“Ih cowo itu!” Ujar salah satu perempuan kelas 9H di SMP Tora.
Kisah ini dimulai saat kenaikan kelas. Jezqa, ia terkenal ambis untuk mendapatkan nilai yang terbaik diantara yang baik. “Aku rasa aku sudah belajar sungguh-sungguh dikelas 8 lalu, semoga saja aku mendapat kelas unggulan” doanya sebelum upacara bendera dimulai. Ia sudah langganan bertugas sebagai pembawa bendera. “Siapp gerakk!” suara pemimpin upacara sebagai tanda upacara bendera sudah dimulai.
Selang beberapa waktu, tak terasa upacara sudah selesai. Keringat bercucuran mulai diusapi oleh Jezqa. Setelah ada aba-aba bubar, ia segera berlari ke arah mading ubtuk melihat data pembagian kelas. Dan ya, benar saja ia masuk kelas unggulan. Ia sangat senang, sampai-sampai ia meloncat-loncat kegirangan yang membuatnya menjadi terlihat sangat heboh disana.
Jezqa pun langsung berlari kearah kelasnya yang baru dan segera memilih bangku untuk dia duduki. Sudah jelas Jezqa memilih bangku paling depan, ia ingin fokus dengan apa yang guru jelaskan tanpa ada halangan apapun. Bel sekolah pertanda jam pelajaran pertama terdengar, guru-guru terlihat berjalan mengarah ke kelasnya masing-masing.
“Selamat datang di kelas kalian yang baru! tidak sia-sia kalian belajar siang hingga malam sehingga kalian masuk ke kelas unggulan. Selamat ya” ucap wali kelas Jezqa. Hari per hari pun berlalu, Jezqa nampaknya memiliki satu musuh alias orang yang paling ia tidak disukai. Herannya, ternyata musuh Jezqa adalah seorang anak laki – laki teman sekelasnya. Ia sangat tidak suka dengan laki – laki itu. “Apaan sih dia?! sok cool banget!” kata Jezqa. “Udahlah Jez, dia emang cool. Terima aja sih” jawab salah satu temannya. “Gak, itu namanya sok cool!”. Salah satu alasan Jezqa mengatakan seperti itu adalah, karena ia takut kalah saing. Benar saja, laki-laki itu sangat pintar, nilai terendahnya saja 87.
Hari itupun datang, hari dimana Jezqa ternyata malah menyukai laki-laki itu. Hidung mancung berkulit sawo matang, rambut sedikit gondrong, tinggi dan cerdas! Zarel namanya. Jelas Jezqa tidak betah melihat lelaki seperti itu, sempurna!. Tak heran jika Jezqa memiliki tipe seperti Zarel. Jezqa sendiri cantik, putih, mancung, bulu matanya lentik, bibirnya berwarna merah muda. Semua yang di badannya perfect!.
“AKU SUKA KAMU RELLL” teriak jezqa saat pulang sekolah, ia sudah tidak betah untuk mengungkapkan perasaanya. Lagi-lagi, ia takut jika ia keduluan orang untuk memiliki Zarel. Namun nampaknya, Zarel tidak mendengar teriakan Jezqa. Ia pun mengejar Zarel. Dan mereka saling bertemu di parkiran motor. Ia kira selama ini Zarel adalah seseorang yang single, ternyata ia memiliki seorang perempuan yang berparas cantik. Meski begitu, kecantikan Jezqa juga tidak dapat tertandingi.
Sejak hari itu, Jezqa memutuskan untuk memendam perasaanya setiap ia menyukai seorang laki-laki. “Andai hari itu aku ga teriak suka ke Zarel” Katanya dengan raut wajah menyesal.
Cerpen Karangan: Khanza N. B