Angin, benda gas yang selalu membuatku takut, apalagi ketika dia datang secara tiba tiba. Oh iya, namaku Ratu Mahira Putri Kiki, panggil saja aku Kiki, tapi aku lebih sering dipanggil Ara. Kenapa bisa dipanggil Ara? Karena aku dulu sering sakit dan akhirnya aku dikasih nama Aramey Putri, tapi di akta namaku tetap Ratu Mahira Putri Kiki. Aku masih duduk kelas 9 SMP. Aku termasuk anak yang ceria, cerewet, emosian dan kocak. Hobiku adalah menggambar, berpetualang, pengoleksi sertifikat dan pengoleksi jam tangan.
Pagi ini aku bangun kesiangan padahal hari ini aku piket, akhirnya aku terburu buru sampai dimarahi Mamaku. “Ma, dasiku dimana?” Tanyaku sambil terburu buru. “Loh, Mama nggak tau kan kamu yang naruh sendiri” jawab Mama.
Aku mencari ditumpukkan baju yang belum dilipat dan akhirnya ketemu. Karena terburu buru aku tidak merapikan tumpukkan baju yang sudah aku berantakan tadi, lalu aku pamitan untuk berangkat sekolah. “Ma, aku berangkat, assalamualaikum” Pamitku sembari berlari. “Wassalamu’alaikum” jawab Mamaku.
Awalnya Mama tidak tahu kalau tumpukkan baju itu masih berantakan, Mamaku menoleh dan mengetahui itu, lalu beliau marah. “Ya Allah, Itu rapikan dulu tumpukkan bajunya” Suruh Mama sedikit emosi. “Nggak keburu Maa. Ini udah telat, aku pikett” Balasku berteriak dari depan rumah. “Makannya, kalau malam itu jangan begadang terus” Omel Mamaku.
Sesampainya di kelas, aku diomeli teman piketku. “Kamu jam berapa baru berangkat?” Tanya Mazza. “Maaf tadi nyari dasi ngak ketemu ketemu” Jawabku. “Udah jam 6.55 nih, 5 menit lagi bel masuk berbunyi, tapi ini piketnya belum selesai” omel Mazza. “Ayo cepat!!” Suruh Mazza dengan marah. “Iya, ini udah cepat” jawabku. “Sabar dong Za, pagi pagi udah marah marah aja” Ledekku sambil tertawa. “Hmm” jawab Mazza sambil cemberut.
Hari ini adalah termasuk hari yang dimana semua pelajaran dan guru yang aku suka mengajar di kelasku. Di kelas aku mengikuti pelajaran dengan seksama. Tak terasa sudah pukul 09.40 waktu istirahat, aku di kantin membeli bakso, risol dan es teh. Saat jam pelajaran kelima tiba tiba cuaca berubah secara drastis. Yang awalnya panas matahari yang sangat terik dan sekarang berubah menjadi awan yang sangat gelap dan disertai angin yang berhembus kencang.
Setiap aku melihat angin seketika tubuhku terasa merinding dan bulu kudukku berdiri, pikiranku cemas karena rasa takut, keringatku dingin, rasanya aku ingin lari saja yang sangat jauh dan bersembunyi di ruang yang tertutup dan sunyi dengan menutup telinga.
Teman sebangkuku yang melihat kondisiku yang seperti itu pun bertanya. “Kamu kenapa?” Tanya Felic. “Kamu baik baik saja kan Ra?” Tanyanya lagi dengan cemas. “Ayo kamu mau aku bawa ke UKS aja? Biar aku izin kan ke guru”. Ajaknya dengan cemas. Aku hanya bisa menggelengkan kepala saja tanpa menjawab pertanyaan itu satu pun, karena rasa tubuh yang tidak tidak karuan, keringatku dingin dan bercucuran deras, pikiranku cemas karena rasa takut yang menghantuiku. Aku mencoba menenangkan diri dengan minum air putih dan menarik napas sedalam dalam mungkin dan dikeluarkan dengan pelan pelan.
Selang beberapa menit hujan yang deras dan angin yang berhembus kencang itu pun reda. Aku lega, akhirnya rasa ketakutanku dengan angin memudar sedikit demi sedikit dan aku kembali ceria lagi.
“Kamu tadi tanya apa Fel?” Tanyaku ke Felic. “Kamu tadi kenapa Ra?” Tanyanya. “Saat angin datang berhembus kencang kenapa kamu langsung berubah, wajahmu terlihat pucat, keringatmu bercucuran deras, pikiranmu kosong dan melamun. Apakah kamu mempunyai fobia angin?” Tanyanya dengan cemas. “Iya, aku punya fobia angin”. Jawabku. “Kenapa kamu bisa fobia angin, apa kamu ada trauma?” Tanya Felic dengan kepo. “Aku bingung menjawabnya” jawabku
“Jadi begini, dulu di tahun 2012 saat aku masih berusia 5 tahun. Aku pernah melihat video dengan judul ‘2012’ Video itu berisi hari kiamat dan aku juga pernah melihat berita kalau diprediksi akan ada kiamat di 2012, saat itu aku merasa takut. Terus Aku juga mendengar tanda tanda kiamat juga disertai angin yang berhembus sangat kencang. Tak hanya itu, saat tahun 2019 atau 2020 entah aku lupa tahunnya, saat itu terjadi angin yang sangat kencang sampai membuat banyak pohon pohon tumbang, dan atap rumah warga banyak yang rusak tertiup angin. Dan dari situ aku sangat sangat takut kalau ada angin”. Jelasku.
“Oh ternyata itu yang membuat kamu fobia angin” ucapnya. “Fobia yang aneh dan unik ya” lanjutnya sambil tersenyum. “Hehehe” jawabku sambil tersenyum.
Aku selalu bertanya kepada diriku, Apakah fobia anginku ini bisa hilang dan sembuh?? Kalau bisa, kapan fobiaku dengan angin ini bisa hilang dan sembuh?.
Sampai sekarang saja fobiaku ini belum juga hilang. Awal mula aku punya fobia ini itu sekitar tahun 2012 saat itu usia ku masih sekitar 5 tahunan dan sampai tahun 2022 sekarang saja saat usiaku sudah 15 tahun pun aku masih fobia dengan angin. Kalau di hitung hitung sudah sekitar 10 tahunan aku mempunyai fobia yang aneh ini ternyata sudah lama juga yaa.
Ini semua memang sudah takdir mungkin nanti juga fobia aneh dan unik ku ini bisa sembuh dan hilang sendirinya. Tapi mungkin butuh waktu yang lama untuk sembuh dari fobia ini jadi, aku harus sabar menunggu semua itu. SEMANGAT!!.
Cerpen Karangan: Dinda Kiki Lutfiana, SMPN 1 Kemlagi Blog / Facebook: dindakikilutfiana