Sang gadis memfotokan pergelangan tangan yang sudah dihias oleh baretan. Berkata hidup itu berat, tak ada gunanya untuk bertahan hidup. Orang bersimpati. Memberi komenan semangat kepadanya. Keesokan harinya ia memfoto leher. Terdapat lebam di area leher akibat gantung diri namun gagal. “Sepertinya mati lebih bagus” ujar sang gadis di caption IG-nya. Orang bersimpati. Memberi komenan semangat kepadanya. Membuat sang gadis merasa semangat uploud foto baru.
Foto yang ia dapatkan bukan dari dirinya, namun dari para korban bully-nya. Ia menyiksa mereka, lalu memfoto mereka, menguploud di IG, jangan lupa caption sedih untuk penambah like. Tanpa punya rasa manusiawi, ia menyiksa para korban bully-nya. Entah sudah berapa kali ia melakukannya. 10 kali? Emmm aku rasa lebih. Sekitaran 12?
Tersenyum manis melihat postingan sang gadis. Menurutnya sang gadis ini gila. Sangat gila. Ternyata ada gadis gila seperti ini? Why she life in this world? Ia tersenyum lagi. Bersiap memberi hadiah kecil untuknya.
“For me?” Sang gadis terpukau mendapatkan kucing hitam menggemaskan. Unknow tersenyum. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia pergi. “I think she can’t talk? Whatever…” Sang gadis membawa kucing hitam tersebut dan membawa pulang ke rumahnya.
Indah namun sederhana. Bergaya kayu membuat kamar sang gadis aestetic. Ia ke kamar. Lalu menaruh kucing tersbut di kasurnya. Dan segera bergegas mandi. Saat ia kembali ke kamarnya ia tak melihat kucing tersebut.
“Hey i think i put my cat on my bed.. but now where’s it?” Tak ingin mempermasalahkan sesuatu yang tak penting, ia belajar.
“Hai gadis…” tiba-tiba sang gadis mendengar suara tepat di telinganya. Ia bergedik ketakutan. Ingin berdiri namun terlambat ia terseret oleh bayangan hitam.
“Where am i?!” Tanya sang gadis ketakutan. Ia mulai melihat ke sekelilingnya. Ia berada di suatu ruangan hampa berwarna putih. Tak ada jawaban, namun ia mendengar suara raungan, raungan para korban bullynya. Ketika mereka sudah diambang antara hidup dan mati. Sekalinya tak dituruti nyawa melayang. Jika dituruti sang gadis akan semakin menggila dalam menyiksanya. Mereka kehilangan akal sehatnya. Sudah tak dapat berpikir jernih lagi. yang mereka inginkan hanya bebas dari belenggu sang gadis.
“SAYA MOHON BERHENTIIIIIII!!! AKHHH TANGANKUUUU!!! JAGAN POTONG NADINYA NANTI SAYA MATIIII!!!” Raungan mereka makin kencang. Sang gadis mulai ketakutan. Ia tak bisa merasakan kakinya, digerakkan pun tak mau. Sang gadis terjatuh. Tangan terulur untuk membantunya. sang gadis membeku melihat siapa yang menolongnya, ia Unknow. Tanpa takut sang gadis menerima uluran Unknow.
“Hei hei, ke-kenapa kita bisa disini?! Bantu aku cari jalan keluarnya! Ayo!” sang gadis menarik tangan Unknow, namun ia hanya tersenyum. Sambil memiringkan kepala ia berkata. “Keluar? Dari mimpi yang sudah kubuat? HM??” tubuh Unknow mulai menghilang, tubuhnya terkelupas dan berubah menjadi serpihan kaca. Sang gadis bingung. Maksudnya apa?
“Kuberi tahu ya, kau punya 2 kesempatan, gadis. Melawan masalah atau lari dari masalah. Setiap kesempatan itu mempunyai sisi positif negatif. Kuharap kau dapat memilih yang terbaik.” Ujar Unknow lalu menghilang. Serpihan kaca kini berubah menjadi kaca besar. Menampilkan sosok sang gadis yang berkucuran keringat beserta… salah satu korban bully yang ingin membunuh sang gadis.
Sambil mengacungkan pisaunya, sang korban dengan tersenyum menusukkan pisau ke pundak sang gadis. Membuat ia meraung kesakitan. “AKHHHHHHHHHHHHH!!! BERHENTIIIIIIII!!!” deru nafas memberu. Kucuran keringat membanjiri sang gadis. Ia menoleh ke kanan dan kiri. Sekarang yang ia lihat hanya kamarnya serta kucing hitam yang sedang tidur di perutnya. Ia meraba punggungnya. Mengecek apakah ada luka. Nihil, ia tak menemukan luka. Ia menghelakan nafasnya. Fiuh hanya mimpi buruk biasa..
Terulang selama seminggu membuat sang gadis menjadi gila. Ia takut meminta maaf kepada para korban. Ia malu dan tak ingin menurunkan harga dirinya sebagai sang gadis yang mengerikan. Egonya terlalu tinggi untuk meminta maaf. Semakin lama ia mengulur waktu, mimpi buruk itu semakin terngiang ngiang di kepalanya. Melawan masalah atau lari dari masalah, what should she choose?
“Pagi ini ditemukannya mayat perempuan berinisial SG bunuh diri di kamarnya. Usia korban berkisar 16 tahun. Polisi sedang mengolah TKP. Diduga korban meninggal karena stress bersekolah. Kali ini saya…”
“Wah wah wah liat berita ini kawan. Lucu sekali.. yah jika itu pilihannya maka apa boleh buat.” Ucap Unknow menggendong kucing hitam milik sang gadis seraya mengelusnya. Ia terkekeh. Ia ingin tahu. Bagaimana dengan para korban sang gadis? Apa mereka senang dengan apa yang Unknow perbuat atau justru mereka tidak menyukai cara Unknow membalas bully pada sang gadis?
Cerpen Karangan: Keyne Aliyah Devinasari
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 15 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com