Di tahun xxx, sebuah rumah kecil yang terdapat di suatu desa, yang terbuat dari kayu sedang direnovasi. Pekerja disana sedang membentuk rumah tersebut menjadi seperti semula. Rumah tersebut berdiri di sebelah ladang buah. Pohon mangga, stroberi, anggur, dan buah lainnya terlihat segar di sana. Setelah 2 minggu direnovasi, pemilik rumah yang baru mengunjungi rumah tersebut. Lina merupakan pemilik rumah sekaligus pemilik ladang buah yang ada di desa tersebut. Tetangga sebelah Lina, takjub dengan kehadiran Lina. Kulit putih yang cerah serta rambut pirangnya yang Panjang, menarik perhatian penduduk desa.
Setelah beberapa hari tinggal di rumah kayu tersebut, Lina berjualan buah yang dihasilkannya dari ladang buah miliknya. Dia menjual buah buahnya di pasar yang tidak jauh dari desa. Kurang lebih 250 meter dari rumahnya berada. Tidak disangka, hasilnya laris manis. Sampai-sampai, 2 karung yang berisi mangga dan anggur sudah kosong tidak menyisakan 1 pun. Lina yang memiliki hati yang ramah dan baik hati, tentu saja membuat orang orang disekitarnya tertarik untuk membeli. Selain buah buahannya yang segar dan rasanya enak, kecantikan juga telah menarik perhatian pembeli.
Sudah beberapa bulan Lina tinggal di desa tersebut. Ia mulai akrab dengan tetangga tetangganya, hasil jualannya pun berbuah manis. Tidak terasa uang yang dikumpulkannya mulai banyak. Tanpa diketahui siapapun, Lina membeli beberapa makanan untuk diberikan kepada pengemis. Sisanya ia pakai untuk kebutuhan sehari harinya disana. Tidak hanya uangnya yang semakin banyak, amal dan pahala pun juga banyak. Tidak heran mengapa Lina dicintai oleh orang orang sekitar.
Tidak terasa, Lina sudah tinggal di sana selama 2 tahun. Bahkan, Berita tentangnya cukup populer di luar desa tersebut, sampai ke daerah kerajaan. Raja Hagnook yang memimpin kerajaan Tisofirz selama 16 tahun mendengar tentang kepopuleran Lina. Raja Hagnook memanggil Lina untuk datang ke istana miliknya yang berada di ibukota. Lina menerima panggilan sang raja, lalu bersiap siap untuk pergi ke ibukota.
Setelah 13 jam, Lina pun sampai ke daerah ibukota dengan menaiki kereta kuda yang ia sewa. Lina menguncir rambut pirangnya, lalu bergegas pergi ke penginapan terdekat. Setelah sampai di kamarnya, Lina membersihkan diri lalu istirahat. Pagi harinya, dia bersiap untuk berangkat ke istana kerajaan. Gaun indah berhiaskan mawar putih dan merah, aksesoris pita yang terdapat di kepala membuat Lina menjadi makin cantik dan indah. Ia berangkat dengan kereta kuda kerajaan yang sudah siap menunggu Lina di depan penginapan tersebut.
Sesampainya di depan istana kerajaan, Lina merasa gugup. Tapi dia memberanikan diri untuk melangkah. Dia diantar oleh pelayan kerajaan Tisofirz. Dia diantar sampai ballroom kerajaan. Disana terlihat banyak pelayan sedang berbaris di samping karpet merah yang ada di ballroom kerajaan. Raja Hagnook duduk di singgasana yang berhiasan permata dan emas. Di sebelah kiri raja Hagnook tersebut, terdapat istrinya, ratu kerajaan Tisofirz yaitu ratu Hanasy. Dan di sebelah kanan raja Hagnook terdapat pangeran Solivy yang terkenal dengan kemampuan bertarungnya. Selain itu, pangeran Solivy memiliki wajah yang sangat tampan.
“selamat siang yang mulia, yang mulia ratu, dan yang mulia pangeran. Suatu kehormatan saya bisa datang ke istana milik yang mulia raja.” Hormat Lina. Dia masih menyangka akan bertemu dengan raja Hagnook dan keluarganya yang terhormat. “kau tidak perlu sehormat itu padaku, Lina. Kami hanya ingin memanggilmu kemari karena satu alasan.” Balas raja Hagnook. Lina bertanya kepada raja Hagnook, “alasan apakah itu yang mulia raja?”. Lina mengira dia akan dijadikan pelayan kerajaan ataupun yang lainnya.
“apakah kamu tahu festival buah yang diadakan setiap 5 tahun? Festival itu akan diselenggarakan 1 bulan besok. Aku ingin kamu mengikuti lomba yang diadakan bersama festival buah itu.” Ternyata raja Hagnook ingin Lina mengikuti lomba yang terdapat pada festival buah 1 bulan besok. Festival buah adalah festival yang dimana semua pedagang menjual buah buah terbaiknya. Sedangkan lomba yang dimaksud raja Hagnook adalah lomba buah terbaik. Siapa pun yang memiliki buah yang terenak, terbaik, dan tersegar ialah pemenang lomba tersebut.
Awalnya, Lina ragu ragu. Dia tahu buah hasil ladangnya tidak sebagus buah lainnya. Tetapi, akhirnya Lina menerima ajakan raja Hagnook. Ratu Hanasy sudah menyiapkan kamar untuk Lina bermalam. Pelayan kerajaan membantu Lina tentang caranya mengikuti lomba tersebut. Lina menginap di sana selama 3 hari. Raja Hagnook, dan ratu Hanasy sudah banyak membantu Lina. Karena hal itu, Lina pun menjadi lebih giat dalam bersiapan.
Sesudah 3 hari disana, Lina berpamitan kepada keluarga kerajaan. Lina diantar pulang oleh kereta kuda. Selama perjalanan, dia sempat berfikir. “aku bingung, bagaimana aku bisa menyiapkan buah terbaikku? Ah sudahlah, aku bisa memikirkannya nanti”. Pikir Lina cemas. Sesampainya disana, Lina membereskan barang barangnya. Tapi, ada yang aneh. Kotak pertolongan miliknya terbuka dan tergeletak di bawah lantai. Lina khawatir, ia berpikir kalau ada penyusup masuk ke rumahnya. Selesai melepaskan sepatunya, dia berkeliling rumahnya, mencari penyusup itu.
Namun, Lina tidak dapat mencari penyusup itu. Dia pun lega, dan berusaha berpikir positif. Jam sudah menunjukkan jam 13.00. sudah waktunya buah anggur di ladang miliknya siap untuk dipanen. Sebelum itu, dia perlu memakai sepatu botnya. Ketika Lina ingin mengambil sepatu botnya, dia sempet mendengar suara teriakan kecil dari dalam sepatunya. Lina kaget. Dia memberanikan diri untuk melihat ke dalam sepatunya. Ternyata, terdapat peri kecil yang bersembunyi di sepatunya. Sayap peri itu sedikit terluka, tanpa berpikir keras, Lina menggendong peri tersebut dan mengobati sayapnya.
Setelah mengobati peri itu, Lina bergegas membawa peri tersebut ke ladangnya. Dia berniat untuk membawa melepaskan peri itu di ladang buahnya. Peri mungil yang cantik mengepakkan sayapnya dan pergi menjauh dari Lina. Lina pun lega, lalu melanjutkan pekerjaannya di ladang buahnya. Lina berhasil membawa 3 karung anggur. Beberapa pohon ternyata tidak berbuah. Tapi, Lina yakin bahwa pohon tersebut akan berbuah. Tapi, Lina tidak sadar. Pohon anggur yang tidak berbuah, sebenarnya buahnya sudah dimakan oleh teman teman peri mungil tadi.
Hari sudah malam. Lina harus berisitirahat. Namun Lina masih memikirkan buah terbaiknya. Dia berniat untuk membawa mangga. Namun pohon mangga masih belum berbuah. Lalu, Lina ingin menjadikan buah persik terbaiknya. Sayangnya buah persik terbaiknya sudah habis terjual di pasar beberapa minggu lalu. Akhirnya Lina pun tidur tanpa hasil apapun.
Saat Lina tertidur, peri mungil yang ia obati tadi masuk ke rumahnya. Peri kecil itu terbang dengan sayap mungilnya menuju kamar Lina. sang Peri membaca pikiran Lina saat itu. Peri kecil pun mengetahui masalah Lina. Peri itu membantunya secara diam diam agar tidak diketahui oleh Lina. Peri mungil terbang menuju ladang buah milik Lina. Peri kecil itu tampak sedang menanam biji ajaib. Dia memantrai biji tersebut dengan mantranya. Lalu 1 pohon kecil pun tumbuh. Peri tersebut pun terbang meninggalkan rumah dan ladang buah Lina. Peri kecil itu berharap pohon kecil itu dapat membantu Lina.
Pagi hari telah tiba. Lina terbangun dan menyegarkan diri. Karena tidak ada makanan di rumahnya, Lina pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan. Baju coklat muda yang dihiaskan garis berwarna kuning dan merah membuat Lina semakin cantik. Dia memakai jubah hitam yang pendek, dan sepatu hak tinggi berwarna hitam. dia menguncir rambutnya dengan pita hitam yang membuatnya memiliki aura yang indah dan elegan. Dia berangkat menggunakan sepeda miliknya. Tidak lupa dia membawa satu keranjang untuk bahan makanannya.
Sesampainya di pasar, dia mencari toko bahan makanan. Dia membeli roti, keju, selada, dan daging untuk membuat sandwich. Tidak lupa, dia membeli susu untuk dibuat jus stroberi. Sesampainya di rumah, dia segera membuat sandwich, dan jus stroberi. Setelah sarapan pagi, dia bergegas mengurusi ladang buah miliknya. Dia tak lupa memakai topi pelindung agar sinar mataharinya tidak menerangi mata indahnya. Dia mengambil sepatu botnya, tapi kali ini Lina mengecek sepatu botnya. Lina takut akan ada sesuatu seperti kemarin. Namun, tidak ada apa apa. Lina pun lega dan segera memakai sepatu botnya, lalu pergi menuju ladangnya.
Lina menanam bibit bibit sayur diantara pohon pohon buahnya. Setelah menanam beberapa bibit sayur, Lina berhenti di salah satu pohon jeruk untuk beristirahat sejenak. Dia melihat 1 pohon kecil yang tidak ia ketahui, tumbuh di antara 2 pohon jeruk. Dia mendekati pohon tersebut dan melihat lebih jelas. Pohon itu sedang berbunga. Dia berniat mencabut pohon kecil tersebut. Namun ia berniat merawatnya sebagai hiasan. Ia pun melanjutkan pekerjaannya dan meninggalkan pohon kecil tersebut.