagi yang cerah untuk sebuah kisah indah. Hari ini dan tiga hari kedepan adalah jadwal kelas 10 untuk kemah ambalan, alias kemahnya anak-anak kelas 10 sebagai anggota baru ambalan sekolah kami.
“Ibuu, perlengkapan kemahku mana?” tanyaku pada ibu. “udah siap di tas kamu sayang” “makasih buu, yaudah aku berangkat dulu ya bu” aku pun bersalaman dengan ibuku kemudian aku segera mengendarai sepeda motorku yang sudah ada di depan rumahku. Aku mengendarainya dengan santai, karena aku ingin menikmati pemandangan indah di tempatku.
Setelah sekitar 30 menit mengendarai sepeda motor, aku pun sampai di sekolahku. Ternyata, sudah banyak anak-anak di sekolah. Aku pikir aku akan menjadi orang pertama di sekolah ini, ternyata tidak. Pada hari kamis kemarin, guruku sudah membagi kami menjadi beberapa sangga [kelompok pramuka]. Dan aku ditempatkan di sangga 4, dan kebetulan ada satu teman akrabku di sangga 4 itu, namanya Adel.
Adel merupakan sahabat karibku dari kecil, kami sudah berteman dekat dari kami masih di taman kanak-kanak. Untungnya kami bisa bersama lagi disini, hanya sayangnya di sekolah ini kami berbeda jurusan, aku masuk jurusan ipa, sedangkan dia jurusan ips. Aku dan Adel sudah ada di gor sekolah kami, tempat untuk kegiatan pramuka ini. Aku dan dia duduk berdampingan disini.
“ra, kamu sadar ngga sih, dari tadi ada yang lihatin kamu terus” kata adel. “hah? siapa? jangan ngaco deh” “ih beneran, coba deh kamu lihat dia. Dia dari tadi lihatin kamu terus ra” kata adel sambil mengarahkanku ke cowok itu. “yang itu ra, lihat kan?” “iya lihat”
Tidak lama kemudian, kepala sekolah kami menuju mimbar untuk menyampaikan pidatonya juga mengawali kegiatan pramuka ini. Kegiatan pertama adalah permainan, dimana permainan ini mengasah kekompakan setiap sangga. Setelah permainan dilanjutkan dengan diskusi satu ambalan. Membahas struktur organisasi satu ambalan, kemudian istirahat dan sosialisasi di gor.
Kegiatan pramuka ini berjalan dengan baik, semua kegiatan terasa menyenangkan. Dan sekarang saatnya kami bersiap untuk petualangan baru, petualangan menjadi siswa baru di SMA ini.
Dua hari berlalu setelah kegiatan kemah ini, hari ini merupakan hari pertama kami bersekolah. Rencananya, hari ini aku akan berangkat bersama Adel, nanti Adel akan menjemputku kemudian kami akan berangkat bersama.
Selama perjalanan aku berbincang banyak dengan Adel, dan Adel juga memberitahuku bahwa ada seorang cowok yang meminta nomorku. Namanya Hendry, Hendry Wicahya. Anak kelas 10 mipa 2 dan merupakan pindahan dari Surabaya. Kata Adel, dia merupakan orang kaya. Ibunya sudah meninggal dan sekarang dia hanya tinggal dengan neneknya, karena ayahnya ada di Surabaya untuk mengurus pekerjaannya disana.
Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan tentang cowok itu. Bagaimana bisa dia meminta nomorku, sedangkan aku bukan seorang hebat yang bisa digemari banyak orang. Dia terlalu kaya untuk aku yang sederhana, pikirku. Baik, lupakan Hendry pikirkan sekolah.
Setelah sekitar 10 jam aku belajar di sekolah, sekarang saatnya pulang yeayyy. Ini merupakan saat yang ditunggu-tungu oleh anak-anak. Bel pulang sekolah bagaikan suara merdu yang dirindukan oleh anak-anak.
Sampai di rumah aku langsung mandi, sholat dan kemudian merebahkan diriku di kasur sambil bermain HP. Tiba-tiba aku mendapat pesan dari Hendry, dia ingin berkenalan lebih jauh denganku, akhirnya kami pun saling berkirim pesan.
Singkat cerita, aku semakin sering berkirim pesan dengannya, hampir setiap hari kami menyempatkan waktu untuk berkirim pesan. Sampai suatu hari, ada masalah antara aku dengan dia hingga menyebabkan kami tidak lagi saling berkirim pesan.
Sekarang aku sedang berteman dekat dengan dua orang laki-laki, namanya Dino dan Gian. Kami berteman dekat, sangat dekat bahkan. Kami sering bertukar pesan, bercanda bersama. Hingga tiba-tiba mereka mengatakan perasaannya padaku. Aku kaget, aku kira kami hanya sekedar teman, tidak ada perasaan lebih dari teman. Namun perkiraanku salah. Jujur aku belum mau menjalin hubungan spesial dengan siapapun, saat ini aku hanya fokus untuk menjalin pertemanan dengan siapapun. Daripada aku terjebak oleh perasaan yang tidak pasti, aku lebih memilih menjauh dari Dino dan Gian. Kami tidak lagi berkirim pesan, tidak lagi bersama.
Saat ini aku lebih fokus dengan sekolahku. Aku banyak belajar dan bertanya kepada kakak kelas tentang materi SMA. Sampai kemudian pertanyaan tentang materi sekolah berubah menjadi pertanyaan tentang hal pribadi.
Dia bernama Fahri, kakak kelasku yang akhir-akhir ini sedang dekat denganku. Ya, aku kembali dekat dengan cowok setelah kepergian Dino dan Gian. Jujur, aku merasa nyaman dekat dengan kak Fahri. Dia bisa menjadi kakak kelas yang baik, guru yang pintar dan sahabat yang menyenangkan. Dia selalu ada setiap aku butuh, selalu menjadi pendengar yang baik, dan selalu mengajari aku tentang materi sekolah yang tidak aku mengerti. Namun pada suatu malam ketika aku bertanya tentang materi sekolah, dia malah membentakku. Katanya dia sedang lelah karena tugas-tugasnya di sekolah, ditambah aku. Aku paling tidak suka jika ada yang membentakku, aku marah padanya dan ingin dia pergi dari hidupku. Sejak saat itu kami tidak lagi bersama. Aku kembali sendiri. Tidak ada lagi drama-drama di hidupku.
Namun suatu hari, Hendry kembali datang di hidupku, menawarkan sejuta kebahagiaan untukku. Kali ini rasanya berbeda, aku sangat merasa nyaman dengannya. Tidak seperti dulu dimana kami masih terlalu malu untuk saling mengenal juga kami yang terlalu egois. Hubungan kali ini terasa lebih baik dari sebelumnya. Kami selalu bersama, selalu bertukar cerita bersama. Dia yang perhatian dan aku yang menyukainya. Tidak ada ikatan apapun diantara kami, hanya komitmen untuk selalu bersama walau sejuta perbedaan dan masalah menghadang. Aku harap, dia bisa menjadi cerita bahagia di kisah kasihku saat SMA.
Cerpen Karangan: Nuha Khairunnisa Blog / Facebook: Nuha Khairunnisa