Suatu hari aku duduk di bangku smp kelas 8, aku punya teman yang kemana-mana selalu bersama, suatu saat dia mengenalkanku dengan satu cowok yang tampan dan tinggi, namanya Ahmad, dia sepantaran denganku. Kisahku dimulai sejak kenal dengannya.
Saat aku belum mengenalnya, aku sudah tertarik dengannya. Aku menceritakan tentang perasaanku kepada sahabatku, Cia. Cia mengatakan jika namanya adalah Ahmad, Cia mengatakan bahwa dia pernah menyukainya tapi sekarang sudah tidak menyukainya.
Suatu hari Ahmad meminta nomorku kepada Cia, setelah itu dia mengirimkan pesan kepadaku. “Hai, save nomorku, Ahmad,” aku tersenyum tipis. “Baik, save kembali ya,” balasku.
Aku kembali bersenda gurau dengan sahabatku dan aku menceritakan kepada sahabatku jika nomorku disave oleh Ahmad. Setelah aku menceritakan itu, sahabatku menggodaku dan memberi semangat untuk cepat cepat jadian bersama Ahmad.
Aku semakin dekat dengan Ahmad dan jika kita bertemu dia selalu menyapaku.
Aku keluar dari kelas bersama Cia untuk menuju kamar mandi, di perjalanan aku melihat Ahmad sedang bersenda gurau dengan teman temannya. Ketika aku melewati mereka, aku disoraki oleh teman temannya, tentu saja aku dan Cia merasa malu dan aku memutuskan untuk berlari.
“Mad, itu Aurel!”. “Itulo, Mad pacarmu,” ucap teman temannya.
Wajahku memerah mengingat sorakan dari teman temannya. Lalu bell pulang sekolah pun berbunyi Ahmad pun menghampiriku dan dia menyapaku.
“Hai Rel, kamu pulang bareng siapa?” “Eh hai, aku pulang sendiri jalan kaki” “Oh yauda ayo aku ante raja aku bawa sepeda”
Ahmad pun mengantarku di jalan dia mengajakku bersenda gurau, lalu sampai rumahku pun dia langsung berenjak untuk pulang ke rumahnya karena cuacanya mendung. Keesokan harinya pun aku bercerita ke sahabatku Cia, dia pun menggodaku.
Saat Aku dan Cia izin pergi ke kamar mandi bertemu dengan ahmad dan temannya di kamar mandi kebetulan kamar mandi cowok dan kamar mandi perempuan sebelahan. Cia pun menyoraki ke Ahmad bahwa aku menyukai Ahmad. Aku pun memilih untuk pergi ke kelas karena malu disitu ada banyak temannya Ahmad.
Bell istirahat pun berbunyi seperti biasa aku bersama Cia ke kantin dan disebelahku ada Ahmad dan teman temannya. Ahmad pun menghampiriku dan dia mengajakku mengelilingi sekolah sambil menunggu bell masuk kelas, aku pun mengiyakan saja.
Lalu disitu pun aku bersama Ahmad bersenda gurau dan saling bertukar cerita rndom kejadian di kelasnya. Setelah yang ditunggu bel masuk pun tiba dan aku dan Ahmad pergi masuk ke kelas.
Beberapa jam kemudian bell pulang sekolah pun berbunyi dan Ahmad pun menghampiriku dan mengajakku pulang bareng seperti kemarin aku sangat senang, pipuku pun memerah salah tingkah. Setelah sampai rumah aku menawarinya mampir kerumah dan dia mengiyakan. Alku pun mengenalkanke orangtuaku dan kakakku.
Beberapa saat pun dia pamit untuk pulang karna jam menunjukkan sore, dia pun bersaliman ke orangtuaku. keesokan harinya pun aku pergi sekolah dan menghampiri Cia dengan muka gembira dan aku menceritakan kejadian kemarin ke Cia. makin lama kelamaan aku semakin menyukainya.
Setelah pulang sekolah Ahmad menghampiriku dan dia menyatakan peraaanya kepadaku, Ahmad pun meminta aku untuk menjadi pacarnya aku pun menerimanya. Hatiku sangat senang bahagia dan Aku pun pulang bersama Ahmad dan dia juga pamit ke orangtuaku.
Keesokannya pun aku aku cerita ke Cia, Cia juga ikut senang dengan kebahagiaanku aku pun menjalani hubungsn dengan Ahmad sudah 1 tahun sesampai di kenaikan kelas 9. Tetapi kita tetap tidak sekelas dan keasnya jauh dari kelasku, tetapi dia sering bermain ke kelas sebelah kelasku.
Dia sangat sering ke temannya dan suatu saat aku melihatnya bergurau dengan temanku berdua disitu aku diam dan memilih pergi dan tidak melihatnya. Sering aku melihat hal seperti itu dan teman temannya juga pun bilang kepadaku bahwa dia dekat dengan temanku, ica. Dia juga sering menghindar dariku, bahkan saat bertemu dengannya dia tidak pernag menyapaku.
Beberapa hari kemudian pun aku menghampirinya dan bertanya kenapa dia berubah, dia hanya menjawab tidak apa-apa. Aku pun bertanya kepada temanku ica, dan benar dia memang dekat dengan Ahmad. Aku bilang kepada Ahmad dia juga jujur dan dia meminta maaf kepadaku. Setelah itu pun dia selalu menyapaku dan tidak pernah menghindar dariku, hubungan kita pun berlanjut dan baikan.
Cerpen Karangan: Aurellia