Sebuah kisah yang menceritakan tentang seorang pemuda yang hobinya adalah mengendarai motor. Panggil saja ia Andra. Ia duduk di bangku kelas 11 SMA. Ia merupakan pemuda yang rajin, taat pada agama, dan sulit dalam hubungan percintaan. Ia selalu mencurahkan isi hatinya pada dua sahabatnya Yalsa dan Raden. Kala itu bulan Desember ia sedang melaksanakan ujian di sekolahnya. Setelah ujian panjang ia lewati, liburan semester datang juga.
“Yes!!!, akhirnya selesai juga ujiannya” seru Yalsa “Iya, bodo amat sama nilaiku, yang penting sudah kelar semua, gak ada beban pikiran” ujar Raden “Senin besok udah libur nih, kalian ada acara apa engga?” Tanya Andra “Kemungkinan engga sih” jawab mereka berdua
Setelah perbincangan yang tidak panjang, mereka meninggalkan kelas, dan segera pulang. Di tengah perjalanan pulang Andra mempunyai ide untuk sunmori pada hari minggu esok. Setelah sampai di rumah Andra segera cuci tangan dan kaki kemudian ia bergegas membuka HP nya.
Andra: “Cuy kalo minggu besok kita sunmori gimana?” Raden: “Boleh banget tuh, rencana kemana?” Andra: “Kalo ke Malang?” Yalsa: “Aku sih ngikut aja, motorku siap selalu” Raden: “Yaudah ndra, ke Malang aja” Yalsa: “Jam 7 kumpul ke rumahku aja dulu” Andra: “Oke gas aja”
Minggu pagi Andra bersiap-siap, memakai pakaian sekeren mungkin agar dilihat oleh orang-orang yang ada di jalan. Jam 07.15 mereka berkumpul. Suara knalpot motor mereka meraung-raung membangunkan warga yang masih tidur.
“Berangkat ga nih?” ucap Yalsa yang baru saja keluar dari rumahnya. “Gas aku duluan” ujar Andra meninggalkan mereka terlebih dahulu. Kemudian disusul oleh Raden dan Yalsa. Dalam perjalanan mereka menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar, mengendarai motor sport, helm fullface, mengenakan kemeja, sangatlah menawan. Terutama pada para perempuan pasti terpesona ketika melihat mereka.
Jam tangan Andra menunjukkan pukul 09.23, mereka sudah sampai di alun alun kota Malang. Sungguh sejuk dan segar hawa disana. Banyak pedagang menjual mainan, makanan, dan cemilan di sekitar alun-alun itu
“Ndra, ngopi dulu yuk di situ” ajak Raden sambil melepas helmnya “Iya ndra, rehat dulu” sambung Yalsa “Oke, ayo” jawab Andra, ia memarkirkan motornya jauh dengan Cafe yang akan dituju. Usai sampai, ternyata cafenya sudah penuh, merekapun pindah ke Cafe yang lain.
“Pesan apa kalian? Aku traktir ya, sekali-sekali hehe” tanya Andra sambil menggaruk kepala “Tumben ga pelit, aku cappucino aja dah kayak biasanya” jawab Yalsa “Aku juga” lanjut Raden
Menit demi menit mereka lewati dengan canda gurau. Adzan dhuhur telah berkumandang, mereka segera menuju ke masjid terdekat untuk melaksanakan salat.
“Ehh ibuku nelfon nih, sudah 3 panggilan tak terjawab” kata Raden sambil membuka hp miliknya “Telfon lagi aja, siapa tau penting” ucap Andra
Raden pun sibuk chattingan dengan ibunya sementara Andra dan Yalsa sibuk dengan hpnya sendiri-sendiri.
“Aku mau pulang dulu ya, disuruh pulang sama ibuku, ada acara” ujar Raden “Emm kita foto dulu lah buat kenangan” ucap Yalsa “Iya tuh masa dari tadi motor mulu yang di foto, sekali-kali orangnya hehe” sambung Andra “Yaudah ayo foto, selfie apa gimana nih?” Tanya Raden “Selfie aja biar cepet, nanti kalau kelamaan kasian ibumu” jawab Andra Kemudian mereka pun foto bertiga dengan posisi Raden di tengah. Usai beberapa foto mereka ambil akhirnya Raden pulang terlebih dahulu. Andra dan Yalsa juga akan segera pulang.
“Besok rencana mau ngapain?” tanya Yalsa “Belum tahu, lihat aja nanti aku kasih kabar” jawab Andra “Baiklah, kalau di rumah terus pasti bosan banget aku, bisa-bisa masuk rumah sakit jiwa hehehe” “Ahh ada-ada aja kau sa”
Mereka bergegas pulang, dilihat dari cuaca juga kurang mendukung kalau dilanjut nongkrong. Saat berjalan menuju ke tempat parkir motor, Yalsa menemukan sebuah mitos di beranda hp miliknya.
“Ndra aku menemukan mitos nih katanya kalau foto bertiga orang yang ada di tengah bakal meninggal lebih cepat” “Omongan orang dulu itu mah udah lupain aja” “Ya, walaupun itu omongan orang dulu pasti ada alasannya, dan mungkin ga baik buat kita” “Tapi si Raden tadi ada di tengah, takutnya dia kenapa-kenapa” “Yaudah, ayo kejar aja dia”
Mereka mengendarai motornya dengan cepat. Tidak lama kemudian mereka menemukan kerumunan, Andra segera memarkir motornya kemudian menghampiri kerumunan itu. Ternyata terjadi kecelakaan. Andra syok, ternyata korbannya adalah Raden sahabatnya sendiri. Raden mengalami kecelakaan yang tragis. Banyak luka di badannya. Darah bercucuran dimana-mana
Yalsa segera menelepon ambulan. Tidak ada warga yang berani menolong Raden. Andra dan Yalsa pun juga hanya menunggu kedatangan ambulan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Mereka sangat kebingungan. Akhirnya Yalsa memutuskan membawa Raden ke pinggir jalan terlebih dahulu. Motor Raden benar-benar hancur.
“Pak, ini tadi kronologinya bagaimana?” Tanya Andra “Masnya ini tadi naik motornya sangat kencang, lalu tank slap motornya. Akhirnya masnya ini menabrak trotoar. Motornya terpental ke pohon, masnya ke aspal” jawab seorang warga
Entah mengapa ambulans sangat lambat datang. Yalsa mencoba menelepon berulang kali. Pihak ambulan hanya menjawab dalam perjalanan. Karena lambatnya pertolongan, akhirnya Raden menghembuskan nafas terakhirnya. Andra dan Yalsa menangis histeris disitu.
Setelah sekian lama ambulans itu datang. Membawa jenazah Raden menuju rumah sakit terdekat
Cerpen Karangan: Fadel Akbar Fadel Akbar IXH/14 (SMPN1PURI) Ig: ledav.07