Disuatu hari, pada malam yang gelap gulita awan yang bersembunyi dan membiarkan bulan bercinta dengan bumi. Air mulai berjatuhan dari awan, semakin malam suasana semakin dingin dan katak katak mulai mengeluarkan suaranya, sudah berjam-jam hujan tidak berhenti.
Malam itu, hujan sedikit-sedikit mulai reda dan tengah malam pun tiba. Langit dipenuhi bintang bintang yang terang benderang membuat purnama begitu indah jika pandang.
Di malam tersebut aku sedang menatap indahnya rembulan dan tidak lama kemudian aku kepikiran dengan seorang perempuan yang cantik, manis dan pendiam. Seolah-olah wajahnya dia telah menghantui fikiranku disetiap saat, gara-gara kecantikan dia membuatku ingin sekali mendekatinya dan mendapatkan hatinya.
Dan dalam hatiku pun berkata, ‘Mengapa, akhir-akhir ini aku selalu kepikiran tentang wajahnya, padahal ia itu hanyalah wanita biasa’.
Diwaktu itu aku bertemu dengannya di sekolah bertepatan aku masih kelas 7. Pada waktu itu negara Indonesia dan negara yang lainnya sedang dilanda oleh pandemi covid-19, sehingga banyak sekolahan yang ditutup dan diliburkan untuk sementara. Karena itu semua siswa banyak yang belajar di rumah (daring). Dimasa itu aku pun jarang bertemu dengannya.
Jarak beberapa bulan kemudian banyak sekolah yang mulai masuk untuk bertatap muka, tetapi semua siswa tidak dimasukkan seluruhnya dan hanya dibagi menjadi dua shift, dari absen atas masuk pagi dan absen bawah masuk siang. Kebetulan aku dan dia masuk shift pagi, aku dan dia hanya dipisahkan oleh kelas yaitu kelas 7B dan 7C.
Pada keesokkan harinya, aku setelah bangun tidur aku pun bergegas untuk mandi dan sarapan. Dihari itu aku semangat untuk berangkat sekolah, saking semangatnya sampai-sampai wajahku terbanting pintu.
Duarrrrr!!! (Suara pintu) Dan kakakku pun seketika kaget saat mendengarnya, “Hahahaha!!! Makanya kalau jalan itu hati-hati, ngapain sih sampai buru buru segala. Jelas ada apa-apa ini”, ujar kakakku saat menertawakanku. “Ada deh, kepo bet jadi orang”, dan sikap sinisku muncul. Dan setelah itu, aku pun berangkat sekolah dengan semangat sampai-sampai wajahku tadi kepentok pintu dan sakitnya pun terasa.
Di perjalanan waktu berangkat sekolah aku berpapasan dengan temanku yang bernama Aldi. Seketika aku bertemu dengannya di jalan, sambil menggayuh sepeda aku dan Aldi pun bercanda di pinggir jalan. Dan tidak lama kemudian si Aldi pun bertanya.
“Mengapa kepalamu kok ada benjolannya?”. tanya Aldi. “Oh, biasa tadi abis kepentok pintu, ini tadi salah gua yang terlalu bersemangat untuk sekolah”. jawabku terhadap pertanyaan Aldi. Aldi lagi-lagi pun bertanya. “Ada apa sih lu kok semangat banget, jarang-jarang gue liat lo semangat berangkat sekolah. Ada apaan sih emangnya?”. “Oi bray, lu jangan bilang siapa-siapa, hari ini gua lagi mau ngedeketin seseorang yang ada di sekolah. Dia itu orangnya manis, cantik dan pendiam wah intinya paket komplit lah. Gua itu saking sukanya sama dia sampai-sampai tiap malam gua sering kepikiran wajahnya bray”. Seketika aku memberitahu dia.
Jam 06:40 aku pun tiba di sekolahan Pada jam 07:00 pelajaran pun dimulai dan aku tidak sabar untuk menanti jam istirahat.
Dan tidak lama kemudian 08:30 menandakan jam istirahat dimulai, aku pun bergegas ke kantin untuk menemuinya. Rasa rinduku pun terobati, betapa manis dan cantiknya dia membuatku tidak pernah bosan untuk memandangnya.
Tidak lama kemudian si Aldi pun datang. “Woy, ngapain lu bengong mulu ngeliatin siapa si elu?” “Tuh orang yang gua bicarain ke elu tadi pagi”. jawabku. “Dahlah, gua ke kantin dulu. Gada gunanya gua nemenin orang ga jelas kek elu”. ujar Aldi.
Setelah istirahat bel pun berbunyi dan tandanya masuk, pelajaran pun dimulai kembali. Jam 09:00 tandanya udah mau pulang. Bertepatan sekolah masih dilanda covid-19, jadi kita pulangnya agak pagi dan giliran absen bawah untuk sekolah.
Dimalam hari, aku pun lanjut mengechat dia. Dengan hati yang senang dan gembira, aku pun mulai mendekatinya. Sudah berjam-jam kita berbincang-bincang, bercanda. Dan tidak lama kemudian aku pun menyatakan perasaanku yang sebenarnya, tidak lama kemudian ia membalasnya. “kita gak usah serius dulu ya, kita temenan aja”. Balasan dia.
Dan selang beberapa minggu kemudian, aku mendapat kabar kalah dia sudah punya gebetan baru, dan serius ternyata dia udah dapat laki-laki yang menjadi pacar barunya. Seketika aku pun bingung mau berbuat apa.
Keesokkannya aku pun mulai cuek dan hampir tidak merespon dia sama sekali. Dalam kejadian tersebut aku pun belajar bahwa, ‘Mendekati dan mendapatkan hatinya seseorang yang kita cintai itu tidak semudah yang kita fikirkan”. Dan pada Hari-hari selanjutnya aku pun sudah plong, dan tidak mengharapkan siapa siapa lagi.
Cerpen Karangan: Ahmad Fahriyal Faruq, SMPN 2 PURI