Ini kisahku, tentang kembalinya perasaan yang dulu sempat hancur, kembalinya pecahan hati yang dulu sempat hilang.
Dulu aku pikir, kisah ini tak akan pernah bisa kembali utuh, aku pikir semuanya telah berakhir, dan tak ada lagi yang bisa terukir. Namun ternyata, takdir berbaik hati pada kami, dia memberikan kami kesempatan untuk kembali mengukir kisah indah itu. Dan inilah, kembalinya tiga serangkai.
Namaku Dara Anisa, saat ini aku sedang menempuh pendidikan di salah satu SMA negeri di kotaku. Saat ini aku berada di kelas 11 MIPA 1. Kelas unggulan di sekolah ini. Dan aku mempunyai dua sahabat yaitu Firda dan Amelia. Kami bersahabat sejak kami melakukan pendaftaran di sekolah ini. Diantara mereka, aku lebih dulu bertemu dengan Firda dibanding dengan Amelia. Aku bertemu Firda saat kami melakukan pendaftaran online di sekolah ini, sedangkan aku bertemu dengan Amelia yaitu saat kami sama-sama mengambil seragam di koperasi sekolah ini.
Pertemuan singkat kami menimbulkan kesan berbeda di hati masing-masing kami. Kami sudah merasa dekat bahkan sebelum kami tahu bahwa kami akan ditempatkan di kelas yang sama. Dan saat kami tahu bahwa kami ditempatkan di kelas yang sama, kami merasa sangat bahagia. Takdir sangat berbaik hati pada kami, dengan mengizinkan kami untuk bersama.
Masa-masa kelas 10 ku terasa sangat menyenangkan, dengan hadirnya dua sahabat yang selalu ada kapanpun aku butuh. Mereka selalu siap sedia untuk menjadi tempat curhatku. Mereka selalu ada saat bahagia dan sedihku. Bagiku, tidak ada yang lebih baik di dunia ini selain memiliki sahabat yang selalu ada untukmu.
Selama setengah tahun kami menjalani persahabatan ini. Aku ingat, dulu saat ada seorang cowok yang mendekatiku, dua sahabatku itu yang bersedia untuk membantuku mencari tahu tentangnya. Mereka membantuku untuk dekat dengannya, dari awal aku dan si cowok itu berkenalan lewat chat, kemudian drama-drama singkatku sampai kami menjalin hubungan. Semua hal itu diurus sampai tuntas oleh dua sahabatku itu. Bahkan ketika aku menjalin hubungan dengannya, setiap ada masalah aku selalu curhat dengan dua sahabatku itu. Dan mereka akan selalu bersedia membantu permasalahanku. Intinya, hidup terasa sangat menyenangkan dengan hadirnya dua sahabatku itu.
Sampai suatu hari, Firda ingin berubah menjadi lebih baik. Dari yang tadinya dia berpakaian sederhana, ingin menutup aurat lebih dari sebelumnya. Firda memakai handshock dan dia memakai kerudung syari. Diikuti Amelia yang akhirnya juga memakai handshock. Perubahan mereka terjadi sangat cepat. Dan semua oarng termasuk aku kaget dengan perubahan mereka. Beranda media social mereka penuh dengan untaian untaian kalimat islam, berisi doa doa juga nasehat nasehat dari para ustadz atau ustadzah. Termasuk, nasehat tentang bahaya pacaran. Saat itu, aku merasa menjadi manusia paling berdosa diantara mereka. Mereka semua terlihat suci, beda denganku. Aku tidak memakai handshock seperti mereka, aku tidak berkerudung syari dan aku pacaran. Tiga hal yang membuat aku lebih memilih menjauhi mereka.
Aku mendekati orang lain di kelas, aku bersahabat dengan semua orang di kelas, intinya saat itu aku menjauhi mereka. Sampai terasa benar-benar jauh. Aku selalu berusaha terlihat biasa saja dihadapan mereka, meski dalam hati terasa sangat sedih, terasa sakit ketika kamu tahu bahwa sekarang kamu sendiri. Mereka menjalin persahabatan dengan yang lain, mereka kini menjadi berempat. Empat orang sahabat yang selalu bersama kemanapun, dan aku yang sendirian.
Hidupku terasa sangat hambar tanpa mereka. Sampai akhirnya, aku meminta maaf kepada mereka karena aku telah memulai drama ini. Aku bilang kepada mereka bahwa aku ingin menjalin persahabatan lagi dengan mereka, dan mereka mengiyani. Akhirnya, perjalanan sulit ini mampu aku lalui. Dan kini, tiga serangkai telah kembali.
Cerpen Karangan: Nuha Khairunnisa Blog / Facebook: Nuha Khairunnisa