Saat aku duduk di bangku kelas 8 aku jatuh cinta dengan teman sekelasku, saat itu masih di masa pandemi covid jadi kita masuk secara sesi.
Saat itu tiba-tiba ada notif yang masuk ke hp ku “Hai, save farid no absen 32 yaa”. Pesannya kepadaku “Hallo, save back salsa yaa”. Balasku Pesan kami pun sampai disini, esoknya dia membuat story What’s App bermain Mobile Legends yang bercaption seakan-akan dia sekolah hari ini, padahal yang masuk hari ini adalah sesi ganjil. dan aku mengomentarinya
“Loh emangnya kamu sekolah?, kan yang masuk hari ini sesi ganjil”. Tanyaku “Ehehe iyaa maaf, aku lupa”. Jawab nya “Oh, ya sudah”. Balasku
“Eh iya, besok kamu sekolah kan”. Tanyanya kepadaku “Iya dong masak ga sekolah, ngapain juga aku ga sekolah”. Jawabku “Kamu tau gak kelas kita itu dimana?, aku ga tau soalnya hehe”. Tanyanya kepadaku “Tau, kelas kita arah ke kamar mandi sebelah perpustakaan”. Jelasku kepadanya “Oh ya sudah kalau begitu, makasihh yaa”. Kata manisnya kepadaku “Iya sama-sama”. Jawabku
Keesokan harinya saat kami di sekolah ternyata kami sebangku, entah kenapa hatiku deg-degan tidak karuan rasanya jantungku mau copot “Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta, setelah sekian lama mati rasa?”. Tanyaku dalam hati kecilku Aku tidak berani berbicara sama sekali bahkan, untuk menatap matanya pun aku tidak berani.
“Eh, apakah kamu punya tipe-x?”. Tanyanya tiba-tiba “Iya punya, kamu mau pinjam?”. Tanyaku “Iyaa, apakah boleh?”. Tanyanya kepadaku yang semakin membuat hatiku tak karuan “Iya bolehh”. Jawabku Setelah itu hatiku semakin tak karuan, keringat dingin di wajah dan tanganku mulai bercucuran.
Tak lama kemudian akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, aku segera keluar kelas dan tanpa aku sadari aku meninggalkan tipe-x ku. “Sal tadi tipe-x mu ketinggalan di meja, jadi ku bawa pulang daripada nanti hilang”. Pesannya kepadaku “Ehh iyaa… ya ampun aku lupa bawa saja besok, kan juga dipakai lagi”. Jawabku “Iyaa, ehh iyaa tadi kenapa kamu kok diem aja sih, wkwkk”. Tanyanya dengan iseng “Ehh tidak apa-apa aku emang gituu wkwkk”
Tak terasa kami semakin dekat, setiap hari aku semakin berani melawan perasaan gerogiku saat bertemu dengannya, hari berganti demi hari, minggu berlalu dengan cepat. Dan saat inilah tepat 1 bulan aku berteman dengannya, dengan rasa takut, gerogi, cemas dan deg-degan aku memberi tahu perasaanku kepadanya
“Emm rid aku mau tanya sama kamu”. Kirim pesanku kepadanya “Ehh iyaa tanya apaa?”. Balasnya “Kamu sudah punya pacar?” Tanyaku “Belum sall..”. Jawabnya “Ok. kalau begitu”
“Emangnya kenapa sall?”. Tanyanya kepadaku “I have crush on you”. Tambahku saat menyatakan perasaan “WHATT?? SALSA SERIOUSLY??”. Tanyanya tidak percaya “Ehehee maafff ridd”. Balasku kepadanya “Tidak apa-apa sal… tapi maaf yaa aku belum bisa bales perasaan kamu”. Balasnya kepadaku “Ehh iyaa tidak apa-apa aku hanya ingin menyatakannya saja agar bisa lega”. Balasku mengibur diri “Iyaa salll sekali lagiii maaf yaa, tunggu aku buka hati nanti pasti akan kubalas perasaanmu”. Balasnya seakan-akan dia memberi harapan kepadaku
Setelah 2 bulan aku menyatakan perasaanku tak kusangka dia ternyata membalas perasaanku, dia menyatakan perasaannya bahwa dia sudah membuka hati untukku, dia menembakku mengajakku berpacaran dan kami pun berpacaran, tapi sayangnya hubungan kami kandas setelah 3 bulan berpacaran, banyak kenangan-kenangan yang telah kami ukir bersama.
Sampai sekarang aku pun belum bisa move on darinya. Pernah aku membuka lembaran baru dengan seseorang, tapi akhirnya aku kembali ke masalalu lagi. Yaa aku belum selesai dengan masalaluku. Mengapa sangat sulit untuk melupakanmu? Melupakan kisah singkat ini. Dan sekarang aku sudah melihatmu bersama orang baru, semoga dengan melihatmu bersama orang baru aku akan cepat melupakanmu.
Cerpen Karangan: Vanesa Nizami