Hati yang pernah terluka, tercampakkan, dan terlupakan pasti pernah dirasakan semua insan manusia… dan kini giliran saya yang merasakan kepedihan itu…
Aku membungkuk sambil bersenandung merapikan tali sepatu kulit yang lepas.. Hmm… aku menutup mataku sembari menaikkan kacamata dan menengadah ke langit. Menikmati panas matahari di pagi hari. Sungguh hari yang indah untuk dilewati.
“Rendy” Seseorang memanggilku dengan suara merdu nan indah yang sudah khas di kedua telingaku, dia yang selalu memotivasi aku agar menjadi yang lebih baik. Dialah Tyas. Tubuhnya pendek, kulitnya putih, otaknya cemerlang, anak yang supel. Ah, sepertinya aku tidak ada bosan-bosannya membicarakannya. Aku menyukai dia sejak kelas empat sd, dan sekarang kami sudah kelas enam semester satu.
Dia sangat aktif di berbagai kegiatan di sekolah. Dan sepertinya, aku bukan satu-satunya cowok yang menyukainya. Para cowok berjajar rapi di hatinya dan menunggu hatinya terbuka… Kadang aku berpikir dia suka sama aku tetapi ternyata tidak… Semua perlakuannya sama aku seperti ke cowok yang lain.. kejar-kejaran, goda-godaan, itu semua dia lakukan untuk kebahagiaannya.
Sampai saat kami lulus SD tepatnya kelas 7 SMP… Tyas mempunyai teman baru. Namanya Alfin, dia pintar, pendiam cool, dan memiliki banyak Fans berbeda jauh dengan aku, aku hanya siswa yang selalu ditindas oleh teman-teman, dimintai uang, dan dipermalukan dimana-mana… Untung aja ada Tyas yang selalu mengisi hariku di sekolah dasar dengan cerah.. Dia selalu berada di depanku memaki-maki siapapun yang berani menggangguku dengan jari telunjuknya ke atas ke bawah seperti guru yang menerangkan sesuatu.
Lama-kelamaan entah.. bosan atau apa aku merasa Tyas sudah semakin jauh dariku.. dan mulai mendekat ke Alfin.
“Eh Tyas pacaran sama Alfian anak yang ganteng bingit ituloh” ucap salah satu siswi. Seketika itu juga, bulu kudukku berdiri.. Entah mengapa aku merinding setelah mendengar pembicaraan mereka. Aku tetap berjalan tenang melewati koridor untuk menuju ke kelas dan menuju ke penjelasan Tyas tentang cerita tersebut. Mungkin ini adalah hal paling horor yang pernah aku alami. Mungkin ini terdengar berlebihan tetapi aku benar-benar mengalaminya.
“Brakk” hati yang sudah tidak sabar membuat tangan ini membuka pintu kelas dengan tidak elitnya… tanpa mendengar pernyataan Tyas aku melihat dengan sepasang mataku sendiri… Tyas sedang dibelai-belai rambutnya oleh Alfian… Satu kelas hanya bisa baper melihat perlakuan Alfian terhadap Tyas. Lain dengan aku, aku berjalan secepat kilat menuju tempat dudukku dan membanting tasku. Sehingga membuat semua mata yang tadinya melihat keromantisan Tyas dan Alfin kini menatap tajam ke aku dengan tatapan yang sinis.
Hasrat ingin memukul wajah Alfin sudah tidak bisa terbendung lagi. Aku berlari menuju toilet.. Dan berhenti di depan kaca yang dapat membuat aku, melihat aku yang sebenarnya… Aku yang memiliki rambut yang lebih besar dari kepala, aku yang punya hidung mancung yang melebar ke samping, dan bermata empat. “Siapa yang bisa suka aku jika aku memiliki wajah yang begini… Ya Tuhan” teriakku dan dengan spontan tangan ini memukul kaca mengimbangi terikan seorang yang terluka.
Cairan berwarna merah menetes disusul rambatan pecahan kaca yang membuat jatuh pecahan kaca yang lain.
“Dia bukan takdirmu, takdirmu sudah ditentukan oleh tuhanmu, kita sebagai manusia hanya bisa menunggu” ucap orang yang baru saja keluar dari pintu toilet membuat detak jantungku bergetar karena kaget tiba-tiba mendengar suaranya. “Maksudmu” “Nanti kamu akan tahu sendiri, Semoga sukses, tenang aja aku gak akan bilang siapa-siapa jika yang memecahkan kaca itu kamu” ucapnya sambil berlalu begitu saja.
Usapan demi usapan aku basuh di telapak tanganku yang terluka… Namun mungkinkah hati ini bisa kuusap untuk membuat hatiku lupa tentang dirinya.
Langkah demi langkah kulakukan untuk mendekatkan diriku ke kelas baru.. Pintu kubuka pelan karena takut jika gurunya sudah datang.. bukan mendapati keberadaan guru aku malah melihat mereka bermesraan di depan mata kepalaku sendiri. Tapi, aku tidak mungkin mengatakannya pada Tyas.
Aku hanya berharap, suatu hari nanti aku juga mendapatkan seseorang yang tepat untukku seperti yang diucapkan oleh orang misterius itu… Kududukkan badan ini sembari menahan amarah yang dalam… Aku bersumpah dalam hatiku jika aku nantinya akan mendapatkan seorang yang lebih baik dari kamu Tyas..
“Aku tahu hatiku tak akan pernah sama. Tapi aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa aku baik baik saja. Terkadang, ketika seseorang hilang, seluruh dunia seperti terpuruk, tetapi ketika kamu hilang dari hatiku itu akan kubuat sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih baik dan sekarang luka ini menimbulkan aku yang sekarang benci kamu! Aku tak pernah ingin bertemu kamu lagi” …
THE END
See you next time 🙂
Ini bukan kejadian nyata saya, saya memakai nama saya karena saya ingin mempermudah cerpen yang saya buat….. I LOVE YOU READERS
Cerpen Karangan: Rendy Maulana Yaqin Blog / Facebook: Rendy Maulana Yaqin Penulis amatir yang hanya ingin karya “sampahnya” dapat dibaca dan diperbaiki orang lain.