Aku Cimel. Kisahku dimulai saat aku duduk di kelas 9. Aku menyukai teman cewekku yang sudah mempunyai seorang kekasih. Aku tahu aku salah tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku.
Pada suatu malam aku sedang bermain bersama teman temanku di suatu komplek. Aku membeli kembang api untuk bermain dengan temanku. Saat ingin menyalakan kembang api aku lupa membawa korek api. Kebetulan disana ada segerombolan laki laki dan ada cewekku. Cewekku bernama dwi. Aku bertanya kepadanya apakah dia membawa korek api, ternyata dia tidak membawa lalu dia menanyakan kepada temannnya, ada satu temannya yang mengatakan dia membawa korek api, dan aku meminjamnya. Saat aku bermain dengan temanku, tiba tiba Dwi datang kepadaku dan menitipkan HP nya, dia mengatakan dia akan pergi sebentar bersama teman temannya. Tak lama kemudian dia kembali dan menggambil HP nya lalu berpamitan pulang.
Keesokan malamnya Dwi meneleponku. Dia membicarakan banyak hal, dan tiba tiba dia bilang temannya memintaku untuk mengembalikan korek apinya. Lalu aku mengajak temanku untuk mengembalikan korek api itu.
Beberapa minggu kemudian tetanggaku mengadakan pertunjukan bantengan. Saat pagi aku memberitahu Dwi untuk kesini melihat pertunjukan itu. Siang harinya Dwi datang bersama temannya yang bernama Riski, dia adalah temannya yang meminjamiku korek api. Riski kesini dengan pacarnya dan juga temannya. Saat Dwi dan Riski pergi berdua aku menghampiri pacarnya lalu aku mengajaknya mengobrol.
Tak lama hari mulai petang, Riski dan pacarnya pulang terlebih dahulu kemudian disusul dengan Dwi pulang. Malamnya aku meminta nomor Riski kepada temannya Dwi. Setelah dapat nomornya aku langsung mengirim pesan kepada Riski. “Oi, aku pacarnya Dwi, aku boleh minta nomornya pacarmu?” “Dapat nomorku darimana?” “Dari Rio,” “Aku zin dulu ke pacarku, buat apa emang?” “Buat temenan aja”
Lalu dia memberikan nomor pacarnya kepadaku dan aku mengirim pesan kepadanya “Save Cimel pacarnya Dwi,” “Ok save back Nia,”
Setelah itu aku dan Nia hanya menjadi penonton story saja. Tetapi aku dan Riski sering saling mengirim pesan dengan membicarakan banyak hal.
Suatu hari aku mengirim pesan kepada Riski “P, lagi sama Dwi ta?” “Engga, aku sama Rio sekarang” “Owalah oke” “Kamu gak ikut ngopi di Trawas ta?” “Ada siapa aja emang?” “Aku, Rio dan temen temenku” “Aku ikut tapi mau ngajak temenku” “Tapi ada Nia” Aku sedikit kaget membaca balasannya, tapi aku tetap pergi kesana.
Saat aku sudah sampai, aku bertemu dengan Nia, lalu aku langsung menyapanya dan dia hanya membalasku dengan senyumnya. Tak lama setelahnya aku bertemu Riski, aku hanya tersenyum melihat Riski. Aku berjalan jalan bersama temanku cukup lama, lalu aku dan temanku duduk duduk dibawah pohon yang indah. Saat asik berfoto tiba tiba Riski mengirim pesan kepadaku “Ada yang foto foto niee, sinio aku di atas” “gak mau ada pacarmu” “Gapapa santai aja, abis ini juga dia pulang” “Nanti aja aku kesitu” “Oke”
Aku dan temanku pun melanjutkan berfoto foto, tak lama setelah itu aku membeli minum dan berjalan keatas. Beberapa menit kemudian ternyata ada Nia dan temannya kesini, aku langsung memberitahu Riski bahwa ada Nia disini. Riski datang menghampiri Nia. Tak lama setelah itu Nia dan temannya pun pulang.
Tiba tiba Riski mengirim pesan lagi kepadaku Sinio, aku duduk di bawah pohon yang besar itu,” “gak mau ada banyak temanmu disitu,” “Aku mau ke pohon kecil yang ada didekatmu aja” “Oke kalo begitu”
Aku dan temanku berjalan menuju pohon kecil itu. Aku mencuri curi pandang denganmu, kata temanku kamu melihatku dengan tersenyum, akupun langsung melihatmu. Saat aku melihatmu ternyata kamu juga melihatku, sialnya disitu aku salting, aku reflek menepuk temanku.
Tak lama setelah itu kamu pergi bersama temanmu, tiba tiba kamu mengirim pesan “Aku tak pulang dulu, kamu jangan pulang terlalu sore” “Iya abis ini aku pulang”
Sesampainya di rumah Dwi mengirim pesan kepadaku “Ayy kamu dimana?” “Aku di rumah, kenapa?” “Owalah gapapa, kamu sekarang kok berubah si yang kenapa?” “Gapapa, kamu pikir sendiri aja yang” Setelah itu aku langsung ofline
Jujur saja sebenarnya aku capek sama sikapmu ke aku, kamu juga berubah, kamu yang dulu sering mengabariku, sering menanyakan kabarku, fast respon saat aku mengirim pesan kepadamu, tapi sekarang kamu berubah total, kamu slow respon, sibuk, selalu gak ada waktu buat aku.
Malam hari itu aku memberanikan diri mengirim pesan kepadamu meminta untuk menyelesaikan hubungan ini, dan ya kamu mengiyakannya kembali. Jujur aku kecewa, berkali kali aku meminta untuk menyelesaikan hubungan ini dan kamu mengiyakannya, aku hanya mengetesmu ingin melihat responmu gimana ternyata diluar ekspekstasiku. 6 bulan ku bersamamu ternyata hanya sia sia. Beberapa minggu berlalu, aku mulai melupakanmu tetapi ada saja yang mengingatkanku kepadamu. Ibuku selalu menanyakanmu, aku memberanikan diri jujur kepada ibukku kalau kita udah tidak bersama lagi.
Beberapa hari berlalu, tiba tiba Riski mengirim pesan kepadaku “Kamu udah gak sama Dwi lagi?” “Hehe engga, kenapa?” “Tadi Cimel bercerita kepadaku kalo udah gak sama kamu lagi” “Owalah iya” “Kenapa gak sama Dwi lagi?” “Gapapa, jangan bahas dia lagi bisa? aku gak mau dengar namanya lagi” “Eh maaf yaa” “Ya” Aku dan Riski sering saling mengirim pesan, dia sering membuatku baper.
Suatu malam aku kesepian, Riski mengirim pesan kepadaku dan menawarkanku untuk telfon, tanpa berpikir panjang aku mengiyakannya. Dia mengatakan ingin menjadi seperti Dwi agar aku nyaman, aku sedikit kaget, tetapi aku tetap melanjutkan telfon itu. Hampir setiap hari aku dan Riski telfonan, suatu ketika Riski mengajakku untuk keluar. Aku memberitahu temanku tentang itu, temanku juga sedikit kaget karna diposisi lain dia sudah mempunyai seorang kekasih. Tanpa berfikir panjang aku menerima ajakan Riski, aku juga mengajak temanku.
Keesokan malam aku keluar dengan temanku dan Riski juga, ternyata dia mengajakku ke sebuah café. Disana kita memesan minuman dan cemilan, kita membicarakan banyak hal dan bercanda bersama. Tak terasa hari sudah larut malam, kita akhirnya pulang.
Sesampainya di rumah aku mengirim pesan kepada Riski “Riski dimana, udah di rumah?” “Belum, aku di rumah Rio sekarang” “Owalah yaudah” Setelah itu aku off WA dan langsung scroll tiktok, tak lama kemudian aku pun tertidur.
Pagi hari telah tiba, aku pun berangakat ke sekolah. Tak terasa hari sudah siang, pembelajaran pun berakhir. Semua siswa pun pulang, aku berjalan menuju parkiran, saat di parkiran aku tidak sengaja melihat dia dengan temannya aku sempat terkejut dan aku menyapanya dan dia menoleh kearahku dan tersenyum kepadaku. Aku sudah menduga kalau dia akan pergi ke tempat biasanya dia pergi, aku langsung mengajak temanku untuk pergi mengikutinya, sesampainya disana ternyata benar ada dia dan temanya tadi, setelah aku mengetahuinya aku langsung mendatanginya, kemudian dia mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada Nia, aku terkejut dan langsung mengajak temanku untuk pulang.
Pada saat di rumah aku membuka WA dan aku terkejut saat melihat status WA Nia, ternyata dia foto bareng dengan Riski. Pada malam hari aku dikejutkan lagi bahwa aku diblokir dengan Nia. Setelah beberapa hari kemudian aku dan Riski sudah jarang berkomunikasi dan memberi kabar lewat WA, tiba-tiba Riski mengirim pesan dia selalu mencari topik yang selalu membuat kita bertengakar, tak lama kemudian aku diblokir, beberapa minggu kemudian Riski membuka blokiran dan dia selalu mengulang blokiran itu terus.
TAMAT
Cerpen Karangan: Geoarta, SMPN 1 Puri Blog / Facebook: gandoz1673 SMPN 1 PURI