Lagi-lagi Perumahan Acres dikejutkan lagi dengan penemuan jasad seseorang. Kali ini korban adalah seorang nenek yang tinggal sendiri di rumahnya. Mendengar itu Lovi cukup sedih karena menurutnya nenek itu adalah tetangganya yang terbaik karena selalu memperlakukan Lovi dengan baik, Lovi sendiri mengetahui bahwa Suami dan Anaknya sudah meninggal, karena itulah Lovi selalu mengunjungi nenek itu hingga akhir hayatnya Lovi selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk nenek itu. Namun hari ini saat mengetahui bahwa tetangga terbaik Lovi meninggal dengan cara yang mengenaskan ada rasa di dalam Lovi yang ingin menghancurkan pelaku merasakan apa yang nenek itu rasakan.
“Kamu gak apa-apa nak?” Lovi menenggok saat sedang memandang rumah nenek itu melalui jendela kamarnya. Dan itu adalah mamanya yang memanggilnya. “Hemm… Gak papa kok ma, ada apa ma kesini?” “Jangan begadang nak, istirahat” “Iya ma” Mamanya Lovi pergi dari sana, lalu Lovi bersiap-siap untuk tidur.
Saat Lovi tidur dia bermimpi sedang bertemu dengan nenek itu Lovi sangat senang akan tetapi dari mimpi itu Lovi mendengar sebuah ketukan hingga membuat Lovi terbangun dari mimpi dan juga tidurnya, saat terbangun Lovi memang mendengar suara ketukan sembari posisi yang masih tertidur menghadap tembok. Lovi sangat yakin dirinya mendengar suara ketukan itu berasal dari arah jendela kamarnya. Lovi terdiam hingga akhirnya suara ketukan itu berakhir segera Lovi segera menengok kearah jendela tersebut.
“Lovi sayang… mbah kangen sama kamu” Lovi hanya bisa terdiam, nenek itu berdiri disana sembari tertawa lalu semua menjadi gelap.
Lovi terbangun dari tidurnya dengan badan yang penuh dengan keringat. Lovi tersadar itu tadi hanya mimpi. Lovi menenggok kearah jendela, kini di jendela itu Lovi hanya melihat hari sudah pagi dan juga pemandangan rumah nenek itu dengan hiasan pita polisi. Di ruang makan Lovi hanya disambut oleh Mamanya sedangkan seperti biasa ayahnya sudah pergi untuk bekerja. Setelah makan bersama Mama Lovi mengajak Lovi untuk bertemu tetangannya. Di luar Lovi melihat mobil polisi dan juga beberapa polisi sedang berada di rumah itu. “Mungkin mereka sedang berinvestigasi?” Kata Lovi dalam hati
Saat mendekati rumah tetangganya Lovi merasa malas, karena anak dari tetangganya adalah musuhnya. “Ma, mama mau apa ke rumah ini?” “Mau pinjam buku…” “Udahlah ma kita pergi aja nanti Lovi belikan bukunya untuk mama” “Tidak usah nak, lagian mama kesini juga mau ketemu sama Mamanya Kufa” “Tapi…” Mamanya Lovi tidak menghiraukan, lalu mengetuk pintu rumah itu. Seketika pintu itu terbuka oleh Kufa. Melihat sosok Kufa Lovi membuang muka sedangkan Mamanya bertanya kepada Kufa jika ibunya sedang berada di rumah atau tidak. Tak lama kemudian Mamanya Kufa datang lalu menemui Lovi dan juga Mamanya Lovi. Di dalam rumah keluarga Kufa, Mama Lovi dan Mama Kuva menuju ke dapur sedangkan Lovi dan Kufa berada di ruang tamu duduk dengan jarak jauh.
“Turut berduka, untuk tetanggamu” Lovi hanya mengangguk, sedangkan matanya sedang tertuju kearah tv yang sedang menayangkan acara. “Ini acara apa?” Tanya Lovi “Oh ini acara kesukaan aku dari dulu, kenapa kau tidak suka?” “Tidak, tidak masalah” Dari yang Lovi pahami acara tv yang ditonton Kufa, acara tv itu berceritakan seorang polisi dan detective yang memecahkan kasus yang belum terpecahkan kasus-kasus seperti itu biasanya dinamakan COLD CASE. Tidak berselang lama Mamanya Lovi segera memanggil Lovi, mereka berdua segera berpamitan lalu pulang menuju ke rumahnya.
Malamnya Lovi sedang belajar di meja belajarnya, posisi meja belajarnya sendiri terletak di depan jendela yang menghadap langsung ke rumah nenek itu, saat sedang belajar entah mengapa matanya selalu ingin memandang rumah itu seolah ada sesuatu yang sedang menatapinya. Karena jendela tidak memiliki gorden Lovi segera menyelesaikan kegiatannya lalu segera mencari koran bekas saat sudah mendapatkannya Lovi segera membasahi koran tersebut lalu menempelkannya pada jendelanya. Lovi pun segera tidur.
Keesokan harinya saat Lovi sedang berjalan melewati rumah nenek itu Lovi melihat rumah itu kosong dan juga banyak sampah dari dedaunan yang gugur. Memang sudah seminggu sejak kejadian mengerikan itu pembunuh masih belum ditemukan begitu pula pembunuh untuk kasus kematian tetangga Lovi sebelumnya masih belum diselesaikan,
“Halo” Lovi terkejut dari lamunannya, ternyata itu adalah Kufa “Kenapa kesini?” Tanya Lovi “Oh.. ini” Kata Kufa memberikan tas ke Lovi. “Dari ibuku” Lovi hanya terdiam tidak menjawab sembari menerima tas itu.
“Jadi? Ini rumahnya sekarang? Jujur aku merindukan wanita tua itu” Kata Kufa “Bukankah dulu kau selalu melarangku ke rumahnya?” “Benarkah? Aku Lupa” Jawab Kufa Kufa segera pamit lalu pergi, Lovi menatap ke jendela rumah itu Lovi memejamkan lalu membuka matanya disaat dirinya yakin melihat sesuatu bergerak di dalam rumah itu, namun Lovi yakin itu adalah halusinasinya. Lovi berjalan menuju ke rumahnya.
Di malam hari saat Lovi sedang tiduran dikasur dia kembali mendengar suara dari arah rumah disebelahnya, Lovi bersyukur karena jendelanya sudah berhasil ia tutupi pada hari sebelumnya. Lovi tidak memikirkan suara itu karena dia yakin itu adalah kucing yang sedang berada di genteng rumah berjalan kesana kemari, Lovi saat ini sedang berpikir mengenai kasus-kasus yang terjadi di sekitar perumahannya. Dari yang Lovi amati saat kejadian Lovi tidak mendengar suara atau apapun, karena yang pasti dirinya akan sadar dari tidurnya jika ada suara terlebih suara teriakan namun dari kejadian kemarin, meski kejadian itu terjadi di rumah sebelahnya Lovi tidak mendengar apa pun. Dalam kasus tersebut korban-korban adalah orang yang tinggal sendirian di rumah. Hanya dua itulah yang Lovi temukan kesamaan, yang pasti menurut Lovi pembunuh pasti seseorang yang memiliki minat dalam hal seperti ini dan juga menyukai orang yang tinggal sendirian, karena dengan itu pembunuh pasti bisa melakukan aksinya dengan lancar.
Saat Lovi sedang berpikir dirinya kembali terkejut saat mendengar suara gaduh dari arah luar jendelanya, dengan segera Lovi menuju ke jendela kamarnya. Perlahan membuka koran yang menutupi jendelanya Lovi hanya menemukan suara itu menghilang akan tetapi dirinya terkejut saat melihat ada seseorang yang tengah berdiri di dalam rumah itu menatap jendela kamar tidurnya. Lovi terjatuh lalu keluar dari kamarnya untuk menenangkan diri. Semalam Lovi hanya bisa terdiam sembari tertidur di ruang tamunya karena di ruang tamunya memiliki gorden di jendelanya.
Beberapa hari setelah itu Lovi mulai memasangan kain di jendelanya dan berpikir untuk memeriksa rumah itu, rumah nenek itu. Tepat sekali pada hari itu kedua orangtuanya sedang pergi. Dengan tekad bulat Lovi bersiap-siap dengan membawa tas, meskipun hari itu sedang hujan badai Lovi tetap melakukannya karena menurutnya dengan begitu tidak ada tetangga yang tahu jika dengan terpaksa dirinya harus memecahkan rumah itu agar bisa masuk.
Sesuai yang dia rencanakan rumah itu terkunci, dengan terpaksa Lovi mengepal tangannya dengan kain lalu meninju kaca pintu belakang rumah itu, setelah berhasil masuk Lovi berkeliling di rumah yang tampaknya bekas hal mengerikan itu sudah dibersihkan. Saat memasuki Lovi teringat semua kenangan, Lovi kembali tersadar lalu melanjutkan langkahnya berkeliling di rumah itu, saat itu Lovi tidak merasa takut karena ada hujan yang menemaninya, dirinya sangat suka hujan.
Saat mendekati ruang tidur Lovi mendengar sesuatu dari sana, saat Lovi berhasil membuka sedikit pintu itu dirinya melihat ada sosok yang sedang duduk di tempat tidur, saat Lovi melihat sosok itu menatap dan mulai mengejarnya, Lovi lari hingga menuju ke pintu belakang itu dirinya terkejut saat melihat seseorang, mereka semua terdiam. Lovi terdiam di posisi tengah saat sosok itu adalah seseorang yang belum pernah ia lihat dibelakangnya sedangkan dihadapannya ada seseorang yang Lovi kenal. Orang yang dihadapannya langsung mendorong Lovi kearah samping lalu mulai menabrak orang yang berada di belakang Lovi.
Lovi menyaksikan orang yang ia kenal melakukan sesuatu yang buruk terhadap orang asing itu, untuk melindungi diri orang asing itu mengarahkan benda tajam ke wajah. Disaat itu Lovi segera pergi meninggalkan rumah itu disaat kedua orang itu masih berada di rumah nenek itu, tidak ada satu pun yang bisa mendengarkan teriakan seseorang yang kesakitan itu karena hujan yang deras dan juga petir yang bergemuruh.
Keesokannya Lovi menuju ke rumah tetangganya karena Mamanya sibuk Mamanya hanya bisa meminta tolong ke Lovi. Meski dia benci ke rumah itu tetapi Lovi justru sekarang tertarik untuk mengunjungi rumah itu, untuk mengunjungi penghuni rumah itu. Saat tiba Lovi mengetuk pintu itu, saat pintu itu terbuka Lovi senang karena dirinya menemukan Kufa.
“Mana Ibumu?” “Pergi” “Ini bukunya, ucapkan terimakasih dari ibuku” “Baik” Kufa mengambil buku itu lalu ingin menutup pintu itu.
“Tunggu” “Ada apa” “Luka itu” “Oh.. luka ini seminggu yang lalu aku terjatuh”
“Kenapa kau benci dia?” “Siapa?” “Tetanggaku” “Sekarang kau sudah tahu” Lovi mengangguk “Dia ingin membunuhmu” Lovi hanya terdiam. “Terima kasih” Lalu Lovi melangkahkan kakinya pergi dari rumah itu.
Sekarang dirinya sudah mengetahui siapa pembunuh yang menghantui perumahan Acres, hanya saja Lovi merahasiakannya. Sekarang ada dua hal yang Lovi rahasiakan yaitu pembunuh dan juga sosok asing di rumah itu
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie Terima Kasih sudah berkunjung dan membaca ceritanya. Perkenalkan namanya Shofa Nur Annisa Deas. Saat ini dirinya sedang mencari cerita hidupnya karena menurutnya setiap hidup itu adalah cerita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com