Namun, semuanya terlambat. Kini aku melihat para pengunjung restoran itu tiba-tiba berubah… wajah mereka pucat dan.. dan bola matanya berubah putih… mereka seperti mayat hidup! Persis seperti zombie di film-film horror dan di dalam sebuah game.. ASTAGA!! sekarang aku melihat wanita gemuk yang duduk di meja no.066 juga berubah, di..dia sedang lahap menyantap daging.. yang penuh dengan belatung, dan mulutnya menyeringai sambil mengeluarkan darah dari dalam mulutnya… dan lelaki tambun yang sedang membaca Koran di meja no.067 itu ternyata dia bukan sedang membaca Koran, melainkan dia sedang meringis kesakitan karena ususnya mulai terburai oleh sayatannya pisau yang dia lakukan sendiri sedangkan untuk menutupi rasa sakitnya dia menutupi wajahnya dengan kertas Koran seakan-akan ia sedang membaca sebuah berita yang dimuat di koran itu. Ya tuhan tempat mengerikan macam apa ini? baru kali ini aku merasa sengeri ini, jantungku berdebar cepat, keringat dingin mulai mengucur deras, dan… astaga sekarang semua para zombie itu mulai datang kearahku. Ini seperti kejadian di game tentang zombie yang biasa aku mainkan waktu aku kecil dulu, namun kali ini akulah yang menjadi korbannya. Mereka seakan-akan mencoba untuk meminta tolong padaku dengan suaranya yang serak dan mengerikan.
“~ Toooollooongggg ~ Tooollloongggg ~” AAAAAAARRRGGHHHHH… aku berusaha untuk pergi dari tempat mengerikan ini, tapi semua sudah terlambat karena para mayat hidup itu sudah berada sangat dekat dengan tempat dimana aku sekarang berdiri. Mereka mulai menggerayangi tubuhku dan mulai mengigit perutku dan leherku seolah-olah mereka ingin mengoyak dan mencabik-cabik serta mengeluarkan isi perutku. Aku berteriak sekeras mungkin mencoba untuk tetap sadar dan… AAAAAAARRGGHHHHH.
“Tuan… Tuan tidak apa-apa? Tuan sadarlah ini pesanannya sudah datang.” AAAARRGHH?!… hosh hosh apa?! Cuman mimpi?! Huhh syukurlah aku pikir itu sungguhan. “Tuan tidak apa-apa? Dari tadi saya lihat tuan mengigau tentang mayat hidup.” “Hosh ~ hosh ~ host.. ti..tidak apa-apa kok mas hosh ~ hosh ~ hosh te..terima kasih.” Untungnya pelayan itu langsung menyadarkanku dari mimpi buruk yang aku alami barusan.
Aku perhatikan lagi di sekeliling semua telah kembali seperti semula dan semua nampak normal-normal saja, bahkan kursi yang tadi diduduki oleh wanita gemuk dan lelaki tambun tadi kini sudah berganti dengan pengunjung lain.
“Ini pesananya tuan .. apa ada yang anda butuhkan lagi?” “U..untuk sekarang cukup dulu saja mas terima kasih.” “Baiklah tuan kalau begitu bon appétit.” “Te.te.terima kasih.. tapi pak sebelum itu boleh saya bertanya sesuatu.” “Boleh tuan mau tanya tentang apa?” pelayan itu meperhatikanku dengan seksama “Disini tidak ada zombie kan pak? Atau disini tidak menjual daging manusia kan?” “Hahahaha… tuan ini ada-ada saja, disini mana ada yang zombie ataupun jual daging manusia tuan. Mungkin itu hanya halusinasi tuan saja akibat mimpi buruk tadi.” Pelayan itu mengolokku dengan senyum menyungging. “Hehehehe.. benar juga ya, itu hanya pertanyaan yang bodoh.. ya sudah pak silahkan kembali bekerja maaf saya bertanya hal yang tidak-tidak.” Sial?! Umpatku dalam hati… bicara apa aku ini? Tidak seharusnya kan aku mempertanyakan hal bodoh seperti itu. Aku benar-benar sangat malu oleh pertanyaan konyol yang keluar begitu saja dari mulutku.
Akhirnya setelah selesai menyantap semua makanan yang ada walaupun agak kurang berselera karena mimpi buruk tadi, aku langsung memanggil kembali pelayan restoran tadi untuk meminta bill pembayaran. “jadi berapa totalnya pak?” sambil merogok uang dari dalam saku. “Semuanya jadi sekitar 300 Euro tuan.” aku segera memberikan uang berikut tips sebagai rasa terima kasih karena sudah membangunkanku dari mimpi buruk tadi. “Je vous remercie beaucoup monsier… oh iya tuan saya hampir lupa ini saya dapat titipan pesan untuk tuan dari seorang lelaki yang duduk di pojokan sana, katanya dia sedang menunggu tuan di luar restoran ini. kalau boleh saya tahu dia teman dekat tuan ya?” “Hah teman? Teman siapa? Setahuku aku tidak mempunyai teman dekat di sekitar sini.” Tiba-tiba firasatku mulai tidak enak.
Aku perhatikan di area sekitar pojok restoran itu, memang ada banyak orang yang duduk di sana. Namun, semuanya tidak ada yang aku kenal. Tapi entah kenapa aku yakin ada seseorang yang sedang memperhatikanku, tapi dimana?
Dengan cepat aku langsung bergegas meninggalkan restoran itu dan pergi keluar. Dan saat diluar, aku sangat terkejut karena waktu itu hari sudah gelap dan malam itu agak sedikit berkabut jadi penglihatanku agak kurang terlihat jelas. Aku langsung mencari laki-laki yang memberiku pesan itu namun orang tersebut tidak ada. Sial?! Aku ditipu mentah-mentah! Aku mulai geram akibat ulah seseorang yang telah menipuku belum lagi aku masih shock akibat mimpi buruk tadi.
Namun, tiba-tiba seseorang memanggilku dari ujung lorong dekat restoran itu. Aku langsung datang menghampirinya dengan perasaan hampir berkecamuk. “Ada apa?” aku bertanya dengan nada sedikit kesal. “Sssttttt.. jangan keras-keras.. aku cuman mau mengingatkanmu saja.” Lelaki itu mengisyaratkanku untuk mengecilkan nada bicaraku. “Mengingatkan tentang apa?” “Ada hal yang harus kau ketahui, ada sebuah pepatah berkata “orang yang bijaksana tidak akan pernah membiarkan dirinya berada dalam keadaan yang berbahaya.” “Ada apa ini? apa maksud dari semua ini.” “Nanti juga kau akan tahu sendiri.” Lelaki itu tersenyum menyeringai padaku. Aku tidak begitu jelas melihat wajahnya karena malam itu kabut semakin menebal. Namun, aku sangat yakin kalau dia sedang tersenyum padaku. “Hei apa maksud dari semua ini? apa yang kau…” Sebelum aku melanjutkan pertanyaanku, sebuah benda keras menghantam kepalaku. Membuatku jatuh tersungkur dan penglihatanku kabur, lalu seketika semua nampak gelap. Namun, sebelum aku jatuh tidak sadarkan diri aku melihat sekilas bahwa lelaki itu tidak hanya seorang melainkan bertiga, mereka terdengar seperti sedang tertawa dan salah satu dari mereka mengucapkan sesuatu. “Bienvenue en enfer.”
—
~ WAHAI SETAN, IBLIS, JIN, ATAUPUN SEJENISNYA.. SUMPAH DEMI TUHAN JIKA KALIAN BENAR-BENAR NYATA, TUNJUKANLAH PADAKU SEKARANG JUGA~ WAHAI SETAN YANG BERADA DI TIMUR, IBLIS DIBARAT, JIN DI SELATAN, DAN SILUMAN DI UTARA… ATAS NAMA JIWA-JIWA YANG BERDOSA, KUPERSEMBAHKAN SATU ROH SUCI DARI KEPALA ANAK ADAM UNTUK MENGABDI PADAMU… ~ ~ AARRGHHHH!!!! AMPUNI AKU!! KUMOHONN!! JANGAANN …AARRGHHHHH ~ ~ TOLOOOONNGGGG KAMI… TOLOONG KAAAMMIIIII ~ ~ SAKITTTT!!!.. TOLONGGGG SAKITTTT… AARGHHHH SAKITTTT!! ~ ~ HAHAHAHAHA… HAHAHAHAHAHA… HAHAHAHAHA. ~
Hah?! Dimana aku? Apa yang sebenarnya yang terjadi? Ini bukan mimpi kan? Aku seperti.. seperti dibawa ke dunia lain. Kepalaku masih terasa sakit akibat hantaman benda keras tadi itu berarti aku tidak bermimpi. Namun tempat apa ini? sayup-sayup aku mendengar suara itu lagi.. ya.. suara jeritan kesakitan minta tolong, namun kali ini terdengar lebih memilukan dari mimpiku tadi. Aku coba untuk membuka mataku namun aku tidak berani. Tiba-tiba aku mencium bau darah yang masih segar dan seketika perasaanku mulai tidak enak. Kurasakan keringat dingin membasahi keningku dan jantungku berdetak sangat cepat. Aku harus segera keluar dari sini tetapi… Ya tuhan apa yang sebenarnya terjadi? Tubuhku terasa kaku. Aku tidak bisa bergerak sama sekali. Kedua tangan dan kakiku terasa diikat oleh sesuatu, aku mencoba memberanikan diri membuka mataku dan… ASTAGA pemandangan mengerikan apa ini? mulutku sampai menganga seakan tidak percaya tentang apa yang aku lihat ini, aku se..ssep…seperti berada di dalam neraka!! Aku melihat banyak sekali genangan darah yang berceceran dimana-mana dan semua orang-orang seperti sedang menjerit kesakitan. Ada yang dikuliti kulitnya hidup-hidup, ada yang tubuhnya disayat dari perut lalu semua isi dalam perutnya terburai, dan ada juga yang lidah serta organ vitalnya ditarik secara paksa lalu mereka meyayatnya dengan cara yang brutal. Ini benar-benar sebuah pemandangan mengerikan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Tiba-tiba aku melihat sekelompok orang yang memakai jubah hitam datang menghampiriku. Seketika aku mulai merasa sangat cemas dan tidak tahu harus berbuat apa dan benar saja semua dugaaanku selama ini, 2 orang diantara mereka adalah pelayan dan pramusaji yang bekerja di restoran itu namun wajah mereka datar. Kini mereka tengah mengitariku lalu membacakan sebuah mantra-mantra tertentu.
“Aku ingin tangannya.” Kata salah seorang diantara mereka. “Aku ingin jantungnya.” Kata seorang yang lain. “Sepertinya mata dan telinganya terlihat lezat.” Kata seorang yang lain yang berdiri di sampingku. “Kalian diamlah, kita belum tahu pasti apa yang akan diberikan oleh dewa kepada kita. Yang penting selesaikan dulu ritualnya” Kata salah seorang yang lebih tua diantara mereka.
Salah satu diantara mereka datang mendekatiku dan mengeluarkan pisau yang sangat tajam dari dalam jubahnya. “Apa yang akan kalian lakukan… lepaskan ak…u?!” aku mencoba berusaha untuk melepaskan diri namun sia-sia hingga dia berhasil membungkam mulutku sambil tersenyum menyeringai. “tenang saja sakitnya hanya sebentar kok, sebentar lagi juga selesai.”
CRASH… CRASHH AAARRGHHHHHHHH… dengan sekali ayunan dia berhasil menyayat tangan kiriku dan memutuskannya, membuatku menjerit merasakan sakit yang teramat sangat, darah segar mengalir dari tanganku. Lalu lelaki itu menyayat organ vitalku, perutku, hingga dadaku. Sekarang pandanganku perlahan-lahan mulai kabur dan aku mulai merasakan dingin di sekujur tubuhku, lambat laun aku sudah tidak dapat merasakan apa-apa lagi. Dan yang terakhir kuingat dia menyayatkan pisaunya ke arah leherku dan seketika itu semuanya terlihat gelap.
EPILOG Dikala langit menghitam Jutaan jiwa sedang meregang kesakitan Pedih di bara api, Mencari dunia perlindungan, Pintu demi pintu, Dunia demi dunia telah di jelajahi, Hampa meratapi kesedihan,
Jutaan jiwa sedang meregang kesakitan, Tiada apa-apa lagi untuk dinikmati Rampasan demi rampasan, Pemerk*saan jiwa, Kuburan dimana-mana Tangisan tandus tanpa setitis air, Meratap sedih akan sebuah perjalanan, Mengharap langit anggun seperti dulu,
Agar jutaan jiwa tidak tersiksa lagi.
Rintihan demi rintihan masih terngiang membengkakkan telinga, suara jeritan yang memilukan dari para manusia yang menjadi korban tumbal ditempat itu saling sahut menyahut seakan menjadi sebuah alunan simfoni lagu kematian yang menyayat hati tiap insan yang mendengarnya. Orang-orang yang memakai jubah hitam itu kini tengah berdiri melingkar di hadapan sebuah tubuh tanpa kepala. Mereka tengah mengucapkan mantra tertentu sambil meletakkan sebuah kepala baru yang masih mengeluarkan darah segar di atas tubuh itu.
~ WAHAI SETAN YANG BERADA DI TIMUR, IBLIS DIBARAT, JIN DI UTARA, DAN SILUMAN DI SELATAN… ATAS NAMA JIWA-JIWA YANG BERDOSA, KUPERSEMBAHKAN SATU ROH SUCI DARI KEPALA ANAK ADAM UNTUK MENGABDI PADAMU ~ Seketika kepala itu menyatu dengan tubuh barunya dan tubuh itupun hidup layaknya tubuh manusia utuh pada biasanya, lalu tiba-tiba sebuah suara yang menggema entah dari mana datang dan bertanya pada tubuh itu. ~ SELAMAT DATANG DI KAUM KAMI. KINI KAU ADALAH SANG PEMBAWA MISI, ORANG-ORANG TERPILIH SEPERTI KAMI. KITA MEMPUNYAI DARAH YANG SAMA YAITU DARAH BIRU YANG DIWARISKAN DARI “DIA” YANG AKAN DATANG. TAPI SEBELUM ITU SEBUTKAN NAMAMU DAN SIAPA TARGET PERTAMAMU ~ “Namaku Andi Redwoods 23 tahun dan targetku adalah… seseorang yang membaca kisah ini.”
Cerpen Karangan: T Reza Saptiawan Blog / Facebook: reza.666_wolf[-at-]yahoo.com