Namaku Arzania Rachelia Aurelia, biasa dipanggil Ara. Aku tinggal di desa dan aku mempunyai saudara bernama Rizki Aditya, biasa dipanggil Adit. Aku dan Adit dari kecil selalu bermain bersama hingga sekarang. Adit mempunyai kakak yang bernama Anita, kakaknya biasa dipanggil Nita. Dari umur 3 tahun Aku dan Adit mulai sekolah. Aku masuk ke TK B dan Adit masuk ke TK A. Aku memanggilnya dengan sebutan ‘Mas Adit’ dan Dia memanggilku ‘Adek Ara’. Aku memanggilnya dengan nama itu karena orangtua Adit lebih tua daripada orangtuaku.
Beberapa tahun berlalu. Kini Aku dan Adit beranjak dewasa, Aku umur 13 tahun dan Adit berumur 11 tahun. Aku duduk di bangku kelas 3 SMP, sedangkan Adit duduk di bangku kelas 1 SMP. Suatu sore Aku dan Adit sedang duduk di depan rumah. “Dek Raa, ayo sepedaan keliling-keliling yok” Pinta Adit karena dia sedang booring “Ayok” jawabku bersemangat. “Cie cie cie, mba ara loh sama mas adit sepedaan bareng,” kata bocil-bocil yang sedang bermain. Aku memang sering dikatain pacaran sama bocil-bocil. “Apasi gajelas wgwg,” jawab Adit yang kelihatan kesal. “Uda biarin aja, namanya juga bocil, kan masi belum mengerti,” jawabku menenangkan Adit.
“Eh ada yang jual kebab tuh, beli yokk,” ajakku yang semangat. “Ayok gas, aku juga, mau beli es milo, kayaknya seger banget,” jawab Adit yang kelelahan mengayuh sepeda. Setelah membeli kebab dan es milo, Aku dan Adit pun pulang, karena hari sudah menjelang malam dan maghrib pun telah tiba
“Alhamdulillah udah sampai rumah, pas banget ya maghrib jdi bisa langsung sholat,” kataku yang kelelahan.
Bulan Agustus pun tiba. Di desa kami mengadakan lomba 17 Agustus untuk memeriahkan desa kami. Berbagai macam lomba ada, lomba makan kerupuk, lomba memasukkan paku dalam botol, lomba balap kelereng, lomba balap karung, dan masi banyak lomba lainnya, lomba makan kerupuk dan lain lain termasuk lomba anak-anak. Di malam minngu tepatnya hari sabtu, desa kami mengadakan gebyar lomba 17 Agusutus.
“Hei dek ara, darimana? Daritadi nyariin tapi ga ketemu,” Sapa Adit yang kelihatan kesal karena mencariku. “Eh ada apa,?” jawabku mentertawakan Adit. “Tumben nih nyariin, kangen ya wkwk, sehari ga ketemu aja nyariin,” jawabku sambil tertawa. “Gr siapa juga yang kangen,” jawab Adit kesal.
Bulan Agustus pun berakhir. Dan berganti Bulan September, dimana bulan itu adalah bulan kelahiran Adit. Pagi itu tepat hari sabtu tanggal 24 September 2022, Adit bertambah umur menjadi 12 tahun Sore itu Aku membantu Mbak Nita menyiapkan nasi kotak untuk dibagikan ke tetangga istilahnya untuk dirayakan kecil-kecilan.
Besoknya, pagi itu di hari minggu Aku dan Mbak Nita memutuskan untuk memberi surprise kecil-kecilan yaitu melempar tepung ke Adit, sudah biasa kalau di desa kami merayakan ulang tahun kecil-kecilan dengan melempar tepung, air ataupun telur.
“Eh dek Ara minta tolong pean belikan tepung ya sama telur,” pinta Mbak Nita menyuruhku membeli tepung. “Siapp Mbak Nit,” jawabku bersemangat. “Eh Adit mau pulang, ayo siap-siap,” kata Mbak Nita. “Ayo Mbak Nit,” jawabku bersemangat. “123, dor, selamat ulang tahun,” kataku dan Mbak Nita sambil melempar tepung dan telur. “Eh Aduh, ga bisa liat apa-apa nih,” teriak Adit sambil mengusap tepung yang terkena matanya. “Hahaha, selamat ulang tahun ya,” jawabku dan Mbak Nita.
Bulan September pun berakhir dan berganti Bulan Oktober, dimana bulan itu adalah bulan kelahiranku dan dimana bulan itu adalah bulan married nya Mbak Nita. Pada hari itu, tepatnya hari sabtu, Mbak Nita dan Mas Adit memberiku kejutan yaitu aku dilempari tepung yang dicampur air, alhasil bajuku menjadi putih semua.
“Selamat ulang tahun yaa,” ucap Mbak Nita. “Selamat habede ya Dek Ara,” ucap Mas Adit. “Makasih Mbak Nit, makasih ye Mas Adit,” jawabku tersenyum.
Tepat hari Kamis, Mbak Nita pun menikah dengan Mas Fahmi. Mas Fahmi adalah suami Mbak Nita. Setelah menikah Mbak Nita dan Mas Fahmi mengajak Aku dan Mas Adit liburan. Kami berempat pergi liburan ke telaga yang ada di Ponorogo. Ponorogo adalah tempat tinggal Mas Fahmi. Aku dan Adit naik kapal yang memutari telaga
“Seru banget loh,” kataku sambil semangat. “Iya seru banget,” jawab Adit yang semangat sekali. “Eh Mbak Nit, habis ini makan bakso yuk,” pinta Adit karena sudah lapar. “Iya habis ini kita makan bakso bareng-bareng ya,” jawab Mbak Nita tersenyum.
Setelah selesai naik kapal, kami berempat pun pergi ke warung bakso. Sesampainya di warung bakso Mbak Nita pun memesankan bakso dan es teh. Setelah pesanan kami dating, kami pun makan bakso bersama-sama. Setelah itu kami pulang. Dan sesampainya di rumah aku pun langsung beres beres dan istirahat.
Banyak yang mengira kami itu seperti adek kakak. Tapi kadang kalau lewat, kami sering dibilang pacaran. Emang iya sih saudara itu berasa pacar.
Cerpen Karangan: Dilla Zaskia Arifni Blog / Facebook: Zaskiadilla6 Hai, Perkenalkan Namaku Dilla Zaskia Arifni, biasa dipanggil Dilla. Aku bersekolah di SMP NEGERI 1 PURI. Umurku 14 tahun. Hobiku bersepeda dan tidur. Selain itu aku juga suka menulis. Jangan lupa follow IG ku ya (@zaskiadilla6).