Di pagi yang cerah ini, aku teringat akan seseorang. Yang membuat hidupku berjalan sampai saat ini, yang memberikan semangatku kembali dan pulih dari sebelumnya. Dia adalah orang yang sangat berharga dalam hidupku, dan tidak bisa kulupakan begitu saja.
Pada saat itu aku ada di SMA Wijaya. Aku sedang Latihan basket saat itu, tiba-tiba teleponku berbunyi dan di layarnya terpampang nomor yang tidak aku kenal. Tetapi karena aku penasaran aku angkat telepon itu. Lalu ada seseorang yang berkata, “Mohon maaf, dengan saudara Leo, kami dari pihak kepolisian akan mengabarkan bahwa kami menemukan orangtua anda sudah tidak bernyawa. Dimohon untuk anda segera datang ke rumah. Karena kami sudah mengirimkan jenazah tersebut ke rumah anda. Terimakasih dan harap bersabar,” Kata pihak kepolisian.
Aku sangat terkejut dan frustasi setelah mendengar hal itu. Lalu dengan cepat segera beranjak ke parkiran dan mengambil motor lalu melajukannya dengan sangat cepat diatas rata-rata.
Di sisi lain, di kelas ada seseorang perempuan berbandana kuning sedang melamun dan dia adalah teman dekat Leo. Dan tak lama kemudian ada sms yang masuk ke ponselnya yang mengabarkan bahwa kedua orangtua Leo meninggal. Dia sangat terkejut dengan kabar itu, lalu dia beranjak ke lapangan untuk mencari Leo lalu dia pergi juga ke parkiran untuk mencari keberadaan Leo, dan dia tidak menemukannya. Akhirnya dia memutuskan pergi ke ruang guru untuk membuat surat izin untuknya dan Leo karena dia sudah paham karakter Leo yang pasti akan melupakan segalanya termasuk dirinya apalagi hanya surat izin.
Tak lama kemudian Nisa datang dan melihat Leo sedang menangis. Lalu dia datang ke samping Leo dan dia langsung mengelus punggung Leo, Leo merasakan hal itu dia langsung mendongak dan mendapati Nisa sahabatnya itu memandangnya dengan teduh. Dan Leo langsung memeluk Nisa dan mencurahkan semua keluh kesahnya.
“Nis aku sendiri… aku pingin nyusul orangtuaku,” Kata Leo. Nisa yang mendengar itu langsung menangis juga, tapi dia menguatkan hatinya agar tidak membuat Leo semakin lemah. “Udah Leo, kamu harus kuat. Ingat kita semua itu bakal kembali ke sisi-Nya. Kamu jangan sedih agar orangtuamu enggak sedih juga disana. Masih banyak orang yang sayang sama kamu. Aku akan selalu ada disisimu terus, jadi kamu enggak usah sedih masih ada juga anak-anak Tiger yang mendukungmu.” Karena kata-kata Nisa Leo merasa sedikit tenang dan dia berusaha untuk mengikhlaskan kepergian kedua orangtuanya.
Malam harinya semua anggota geng Tiger datang ke rumah Leo, ketuanya. Leo yang mengetahui hal itu sebenarnya sangat malas menemui mereka tetapi karena bujukan Nisa, Leo mau menemui mereka. Saat Leo turun dari tangga rumahnya, Leo disambut mereka dengat kata-kata penyemangat.
“Bos, turut berduka cita. Lo yang sabar ya bos. Kita akan selalu ada disisi Lo baik sedih maupun senang. Kayak semboyan kita tetap bersama dalam setiap keadaan,” Kata-kata anggota Tiger. Leo yang mendengar itu langsung mulai tersenyum kepada mereka. “Makasih,” Kata Leo kepada anggota Tiger dengan wajah dinginnya.
Tak lama kemudian, Nisa datang sambil membawa minuman dan camilan untuk semua orang. “Ini untuk kalian. Makan ya,” Kata Nisa sambil tersenyum kepada mereka. Lalu mereka menjawab dengan serempak. “Siap!!”
Di ruang tamu rumah Leo, Nisa tidak melihat ada kehadiran Leo di antara teman-temannya itu. Karna Nisa khawatir terjadi apa-apa pada Leo, dia mencari Leo ke taman belakang rumah Leo. Lalu setelah melihat ada Leo di sana, dia menghampiri Leo yang sedang dalam keadaan kacau sambil memukul samsak terus-menerus. Lalu Nisa mendekat dan memegang bahu Leo seraya berkata, “Leo, kenapa kamu seperti ini? Kamu harus tenang, jangan marah karena marah itu datangnya dari syetan, syetan itu berasal dari api. Api hanya dapat dipadamkan dengan air. Karenanya, apabila kamu marah segeralah berwudhu, hadits Riwayat Abu Daud. Ayo segera sholat agar kamu tidak melampiaskan dengan cara seperti ini. Kamu harus ikhlas. Ayo!” Kata Nisa dengan menyeret Leo agar sholat.
“Nis, dimana Leo? Kita mau pamit!” Tanya anggota Tiger kepada Nisa. “Tunggu dulu sebentar, dia masih sholat,” Kata Nisa. “Ya Allah, mimpi apa dia?” Kata semua anggota Tiger sambil tertawa. “Mimpi setan, kenapa?” Kata Leo tiba-tiba dengan wajah dingin. Sontak semua anggota tiger terkejut akan kedatangan Leo. “Gapapa, bos. Kita mau pamit. Lo yang sabar, ya bos,” Kata mereka, sambil tersenyum kecut. Lalu Leo hanya menjawab, “Iya, hati-hati, thanks,” “Oke,” Kata mereka. Lalu, setelah mereka pulang Leo bertanya kepada Nisa, “Nis, kamu ga pulang?” Kata Leo. “Iya, bentar lagi, tapi kamu gapapa kan aku tinggal?” Tanya Nisa. “Gapapa, ayo aku antar. Kamu ga usah khawatir,” Kata Leo sambil mengambil kunci mobilnya.
Di perjalanan, hanya kecanggungan yang terjadi di antara keduanya. Lalu setelah sampai di rumah Nisa, Nisa turun dan Leo berterima kasih kepadanya. “Makasih. Nis,” Kata Leo. “Oke, tapi kamu harus janji.. besok kamu harus tetap sekolah dan belajar dengan lebih giat lagi, karna kamu harapan banyak orang,” Kata Nisa. “Iya, Janji,” Kata Leo lalu melajukan mobilnya meninggalkan rumah Nisa
Keesokan harinya aku berangkat ke sekolah dengan semangat baru. Karena aku terus mengingat kata-kata Nisa kemarin malam yang bisa membuatku bangkit dari keterpurukan. Lalu Ketika di sekolah aku belajar dengan sungguh-sungguh karena sebentar lagi aku akan diikutkan olimpiade IPA nasional. Dan anggota-anggota Tiger juga mendukungku dengan terus memberi motivasi kepadaku setiap hari. Dan tak terasa saat yang kutunggu-tunggu itu datang.
Aku saat ini di Jakarta untuk mengikuti olimpiade nasional yang akan menentukan masa depanku. Tetapi saat ini aku hanya sendirian, karena teman-temanku juga sedang melaksanakan ujian nasional. Tetapi dari peristiwa ini aku sadar bahwa aku nantinya juga akan sendirian tanpa mereka semua. Lalu disaat aku melamunkan hal itu, tiba-tiba panitia datang menghampiriku dan mengabarkan bahwa lomba akan dimulai lima menit lagi. Kemudian aku dan panitia berjalan bersama ke lokasi lomba, dan kemudian tak terasa aku mengikuti lomba dengan lancar tanpa halangan apapun. Setelah selesai lomba aku menunggu pengumuman dengan terus membaca referensi lainnya.
Lalu detik-detik yang ditunggu tiba, pengumuman pemenang diumumkan. Aku menunggu dengan hati yang berdebar-debar, lalu tiba-tiba, panitia mengumumkan. “Leo ardiansyah. Juara satu lomba olimpiade IPA nasional. Dipersilahkan naik untuk menerima medali emas,” Lalu dengan bergetar aku berjalan ke atas panggung dan menerima penghargaan.
Setelah selesai, aku Kembali ke sekolah untuk menerima penghargaan juga. Tetapi setelah itu aku dipanggil ke ruang kepala sekolah dan ternyata, di dalam ruangan itu. Kepala sekolah menawariku beasiswa ke Singapura, dan aku pun menerima tawaran tersebut.
Perpisahan SMA pun tiba, aku menyanyi di pensi SMA. Dan semua anggota Tiger dan Nisa langsung mengerubungiku dan mengucapkan perpisahan dan kita langsung berpelukan antara satu sama lain. Lalu setelah itu aku pergi ke Singapura untuk melanjutkan studiku disana. Hingga saat ini aku masih di negeri orang.
Lalu saat ini aku tersadar dari lamunanku karna dikejutkan oleh seseorang yang masuk ke dalam ruangan dan ternyata orang tersebut adalah Nisa, sahabat yang aku rindukan selama ini. Dan ia sudah menjadi dokter yang ditugaskan di Singapura dan aku juga sudah menjadi pemilik perusahaan industri di Singapura saat ini. Dan ternyata kita dipertemukan pada karir yang sudah sama-sama dimasa kejayaan. Dan kami bersama di negeri orang dengan mengemban tugas negara.
Perjuangan yang melelahkan akan membuahkan hasil yang memuaskan
Cerpen Karangan: Aisyah Kususma Wardhani @aisyahwardha