Kisah ini dimulai saat wanita ini sedang mencoba mencari jati dirinya melalui sebuah video game di handphonenya. Wanita yang berparas cantik bagai karakter disney, berambut lurus dengan sedikit gelombang di rambut bagian bawah, berkulit kuning langsat, memiliki tinggi badan yang bisa dibilang lumayan tinggi untuk ukuran wanita, detail wajahnya yang memiliki hidung mancung, bulu mata lentik dan alis tebal disertai bibir tebal berwarna merah muda. Ia pun tak pernah berdandan, Ya! cantiknya natural. Namanya, Sasha.
Ia saat itu mungkin tidak sedang merasakan apa itu cinta ataupun mencintai. Ia tak sadar di sekolah ia sangat terkenal karena paras indahnya tak terkecuali para teman lelakinya yang memiliki rasa lebih dari teman padanya. Semua teman lelakinya ingin memiliki satu wanita ini. Sayangnya, ia tak pernah memperhatikan lingkungan sekitar, ia tak merasa bahwa ia disukai banyak teman lelakinya.
Suatu ketika ia sedang berjalan bersama dengan dua temannya di lapangan basket sekolahnya yang saat itu pemainnya sedang istirahat. Hembusan angin siang itu yang lumayan kencang menjadikan rambutnya layaknya supermodel. “WOY CANTIK BANGET BRO!”, “CANTIKNYA GA MAIN MAIN” , “Inimah dewi asli sih bro” , “Gilasih cewe satu ini..” Satu lapangan menyorotinya, terkecuali satu pemain basket yang terkenal dengan sifatnya yang pendiam. Tak disangka-sangka, walaupun ia pendiam ternyata ia adalah incaran para perempuan di sekolah. “Lo cape ga sih sha punya banyak penggemar gini?” tanya salah satu temannya yang bernama Eyna. “Ngga sih na, ga ngerasa punya penggemar gue” “Ah elu mah mesti gitu!” Jawab Eyna.
Selepas pulang sekolah, ia bergegas membersihkan badan dan berberes dilanjut dengan membuka ponsel sembari berbaring melepas penat. Ia terkejut dengan notifikasi handphonenya. “Siapa sih yang nyebarin nomor gue?!” dalam hatinya. Ternyata benar saja, rupanya ada yang mengiriminya sebuah pesan melalui WhatsApp.
+62xxxxxxxxxxx : “Halo, simpan ya Alta” Sasha. : “Dapet nomor gue dari siapa lo?” +62xxxxxxxxxxx : “Dari Cyella” Sasha. : “Oh anak itu, oke” Sasha. : “By the way, lo anak yang lagi basket tadi kan?” +62xxxxxxxxxxx : “Yoi, kok lo bisa tau?” Sasha. : “Ekspresi lo beda sendiri soalnya.”
Setelah percakapan singkat di handphone itu, ia merasa bahwa rasa ngantuk sudah mulai menyerangnya. Selang beberapa menit, ia pun terlelap.
Keesokan hari pun tiba. Saat itu ia memang sengaja ingin berangkat siang karena ia malas jika berangkat pagi, ia selalu sendirian di kelas. Setibanya di sekolah, tiba-tiba saja sudah ada sebuah coklat yang sudah ditali rapi dengan pita dan sudah dihias indah serta diberi satu kertas berisi pesan. “Have a nice day ya!”, “Kira-kira siapa ya yang ngirim ini? tau aja kalo gue suka coklat” dalam hatinya.
Hari makin hari Alta terus terusan saja mengirimi Sasha pesan. Mereka berdua pun semakin dekat. Hingga sampailah hari dimana mereka berdua saling jatuh cinta dan ya, mereka jadian. Mereka berdua sudah berjanji jika mereka berpisah, tidak akan ada lagi orang yang bakal menggantikan posisi pasangannya saat ini.
Heum, rasanya banyak sekali yang menginginkan hubungan layaknya Alta dan Sasha. Saling bertukar kabar setiap hari, bertukar keluh kesian setiap malam, saling memberikan hadiah. Hubungan yang melimpah kasih sayangnya. Tidak salah lagi, mereka sangat cocok. Dimana Sasha yang berparas cantik adalah idaman semua lelaki di sekolahnya, dan begitu pun sebaliknya, Alta berambut coklat panjang berkulit sawo matang idaman semua teman perempuannya.
“Dimana sih nyari cowo kek cowo lo?” tanya Rahel salah satu temannya. “Wkwkwk ada-ada aja lo, gue nemu di kolong jembatan sih” jawabnya sembari tertawa kecil menutupi mulutnya. Tawanya sangat ilegan, sudah sangat cocok untuk menempati posisi putri kerajaan.
Suatu hari, Sasha merasa ada yang aneh dengan Alta. Ya, benar saja. Ternyata ada orang ketiga dihubungan mereka. Setelah mengetahui hal itu, menit dan detik itupun Sasha meminta untuk memutuskan hubungan.
Hingga suatu hari saat mereka sudah masuk ke SMA yang sama, ia kembali bertemu Alta. Alta menyapa Sasha dan merekapun sekedar berbincang kecil mengingat hubungan mereka yang 3 bulan yang lalu.
“Seru ya hubungan kita dulu” Ujar Alta. “Wkwkw seru karena ada orang ketiganya maksut lo?” “Ya ga gitu dong” Jawab Alta. “Udah deh lo ga usah deketin gue lagi, udah muak gue sama lo” Kata Sasha.
Semenjak hari itu, Alta pun tidak pernah berani menyapa Sasha lagi setiap bertemu di sekolahnya yang baru. Padahal perasaan mereka tidak bisa berbohong, mereka masih sama-sama saling mencintai. Sasha pun masih sering mencari info tentang Alta hingga saat ini, begitupun juga dengan Alta.
Cerpen Karangan: Khanza N. B Khanza N. B. dari SMPN Negeri 1 Puri