Pada suatu malam, aku tengah merapikan tempat tidurku, mengganti sarung bantal dan mengambil selimut dari dalam lemari.
Jam sudah menunjukkan pukul 21:45 PM, dan rasanya kedua kelopak mataku mulai memberat menuntut untuk segera tertutup. Akupun segera merebahkan tubuhku yang terasa sangat lelah akibat bekerja membantu Kakekku mengangkat kayu-kayu jati ke rumahnya tadi siang. Begitu lelah sampai-sampai keadaan menjadi gelap dan akupun terlelap.
Tepat pukul 2 dini hari, aku terbangun karena mendengar suara benda jatuh. Rasa kantukku bahkan mengalahkan semua pikiran negatifku tentang suara itu. Aku pikir itu mungkin hanya kucing yang menyenggol panci sampai terjatuh, dan memutuskan untuk kembali tertidur.
Beberapa saat kemudian mataku kembali terbuka kala sesuatu yang dingin tiba-tiba masuk ke dalam selimut dan menyentuh kakiku. Terasa basah dan sangat lengket. Aku segera merubah posisi menjadi duduk dan betapa terkejutnya aku, saat mendapati sosok perempuan berbaju merah dengan wajah yang tertutup rambut panjangnya, tengah duduk menunduk di ujung kasurku.
Pun aku sadar ternyata sesuatu yang dingin dan lengket itu adalah tangan wanita itu yang memegang kakiku dengan berlumuran darah segar. Aku berteriak dan refleks menendang tubuh wanita itu sampai ambruk jatuh dari ranjang.
Ia tak bergerak dan jantungku hampir copot begitu mengetahui tangan pucat berdarahnya itu masih berada di ujung kasurku, berpisah dengan tubuh sang wanita. Ini gila.
Nafasku tercekat ketika mataku berkedip lalu terbuka dan tiba-tiba saja wajah wanita itu sudah berada di depan wajahku, merangkak menaiki tubuhku yang bergetar hebat.
Tangan satunya yang masih tersisa itu terangkat dan menyibak rambut hitam panjang yang menghalangi wajahnya. Dan betapa terkejutnya aku saat melihat wajah itu, polos, tanpa mata, tanpa hidung dan mulut. Rata. Dan tiba-tiba muncul dua buah lubang tepat dimana mata seharusnya berada, lalu disusul dengan darah yang muncrat ke bajuku.
Kemudian entah sejak kapan wanita itu tiba-tiba sudah mengangkat tangannya yang sedang memegang pisau dapur. Mataku terbelalak saat pisau itu dengan cekatan menancap di dadaku.
Aku berteriak lalu tiba-tiba mataku terbuka dan mendapati diriku tengah terbaring di tempat tidurku.
Tunggu apa? Oh syukurlah, ini hanyalah mimpi!
Nafasku tak beraturan, aku mengedarkan pandanganku ke setiap sudut kamarku yang gelap. Tidak ada yang aneh, sampai dimana dengan penglihatan seadanya, aku melihat Fani, pacarku itu berjalan masuk ke dalam kamarku. Aku kebingungan dan belum sempat mengucapkan sepatah kata pada gadis itu, ia tiba-tiba menarikku untuk beranjak dari tempat tidurku.
“Fan, apa yang kau lakukan malam-malam begini?” Fani menggeleng, dan aku tersentak saat ia tiba-tiba membuka lemariku lalu mendorongku sampai masuk ke dalam lemari.
“Apa yang kau lakukan, Fan!” sentakku hendak berdiri namun Fani cepat-cepat mendorongku kembali duduk di dalam lemari. Lamat-lamat ia berkata pelan sangat pelan sampai aku mendengar sedikit suaranya yang berkata. “Bangunlah…”
Dan pintu lemari tertutup. Aku hampir sesak nafas lalu menggedor-gedor pintu lemari sambil berteriak minta tolong. Lalu keadaan sunyi, hanya deru nafasku yang mendominasi diantara kegelapan di sekitarku.
Duagh! Duagh! Duagh! Aku kembali terkejut saat mendengar suara gadebuk dari belakang. Semakin keras sampai-sampai terdengar suara jelas kayu yang ditusuk lalu menembus perlindungan dan menusuk punggung belakangku. Aku memekik saat melihat pedang panjang nan tajam sudah menembus hingga sisi depan tubuhku. Darah bercucuran dan anehnya aku sama sekali tak merasakan sakit. Mataku terpejam dan berdoa agar mimpi buruk ini cepat berakhir.
Dalam sekilas mataku kembali terbuka dan lagi-lagi terbaring di atas kasur empukku. Ini benar-benar mimpi yang gila! Mengesalkan memang, aku seperti dipermainkan oleh dunia khayalku.
Keringat bercucuran membasahi seluruh tubuhku. Bisa dirasakan detak jantungku berpacu sangat cepat. Keadaan ini begitu sangat nyata namun, apakah sekarang ini aku masih berada di alam bawah sadarku? Apapun itu aku sudah sangat tidak peduli lagi. Yang aku inginkan sekarang adalah ke kamar mandi, semua mimpi buruk ini membuat kandung kemihku penuh dan ingin segera mengeluarkannya.
Aku turun dari tempat tidurku lalu berjalan ke arah pintu kamar. Tapi tiba-tiba langkahku terhenti kala pintu kamarku terbuka lebar, dan menampakkan sosok berbaju hitam dengan wajah tertutup sambil menodongkan senjata api ke arahku.
Refleks kedua tanganku terangkat dan menatap sosok itu takut. Tapi, bukankah ini hanyalah mimpi? Untuk apa aku mengangkat tanganku dan takut pada sosok halusinasi itu? Ini tidak akan terasa kalaupun sosok itu menikamku berkali-kali. Kedua tanganku turun seakan menantang orang itu. Berani-beraninya menambah mimpi burukku.
“Apa yang kau lakukan hah?! Sudah puas memperbanyak mimpi burukku?!” teriakku melangkah maju sebelum suara tembakkan yang sangat keras itu terdengar dan peluru yang mengenai tepat di kepalaku.
Entah kenapa ada rasa yang sangat luar biasa kurasakan. Perlahan keadaan tiba-tiba memburam, dan hal terakhir kali yang kulihat adalah sosok hitam itu berjalan ke arahku kemudian semuanya menjadi gelap.
Terkadang, mimpi itu terasa sangat nyata bukan?
Cerpen Karangan: Khoirul Latipah Blog: creepypastaaaaa.blogspot.com Nama lengkap: Khoirul Latipah Nama panggilan: Ipah Tempat, tanggal lahir: Banjar, 15 Maret 2004 Jenis kelamin: Perempuan Agama: Islam Status: Pelajar Alamat: Kampung Guntung Sarun, Kal-Sel
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 10 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com