Kamu adalah ketidak mungkinan yang selalu aku semoga kan. Bagian diriku merasa sakit mengingat dirinya yang sangat dekat, tapi tak tersentuh.
"Hanya karena kau dendam dengan nya bukan berarti kau bisa melampiaskan semua amarah mu padaku, apa salah ku? bahkan aku tak tau apa-apa, tapi kenapa....kenapa aku yang selalu kau salahkan?" tanya ku sambil menangis, sakit ketika ia membentak ku, memarahiku, bahkan tangan dan kaki nya pun selalu melayang ke tubuh ku.
" kau memang tak bersalah, tapi salahkan kakak mu itu hah karena dirinya dia pergi, karena dirinya maka jangan salah aku jika menyakiti mu kau harus bertanggung jawab atas kesalahan kaka tercinta mu itu" jawab nya keras tepat di depan muka ku.
" menangis lah karena aku suka suara tangis mu itu" katanya menjepit kedua pipi ku dan menyentakan nya, dia berlalu pergi meninggalkan aku sendiri menangis tersedu-sedu meratapi buruk nya nasib ku.
Hampir setiap hari dia membentak ku, menampar bahkan memukul ku tanpa ia pikirkan bagaimana bila terjadi sesuatu dengan kandungan ku, yah aku sedang mengandung anak nya, anak yang tak pernah di harapkan nya, anak yang ada karena kesalahan.
***
"mas kamu pulang mau aku bikin kopi atau teh" tawar ku ketika melihat ia pulang yang entah dari mana karena jika aku bertanya jawaban nya " jangan ikut campur urusan gue sialan" selalu kata itu yang meluncur dari mulut nya.
"pergi sialan, gue muak liat muka sok peduli lo, munafik"ucap nya sambil berlalu ke kamar
kembali hati ku tersakiti dengan kata-kata yang keluar dari mulut nya, sungguh menyakitkan relung hati entah berapa ratus kali kata-kata kasar nya menyakiti batin dan jiwa ku, entah berapa puluh kali tangan dan kaki nya penyakiti fisik ku.
sudahlah aku tak mengapa biarlah, mungkin ini nasib ku mencintai orang yang membenci ku.
kehamilan ku memasuki usia 4 bulan sudah mulai terlihat tapi ia tak peduli, kandungan ku tergolong lemah ah bukan hanya kandungan ku tapi fisik ku juga lemah sejak lahir.
***
"mas mau kemana? kok udah rapi? mau anter aku cek kandungan ya...?" tanya ku dengar perasaan senang ku pikir dia akan mengantar kan ku cek up kandungan, mungkin dia ingin melihat anak nya karena aku sudah bilang bahwa hari ini akan melakukan USG, tapi harapan ku pupus setelah ia bilang...
" siapa yang mau nganter elo, pergi aja sana sendiri, ah ganggu mood gue aja, lo, abang lo, sama anak yang di perut lo cuman kesialan terbesar yang hadir di hidup gue, ngerti lo" ucapnya sambil menoyor kepalaku kuat, hampir saja aku terjungkal.
sabar dan tersenyum adalah cara ku menghilangkan rasa kecewa dan menyamarkan rasa sakit.
***
Entah sampai kapan aku kan bertahan yang pasti aku ta'akan menyerah untuk bersabar menghadapi mu, akan ku kikis rasa dendam mu perlahan, akan ku lelehkan hati dingin mu, akan ku teteskan kesabaran ku untuk ego mu itu.
agak kelak suatu hari nanti kau bisa memaafkan perbuatan kakak ku
dan mau menerima ku dan anak mu.
"aku akan selalu mencintai kamu"
~tamat~