Banyak orang bilang masa SMA adalah masa paling menyenangkan, tapi bagiku masa SMA adalah masa paling menyakitkan, menyedihkan, menyeramkan hanya itu yang terbayang di pikirku tentang masa SMA. Bahkan aku tidak ingin mengingat kembali masa masa itu.
Panggil saja aku Rian, aku murid kelas 2 SMA, aku bersekolah di SMAN 123 Bandung. Ketika itu Pak Farhan masuk bersama dengan seseorang yang tampak asing.
“Selamat pagi anak-anak” Sapa pak Farhan kepada semua murid “Pagi Pak” Teriakan seisi kelas menjawab salam dari pak Farhan “Hari ini kalian dapat teman baru, dia adalah pendatang di kota kita.. Namanya Rafli, hari ini adalah hari yang penting karena Rafli pertama kali masuk sekolah umum, sebelumnya dia Homeschooling dan hanya ikut ujian penyertaan saja.. Saya harap kalian akur dengannya ya, jadilah teman yang baik dan ajak Rafli berbaur, paham?” Ujar pak Farhan sambil memperkenalkan murid baru tersebut “Paham pak~!” Jawab murid paham atas penjelasan pak Farhan “Ayo jangan malu dan sapa teman teman barumu Rafli” Ucap pak Farhan kepada Rafli “Salam, namaku Rafli.. ” Setelah itu sekolah berjalan seperti biasanya sampai bel pulang berbunyi
Sepulang sekolah rencananya aku akan menyatakan cintaku kepada Lala teman masa kecilku, namun ternyata aku terlambat menyadari… Bencana yang akan mendatangi kami…
“Lala, pulang sekolah nanti kau ada acara nggak?” Ucapku sambil berjalan menuju Lala “Hmm.. Pulang sekolah aku mau ke karaoke sama Indah, memangnya kenapa Rian?” Jawab Lala “Ada yang mau aku bicarakan denganmu sepulang sekolah nanti, di belakang gedung sekolah” Ujarku “Hmm.. Oke nanti aku akan kesana” Ujar Lala
Aku menunggu Lala di belakang gedung sekolah sesuai janji, tak lama Lala pun datang “Jadi apa yang mau Rian bicarain?” Tanya Lala “Um.. La, sebenernya aku..- ” Aku pun mulai mengungkapkan perasaanku kepada Lala namun “Eh tunggu-tunggu, suasana kayak gini… Jangan jangan kamu mau nembak aku ya Rian..?” Lala tiba tiba memotong ucapanku dan menebak maksud aku mengajaknya ke sini “…” Aku terdiam karena Lala menebak dengan tepat
“Ahaha… Kamu gak beneran mau nembak aku kan? Kok diem aja.. Eh.. Jangan-jangan kamu beneran mau nembak aku? Aduuh~ maaf ya Rian aku gak maksud…” Ujar Lala ketika mulai menyadari situasi yang menjadi canggung
“TOLOOONG!!” Terdengar suara teriakan dari atas gedung sekolah Seketika aku dan Lala menoleh ke atas, disana terlihat sosok Indah yang mati tergantung di atap gedung sekolah. Seketika Lala pingsan karena syok, saat itu juga aku melihat satu sosok lagi yang agak asing bagiku, dia memasang wajah tersenyum dan seketika itu aku pun pingsan karena syok.
Aku terbangun di sebuah kamar, dikelilingi oleh Agung, pak Farhan, polisi, dan beberapa suster. Setelah aku merasa lebih baik, polisipun mulai menanyakan kronologi atas kematian temanku yang bernama Indah, lalu aku menjelaskan semua yang kutahu. Polisipun menanyakan hal yang sama kepada Lala yang sudah siuman sejak tadi, namun kesaksianku dan Lala masih kurang untuk polisi bisa menindaklanjuti peristiwa ini.
Keesokan harinya Polisi mulai melihat CCTV yang terpasang di atap gedung sekolah, sesuai dengan kesaksianku disitu terlihat ada satu sosok lagi yang menghampiri Indah untuk membantu Indah.
Pada hari itu Lala tidak masuk sekolah karena masih syok, sepulang sekolah aku, pak Farhan, Agung, dan Rafli, mampir ke rumah Lala sekalian menanyakan keadaannya
Ketika kami sampai di rumah Lala, Lala keluar dan mempersilakan kami masuk ke rumahnya, Lala tampak ceria seperti biasanya. Tiba tiba Rafli minta izin untuk menggunakan toilet di rumah Lala, Lala ikut pergi ke dapur untuk menyajikan makanan untuk kami, tapi tiba tiba