Pagi ini mentari bersinar cerah, seakan terpancar harapan baru di hari yang baru. Hari yang lebih baik setelah kisah yang aku alami. Aku tak tahu ada apa dengan perasaan ini, perasaan yang hingga kini sulit untuk aku mengerti, perasaan beku seakan mati rasa. Ceria yang telah hilang termakan oleh waktu bertahun-tahun. Hal ini berawal dari kehidupanku 3 tahun yang lalu.
3 Tahun yang Lalu Mentari bersinar cerah pagi ini, seperti biasa aku menjalani aktivitasku dengan senang hati. Pagi ini jam bekerku berdering dengan kerasnya menunjukkan pukul 06.00, dengan cepat aku bangun dan bergegas mandi karena aku tidak mau terlambat saat awal masuk di semester kedua ini. Namaku Keyra, aku bersekolah di SMAN Bakti Nusa dan sekarang aku masih belajar di kelas 10, sekolahku memang terkenal sekolah yang disiplin dan ketat jadi harus bangun pagi deh biar gak telat.
“Key, cepet turun ayo makan!” teriakan Mamaku yang setiap hari aku dengar. “Iyaaa Ma sebentar” jawabku Aku langsung bergegas turun, karena hari ini jam bergerak sangat cepat alias aku terlalu asik berdandan tanpa melihat waktu.
“Pa nanti anterin Key ya” pintaku kepada Papaku. “Maaf Key hari ini kamu berangkat sendiri ya soalnya Papa buru-buru, kalau nunggu kamu selesai makan nanti Papa telat” ucap Papaku yang sedang terburu-buru dan langsung bergegas pergi. “Ya udah dehh Ma, aku berangkat dulu ya takut telat” ucapku “Eh.. gak bisa, kamu harus makan dulu! Cepet duduk” bentak Mamaku. Dengan terpaksa aku harus menuruti Mamaku dan bergegas duduk untuk makan. Aku tak bisa melawan kehendak Mamaku karena dia adalah orang yang disipin dan ketat dalam hal apapun. Setelah selesai makan aku langsung berpamitan dan berlari ke jalan untuk menunggu angkutan umum yang lewat.
“Aduh udah jam tujuh kurang sepuluh menit lagi, bisa telat nih” keluhku yang terus kuucapkan sepanjang jalan. “Udah deh percuma kamu ngeluh terus, yuk naik” ucap seseorang yang menaiki motor di belakangku. “Hmm.. Ya udah deh Jo aku nebeng deh daripada telat” ucapku dengat terpaksa. “Ya udah cepetan naik” jawab Jojo
Saat itu aku sangat cemas karena aku takut kalau Mamaku mengetahui bahwa aku dibonceng oleh cowok apalagi kalau Mamaku sampai tahu bahwa Jojo adalah pacarku. Kami berpacaran tetapi kami tidak seromantis pasangan lainnya karena gaya berpacaran kami berbeda. Hal ini terjadi karena posisiku yang tidak memungkinkan untuk seperti pasangan lainnya. Jo paham terhadap posisiku sehingga dia tidak menuntutku menjadi pacar yang romantis. Jo yang mengetahui kekhawatiranku langsung bertanya kepadaku. “Kamu kenapa? Takut ya kalau Mamamu tahu?” Tanya Jo kepadaku. “Kamu tahu sendiri gimana posisiku” jawabku. “Iya aku tahu. Ya udah nanti aku turunin kamu sebelum gerbang sekolah ya biar gak ada yang tau kalau kita barengan” ucap Jo. “Makasih ya Jo, maaf untuk semua ini” ucapku. Jo hanya tersenyum tanpa menjawab.
Jam menunjukkan pukul 06.55 sehingga kami belum terlambat, kemudian kami berpisah di gerbang dan aku berjalan masuk ke kelas sedangkan Jo memarkirkan motornya. “Ya ampun Key, jam segini baru datang? Tumben amat” ucap seseorang yang duduk di bangku pojok kanan depan. Dia adalah sahabatku, namanya Sela. “Tadi Papa lagi buru-buru jadi gak bisa nganter” ucapku sambil bergegas duduk di sebelahnya. “Nah terus kamu naik apa? Angkot lagi?” Tanya Sela. “Tadi aku diboncengin sama Jo, tapi kamu jangan bilang siapapun, soalnya aku takut kalau Mamaku tahu” ucapku dengan lirih agar tidak ada yang mendengar selain Sela. “Emmm” jawabnya sambil mengangguk. Tidak lama kemudian, Guru Matematika dating dan mengawali pelajaran hari ini. Setelah hampir seharian belajar, jam menunjukkan pukul 15.00 dan bel pulang pun berbunyi.
“Eh ke rumahku dulu yuk, kita ngobrol-ngobrol sama ajakin Jo sekalian biar kalian bisa bareng” ajakan Sela dengan antusias. “Ide bagus tuh, tapi aku ijin dulu ya” jawabku. Sela hanya mengangguk.
Kemudian aku menelepon Mama dan maminta izin pulang terlambat dengan alasan ada tugas yang harus dikerjakan di rumah Sela. Lalu Mama mengizinkan karena Mama sudah mengenal dan mempercayai Sela. Setelah mendapat persetujuan, aku bergegas ke rumah Sela dan mengajak Jo untuk pergi bersama kami. Sepanjang perjalanan Jojo terus mengarahkan pertanyaan kepadaku, tetapi aku hanya menjawabnya dengan singkat karena merasa lelah. Setelah sampai Sela izin untuk ke kamarnya`
“Bentar ya, aku mau ke kamar dulu ganti baju” ucap sela. Kami hanya mengangguk. Setelah itu Jo membuka pembicaraan “Key, kamu sakit ya? Kok pucet gitu?” Tanya Jo sambil mengulurkan tangannya ke dahiku dengan tujuan mencek keadaanku. “Gak papa kok, cuma lagi capek aja hari ini” jawabku “Hmm iya deh” jawab Jo sambil tersenyum.
Setelah beberapa saat Sela kembali dengan membawa minuman dan makanan ringan. Dan kami begitu asik berbincang-bincang sampai lupa bahwa sekarang jam 17.30. Kemudian Jo berpamitan pulang karena sudah terlalu sore. Di tengah perbincanganku dengan Sela, tiba-tiba Sela mendapat pesan dari Jo
-Jojo- Sel, sekarang Keyra udah pulang belum? Kalau belum, tolong suruh dia cepetan pulang ya, takutnya nanti dicariin sama Mamanya 05.50 PM -Saya- Oke deh siap bosku *emot cium* Baca 05.50 PM
“Dapet pesan dari siapa tuh?” tanyaku dengan sedikit menggoda. “Bukan siapa-siapa kok” jawabnya dengan malu-malu dan wajahnya terlihat sangat bahagia. Sejujurnya aku rasa ada yang aneh sama Sela belakangan ini, tapi aku mencoba untuk tidak menghiraukannya. Bahkan aku juga merasa bahwa ada yang disembunyiin sama Keyra tentang cowok impiannya itu. Karena sudah sore, jadi aku berpamitan kepada Sela dan orangtuanya kemudian pulang.
“Ya udah deh aku pulang dulu ya, takut dicariin” pamitku. “Hati-hati di jalan” ucap Sela yang kubalas dengan lambaian tangan.
Sesampainya di rumah, hal yang tak biasa terjadi, aku disambut oleh Mama. “Gimana Key? Sukses?” Tanya Mama “Haaa? Maksudnya?” tanyaku karena kebingungan “Sukses bohongin Mama? Katanya ada tugas ternyata malah berdua-duaan sama cowok. Kamu ini anak cewek, kamu harusnya tahu batasannya kalau mau deket-deket sama cowok, Mama kayak gini itu karena mau jaga kamu biar kamu tetep jadi anak baik. Mulai sekarang putusin dia, Mama gak mau kamu ada hubungan lagi dengan anak itu.” Bentak mama
Aku tertekan sehingga hanya bisa terdiam tanpa sepatah kata pun untuk membantah Mama, bahkan aku tak bisa memikirkan dari mana Mama tahu kalau aku berpacaran dengan Jo. Aku hanya bisa menangis dan berlari ke kamar. Entah apa yang aku pikirkan, semenjak hari itu rasanya pikiranku kosong dan hampa. Aku sangat tertekan, bahkan hari-hariku terasa suram. Teman-temanku juga merasakan ada perubahan pada sikapku dan menjauh dariku karena sikapku yang dingin dan sering melamun membuat mereka malas bergaul denganku. Setelah hari dimana aku memutuskan hubunganku dengan Jojo, dia marah kepadaku, bahkan hingga kini dia masih dendam kepadaku karena dia mengira bahwa aku sudah memiliki pacar baru. Sementara sahabatku Sela, dia juga menjauhiku karena dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan yaitu Jojo. Aku tak tahu sejak kapan sahabatku sendiri menyukai pacarku, bahkan aku tak pernah curiga kepadanya. Tetapi terkadang apa yang ada di hati dan di perkataan sangat berlawanan. Aku hanya tahu satu hal yang membuat hidupku hancur saat ini yaitu ketika…
Flashback saat terakhir kalinya ngobrol dengan Sela “Hay Key, ngapain Lo bengong kayak gitu? Lagi mikirin si Jo ya?” sapa Sela dengan logatnya yang agak sombong. Aku hanya memandangnya dengan wajah bingung. “Gue kasih tahu ya sama Lo, mulai sekarang Lo harus lupain Jo karena dia sekarang udah jadi milik aku” Bentak Sela. “Sel, Lo kenapa? Cara manggilnya kok beda gitu? Trus apa maksud omongan Lo barusan?” Tanyaku dengan kaget. “Eh iya, Gue lupa ngasih tau ya? Mulai sekarang Gue resmi pacaran sama Jo. Dan tujuan utama Gue mau jadi sahabat Lo itu, cuma gara-gara gue mau ngrebut Jo dari Lo. Oh iya sama satu lagi, yang ngasih tahu Mama Lo tentang hubungan Lo sama Jo itu Gue, puas sekarang? Waktu Gue izin ganti baju itu sebenernya Gue lagi ngefotoin kalian berdua trus Gue kirim ke Mama Lo” ucap Sela. “Lo kok jahat banget sih? Gue harus ngasih tahu Jo tentang hal ini” jawabku dengan bergegas pergi. “Ehh mau kemana Lo? Lo mau ngasih tahu Jo soal ini? Percaya deh sama Gue, pasti dia gak mau dengerin Lo lagi, soalnya dia udah benci banget sama Lo. Apalagi setelah Gue bilang kalo Lo mutusin dia itu gara-gara Lo udah punya pacar baru lagi. Jadi jangan harap dia bisa percaya sama Lo lagi” ucap Sela sambil mencegahku pergi.
Aku hanya bisa terdiam dan tidak bisa berkata apapun lagi. Semenjak saat itu aku merasa hidupku hampa, hatiku mati rasa. Setelah hari itu, hidupku hanya aku tujukan untuk sekolahku, berusaha membanggakan orangtuaku meskipun tanpa mereka tahu bahwa sejak hari itu aku merasa hancur.
Sampai saat ini, aku melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi. Hati yang sama seperti 3 tahun yang lalu, hati yang hampa dan keras. Bahkan hingga kini tak ada yang bisa menghancurkan hati yang keras itu karena sampai saat ini, hatiku hanya miliknya, dia yang pernah ada di dekatku dan pada akhirnya menjauh karena kesalah pahaman yang hingga kini dia tak pernah tahu kebenarannya.
Cerpen Karangan: Alvina Esterningari Facebook: Alvina Ester