Angin malam berhembus kencang, menyapu ilalang kering yang bertebaran di jalan. Saat itu sebuah mobil yang terlihat menyusuri jalan setapak kini melaju dengan kecepatan sedang.
Ini sudah larut malam, dengan berbekal lampu mobil dan sinar rembulan dia tetap melaju dengan tenang. Tapi tiba-tiba kebosanan menyerangnya. Dan akhirnya memutuskan untuk memutar siaran berita pada radio kecil di mobilnya.
Dan suara penyiar radio pun terdengar jelas. Oh, sepertinya ini berita terkini. “Dan terjadi lagi kasus pembunuhan terhadap orang-orang di kampung Gading. Masyarakat sekitar pun semakin gentar untuk sekedar keluar rumah, karena kebanyakan korban ditemukan tewas di luar rumah,”
“Sampai sekarang masih belum terkuak siapa yang melakukan kejahatan keji seperti itu. Konon katanya, si pembunuh berciri-ciri mempunyai badan tinggi dan besar, seluruh wajahnya tertutupi kain terkecuali mata, juga memakai syal merah di lehernya,”
“Jadi, disarankan bagi siapa saja yang keluar rumah sendirian, ataupun di dalam rumah sendirian, mintalah teman atau keluarga untuk menemani Anda, dan jangan biarkan anda sendiri tanpa adanya pengawasan yang dilakukan,”
“Jika ada seseorang yang mengikuti Anda dari belakang, jangan pernah berhenti. Teruslah berjalan sampai di tempat keramaian. Jangan biarkan dia mendapatkan Anda!”
Siaran radio pun berganti, sedikit menggetarkan hati sang pengemudi mobil. Bibirnya pucat dan tiba-tiba saja sinar lampu mobil di belakang menginterupsinya.
Pria itu menoleh ke belakang, dan benar saja, mobil yang terlihat mengikutinya itu semakin melaju dan mendekat. Seketika kakinya sengaja menginjak pedal gas dan melaju dengan cepatnya. Mobil di belakang pun ikut mempercepat laju mobilnya. Sang pria berbelok, mengambil jalan pintas yang cukup sempit untuk dilalui sebuah mobil. Mereka semakin masuk ke dalam hutan, dan sinar rembulan malam sesekali tertutup rapat oleh rimbunnya pepohonan di sekitar.
Mobilnya melambat, membuat mobil dibelakang ikut memperlambat jalannya. Semakin melambat dan akhirnya berhenti tepat di ujung jalan. Dimana di depannya hanya ada semak belukar dan danau kecil.
Beberapa orang berseragam khusus keluar dari mobil di belakangnya. Membuat pria di dalam mobil hanya diam mengamati lewat spion di dalamnya.
Si pria menghela nafas samar, sebuah seringaian terpatri di sudut bibirnya. Tangannya meraih rantai besi di kursi samping kursi pengemudi. Selanjutnya kepalanya menyembul dari balik jendela kaca mobil, menilik para polisi yang kini sudah mengepungnya dengan bersenjata lengkap.
Namun, entah darimana beberapa panah keluar dari kegelapan malam, memanah setiap polisi-polisi yang berada di sana. Kini mereka terbujur kaku di tanah, sambil menahan rasa sakit ditubuh masing-masing.
Si pria yang sedari tadi masih di mobil pun membuka pintunya. Sambil memperbaiki syal merahnya yang sedikit longgar di leher, kini ia berjalan menuju para polisi yang terkapar layaknya bangkai nyamuk, tak berdaya.
Cerpen Karangan: Khoirul Latipah instagram.com/khrl.ltphh Saya gemar menulis, menjadi penulis adalah cita-cita saya. Berharap pembaca dapat terhibur seperti saat saya menulis cerita. Dan jangan malu dengan hasil tulisanmu, karena itu adalah satu kemajuan yang luar biasa.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 28 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com