Di sebuah rumah ada seorang gadis yang bernama Nia, “Niaaaaa bangun nakkk sudah siang nih, kamu nanti telat sekolah lho!!” teriak bundanya yang bernama Rahma dari luar kamarnya. Nia pun bangun dari kasur empuknya “Sabar bun, ini mau mandi” jawabnya, “Oke, nanti turun ke bawah, bunda sudah menyiapkan makan buat kamu”, Rahma pun turun dari atas menggunakan tangga. Sedangakan, Nia mandi sambil menyanyi lagu favoritnya sekitar 5 menitan. Sesudah itu, dia langsung bergegas mengambil bekal dan pamit ke bundanya untuk berangkat ke sekolah.
Sesampai di sekolah, ia tergesa-gesa hampir menabrak seorang cowok “Kalau jalan hati-hati lah, kan nabrak gue” kesal cowok tersebut “Maaf, tidak sengaja” jawabku. Laki-laki tersebut taidak menjawabnya dan langsung pergi.
Sesampai ke kelas, “Ihhh kesal, kenapa sih biasa ketemu cowok itu, menyebalkan” kesalku sambil menuju bangkunya. Tiba-tiba ada yang mengagetkan “Dor Nia” teriak temannya yang bernama Safira, “Astaga fira” jawabku sambil kesal. Safira pun duduk disebelah Nia “Kamu kenapa sih badmood saja” tanyanya, “Kamu tau tidak, aku tadi ketemu cowok nyebelin” jawabku. Safira pun tertawa, Nia pun kebingungan. “Maksud kamu apa sih ketawa aja?” tanyaku “Lah kamu ngapain ketemu cowok nyebelin, mau jadian ya” goda Safira. “Dih najis” jawabku.
Tak terasa jam sekolah berakhir, semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas, Nia kini sedang di depan gerbang sekolah menunggu jemputan, tiba-tiba ada sepeda motor yang berhenti di depannya “Mau pulang bareng?” tawarnya. Nia membulatkan matanya “Lu yang tadi kan, kenapa lu sok baik ke gue” jawabnya “Mau pulang bareng ga” tawar seorang cowok itu lagi “Oiya kenalin gue Revan” lanjutnya, “Iya, gue Nia” jawab Nia.
Setelah Nia memperkenalkan diri, titisan hujan pun turun “Tuh hujan, yukk pulang bareng” Nia pun menuruti Revan, yang penting selamat sampai rumah.
Di sepanjang jalan, hujan makin deras membasahi mereka berdua “Pegang pinggang gue ya, hujan makin deras nih” perintah Revan, “Dih najis” jawab Nia. Revan tak peduli dengan jawaban Nia, ia mengegas sepeda motornya sampai Nia pegang pinggangnya “Revan pelan-pelan dong, nyebelin tau!!” teriak Nia.
Sesamapi di rumah Nia, ia turun dari sepeda motor milik Revan dan pergi begitu saja “Nia jangan ngambek dong!” bujuk Nia, “makasih” jawabku dengan singkat.
Pagi hari pun tiba, Nia pun bangun dari tidurnya yang nyenyak dan bergegas mandi sekitar 5 menitan. Pukul 06.30 pagi, ia turun ke bawah “Selamat pagi dunia, Nia yang cantik comeback” teriaknya “Astaga Nia, masih pagi teriak mulu aja” heran bundanya. Sedangkan Nia hanya cengar-cengir, ia menuju meja makan dan menyantap makan. Pukul 06.45 pagi, ia pamit ke bundanya untuk berangkat sekolah, tiba-tiba suara klakson bunyi ‘Tinnn’, Nia menduga itu pasti Revan. “Nia itu siapa ya?” Tanya Rahma, “i-itu bun, teman cowoknya Nia” alasan Nia. Nia bergegas ke luar rumah dan ia bertemu Revan “lama amat dah lu, kayak gue jemput lu berabad-abad” komen Revan. “Beuhh makin ganteng aja calon suami, dihh apaan sih gue mikirin dia” heran Nia dalam hati “Woy Nia, lu kesambet apaan dah?” Tanya Revan lagi. “H-hah?! E-enggak kok” gugupnya.
1 bulan kemudian, “Revan balikin buku gue” perintahku “Ga” jawab Revan. Mereka kejar-kejaran sampai Nia hampir terjatuh, untung Revan langsung menolongnya dan terjadilah tatap-taptapan “Hati-hati ya cantik.” “Makasih ya sudah menolong gue” jawab Nia
Hari makin hari, hubungan Revan sama Nia makin dekat sampai siswa-siswi mengira mereka berdua berpacaran. Hari ini, dimana Revan bertemu Nia “Lu ngapain mau ketemuan ama gue?” tanyanya, “Huffttt gue suka sama lu” jawab Revan. “Maaf belum biasa balas perasaan lu.” “Ok, santai aja,” jawab Revan. “Kita ketemuan di cafe jalan Permata.” “Ok.”
Hari makin sore tepat jam 4 sore, Nia sampai di café yang dia bahas tadi di sekolah bersama Revan. Revan pun sampai di café. “Gimana, mau terima gue?” tanyanya. “Sebelum itu gue mau ngungkapin perasaan gue ke lu, sebenarnya gue suka sama lu sejak kita pulang bareng dan gue sudah sayang ke lu, tapi gue ragu terhadap perasaan gue” jelas Nia dengan panjang lebar. Revan pun mengerti dengan perasaan Nia “Jadi gimana, kita pacaran.” “Ga mau.” “Hah?!.” “Ga mau nolak maksud gue” jawab Nia sambil tersenyum, “Beneran?” Revan menyakinkan Nia. “Iya gantengku,” jawab Nia. “Yes, makasih ya udah menerima aku jadi pacar kamu.”
1 minggu kemudian, Revan mengajak Nia ke rumahnya untuk memperkenalkan Nia ke orangtuanya “Salam kenal tante” sapa Nia dengan sopan. “Kamu Nia kan, gadis yang diceritakan sama Revan ke tante.” “Iya tante,” jawab Nia.
Kedua orangtua mereka berdua setuju untuk Revan dan Nia menikah. 2 minggu kemudian, Revan dan Nia menikah dan sudah sah menjadi suami istri. 2 tahun kemudian, mereka mempunyai anak yang bernama Richa Xeulinia Helina dan ia berumur 1 tahun.
Cerpen Karangan: Andien Rasti Rahmawan Blog / Facebook: xandnjyy_ Hai aku Andien Rasti Rahmawan bisa dipanggil Andien, aku sekolah di SMPN 1 PURI kelas IX-E dan aku berumur 14 tahun. Hobiku menulis dan membaca cerita.