Cerpen yang kutulis untuk seseorang yang bernama Faiz. Laki-laki yang terbuka, tangguh dan memiliki humor picisan. Pertama kali jumpa, menurutku, Faiz menyerupai bulan purnama. Keberadaannya sangat terang, dan banyak menarik perhatian. Seperti magnet yang bertemu besi, akal sehatku juga terus tertarik oleh keberadaannya.
20 November 2020, Faiz pertama kali menghubungiku. Tidak ada yang spesial. Saat itu, Faiz hanya menanyakan perihal nilai UTSnya. Chat pun berakhir begitu saja. Hari berikutnya. Faiz memposting salah satu fanart anime dengan caption: “last scene yang ingin kita lihat.” Sebagai sesama penggemar anime tersebut, aku pun memutuskan untuk reply. Obrolan demi obrolan, anehnya, aku lewati dengan rasa nyaman. Seperti, telah mengenal Faiz sangat lama. Aku yakin, perasaan nyaman yang kurasakan ialah akibat dari sifat Faiz yang terbuka.
Waktu berlalu, hubunganku dengan Faiz mulai sedikit erat dibandingkan di awal. Aku dan Faiz terlihat seperti sahabat dekat. Entah itu aku atau Faiz yang membuka obrolan, obrolan itu akan berlangsung lama. Banyak sekali topik pembicaraan. Mulai dari: seputar kuliah, pengalaman kerja, cita-cita, cerita sekolah, cerita horror, kisah cinta, bahkan pembicaraan saham. Aku dan Faiz membicarakan semua itu. Dan itu, menyenangkan.
Aku masih ingat, ketika Faiz menceritakan tentang dirinya pernah ditipu beberapa kali. Aku juga masih ingat, Ketika Faiz memberi pendapat desain cover buku yang aku buat. Faiz bilang, desain itu terlalu ambigu untuk sebuah cover buku. Faiz juga memberiku semangat supaya aku terus berkarya. Seperti hubungan guru dan murid.
Tanpa aku sadari, aku menyelam terlalu dalam. Keseharianku menjadi bergantung kepada Faiz. Pagi, siang, sore, malam, aku hanya menunggu kabar dari Faiz. Aku murung ketika tidak dapat kabar. Dan sebaliknya. Sikapku perlahan tak mau mengerti, terburu-buru dan posesif. Kualitas obrolan bagiku tidak lagi penting, yang terpenting adalah kabar dari Faiz. Karena apapun yang aku dan Faiz obrolkan, adalah cerita favorit yang melewatkan waktu tidur satu sama lain.
Hari hujan, pukul lima sore di kedai kopi dekat kampus. Aku ditemani segelas frape coklat, bersama lembaran-lembaran tugas kuliah. Kala itu ada tugas kelompok. Kebetulan, aku dan Faiz satu kelompok. Tapi, Faiz bilang, tidak bisa datang karena urusan kerja. Aku pun mengiyakan.
Malamnya, Faiz kembali menghubungiku. Saat itu, aku dikuasai oleh amarah. Karena Faiz telah berbohong. Sore itu, Faiz tidak sedang ada urusan kerja, melainkan, Faiz sedang ada urusan dengan kekasihnya. Aku kecewa. Perasaanku yang tenggelam seakan kembali ke permukaan. Aku marah entah karena Faiz berbohong, atau karena Faiz telah memiliki seorang kekasih. Sikapku membingungkan diriku sendiri. Aku mulai membatasi kalimatku. Perlahan, aku belajar untuk menjauh dari Faiz. Sangat menyakitkan, tapi, lebih menyakitkan lagi jika hubunganku dan Faiz menjadi sebuah kesalah pahaman. Obrolanku dengan Faiz semakin lama semakin canggung. Sekuat tenaga aku menghapus keberadaanku supaya tidak mengganggu kehidupannya kembali. Kisah bersama Faiz telah berakhir.
Aku harus bisa terima kenyataan, bahwa Faiz yang dulu, bukanlah Faiz yang sekarang. Ada hati dan perasaan yang harus dia jaga. Ada seseorang yang lebih pantas mendengar detail cerita sebelum tidurnya. Ada seseorang yang jauh lebih pantas memberi semangat untuk dia terus berjalan.
Faiz, Ini aku. Seseorang yang mungkin tidak kamu ingat. Seseorang yang diam-diam selalu menunggumu datang. Seseorang yang diam-diam rindu tentang cerita kisahmu.
“Bagaimana kabarmu sekarang?” “Kamu menghapus kontakku, ya?” Gapapa, kok. Itu wajar. Berarti, tugasku sekarang hanya berdoa, berharap, senyum kebahagiaan waktu itu masih terlukis di wajahmu. Semoga kamu baik-baik saja.
Untukmu, Faiz. Terima kasih telah meneduh. terima kasih telah menganggap keberadaanku. Terima kasih karena telah menjadi kereta yang membawaku ke titik dimana aku merasa bahagia dengan jalan yang kupilih. Terima kasih telah menjadi sajak penyemangatku. Terima kasih telah menjadi tokoh utama ceritaku.
Cerpen Karangan: SSpenyendiri
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 8 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com