Pada 11 Februari 2019, aku, ibuku dan adikku sedang menuju pulang ke rumah dengan menggunakan mobil seusai habis jalan-jalan dan makan di warung makan. Aku, ibu dan adikku masih dalam keadaan suasana hati yang senang karena kami habis pergi jalan-jalan setelah lamanya kami sibuk dengan urusan kami di sekolah maupun di rumah.
20-23 menit kami menghabiskan waktu di jalan menuju ke rumah untuk pulang, akhirnya kami sampai juga dalam kondisi selamat. Pada saat itu motor milik bapakku berada di tengah garasi mobil dikarenakan aku memakai motor tersebut di siang hari tadi untuk membeli sebuah makanan dan lupa memarkirkan motor bapakku di tempat motor yang sudah disediakan. Lalu aku membuka pagar rumahku dan membuka pintu rumahku untuk mengambil kunci motor bapakku lalu memindahkan ke tempat seharusnya motor itu diparkir.
Setelah aku mendapatkan kunci motor bapakku, akupun menyalakan motor tersebut, lalu mamakku berkata “Rasyah!!!… motornya kamu parkir dulu di depan taman rumah, nanti setelah mobil mama masuk baru kamu masukkan motormu ke dalam garasi dan parkirkan di tempatnya!”. Aku yang pada saat itu yang emosinya masih labil karena pada saat itu aku masih duduk di kelas 7 SMP yang dikategorikan masih anak-anak, aku pun mengendarai motor itu keluar dari Cluster rumahku untuk mencari angin sembari ingin membawa laju motor tersebut.
Lalu akupun membawa motor tersebut dengan kecepatan yang lebih dari 60km/jam. Tiba-tiba jalan yang kulewati dipenuhi dengan pasir-pasir bangunan rumah yang berhamburan di jalan. Sontak ban depan motorku pun langsung membelokkan stang motorku ke sebelah kanan. Lalu akupun terjatuh di trotoar jalanan yang kulewati dan motorku menabrak sebuah pohon yang besar, akupun tiba-tiba langsung pingsan.
Selang beberapa detik, pak satpam datang dan mendatangiku lalu membantuku, aku yang masih belum sadar apa yang telah terjadi, nafasku pun berhenti sesaat, disaat itu aku seperti dicekek dari dalam dan sama sekali tidak bisa mengambil nafasku, dan disaat itu juga aku memegang tangan kananku yang dimana kondisi tanganku sudah seperti kayu yang dipatahkan menjadi 2 bagian yang sudah tidak menyatu lagi. Sontak akupun merintih dan menangis kesakitan yang sangat-sangat sakit, dan akupun dibawa oleh satpam menuju ke rumahku, mamakku yang baru saja memarkirkan mobilnya di garasi, dan mendengar kabar bahwa aku habis terjatuh dari motor dan mengalami cidera patah tulang, mamakku memasang muka panik, takut, dan bingung.
Lalu mamakku pergi lagi membawaku ke rumah pamanku di salah satu pedalaman di balikpapan dengan menggunakan mobil. Setelah aku sampai ditujuan, akupun diangkat oleh pak satpam yang ikut pergi ke rumah pamanku dan meletakkan diriku tepat disamping pamanku, akupun yang masih kesakitan itupun diobati oleh pamanku, dia memegang tanganku yang sudah patah menjadi 2 bagian lalu dia berusaha seperti menyambungkan kembali tulangku tersebut hingga menimbulkan bunyi “krekkkk”. Lalu pamanku berkata “Sudah tersambung ini…”, lalu pamanku menyuruh orang-orang disitu untuk mencari gips kain dan gabus kotak.
Lalu tanganku diapit oleh 2 gabus dan digulung oleh kain gips tapi sebelumya tanganku sudah dilumuri oleh sesuatu seperti minyak urut. Setelah tanganku sudah digulung oleh kain gips selang beberapa menit akupun kembali lagi menuju ke rumah, dimana mamaku menasehati diriku sepanjang jalan dan pak satpam pun juga memberiku nasihat agar tidak ceroboh dan banyak tingkah.
Sampailah di rumahku, aku mengucapkan terimakasih kepada pak satpam yang telah membantu diriku, lalu aku meliat motor bapakku yang sudah kubawa jatoh tadi, motor tersebut mengalami kerusakan yang parah pada bagian depan terutama pada bagian lampu motor yang sudah pecah dan spakbor motor yang sudah patah.
Dari pengalaman ini aku banyak mempelajari banyak hal diantaranya kecerobohan dan banyak tingkah bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain, dan juga jangan pernah mengabaikan apa yang sudah orangtua sampaikan… sudah seharusnya kita harus mendengarkan omongan mereka agar terhindar dari musibah, yang salah satunya seperti pengalaman saya.
Cerpen Karangan: Muhammad Rasyah Blog / Facebook: Muhammad Rasyah