Dia menepuk keningnya menyatakan ada suatu kesalahan yang telah dilakukan, kata-kata kasarpun terlontar dari mulutnya suara ribut dari alat alat bengkel pun menjadi perpaduan keadaan yang manandakan “ini sedang kacau”.
“Bagaimana caraku menyelesaikan ini, sial!” Suara itu yang membuatku terbangun dari lamunan. Keadaan ini sering aku lihat dimana aku selalu memperhatikannya dibalik jendela kamarku, dan yang sedang aku lamunkan tadi adalah Dia. “Bagaimana caraku menyelesaikan ini” ucapannya tadi memberiku solusi, solusi itu adalah membantunya. Aku bergegas dengan semangat pergi untuk bercermin aku melihat penampilanku sungguh bukan seperti wanita feminin. Aku kembali berpikir Bagaimana Dia akan tertarik dengan penampilanku begini sepertinya aku harus mengganti pakaian, sudah kucoba 3 pasang pakaian dan ini yang ke-4 mungkin ini yang cocok.
Setelah aku berpenampilan rapih, aku langsung menghampirinya, tapi Dia menghilang mungkin karena aku terlalu lama memilih baju, aku sungguh gila ingin menghampirinya kurasa perasaan ini benar benar tidak bisa dikendalikan. Ku berjalan menjauhi rumah, walaupun sudah sore kupikir tak apa, ini untuk mengembalikan perasaanku yang sedang kacau, semakin jauh jarak Ku dari rumah, sepertinya aku harus kembali mama pasti akan mencariku kemana-mana.
Saat aku berbalik ada seekor kucing kampung yang kumuh, “apa aku harus mengambilnya?”. Pikiranku tentang kucing terhenti setelah mendengar bunyi klakson motor, dan seseorang yang mengendarai motor itu maju mendekatiku dan Dia bicara “ambil aja kasihan tuh gak ada yang rawat”. “Eh iiiya” jawabanku terbata-bata karena kaget ternyata pengendara itu zaky sosok Dia yang selalu Kubicarakan.
“Kenapa disini sendirian?” “Hmm… lagi cari angin aja” “Cepet pulang.. ayo naik!” “Gak apa-apa kak bisa pulang sendiri” “Yakin!!”
Tapi akhirnya aku naik motor dengan Dia, karena hari sudah larut, cukup canggung situasi ini, kami hanya saling diam setelah akhirnya diapun mulai membuka awal percakapan. Malam ini adalah malam yang membuatku semakin menyukainya. Aku akan tidur selamat bertemu dalam mimpi.
Matahari membangunkanku sinarnya masuk ke dalam jendela kamar karena gorden yang telah dibuka, aku bangkit dari tempat ternyaman itu dan beraktifitas dengan kegiatan rumah. Apakah hari ini aku akan bertemu dengannya “kuharap begitu”. Mungkin aku akan canggung bila bertemu dia, tapi setidaknya bukankah aku harus berterima kasih karena Malam tadi aku tidak sempat bilang itu padanya. Aku akan menunggu di depan rumah dan bisa langsung bilang terima kasih, tapi apa tidak akan canggung? Sudahlah tidak apa bukan hal yang penting juga kan.
Ibu memanggilku menghentikan pikiranku. “Ada apa mah?” “Ada yang mencarimu” “Siapa?” “Siapa lagi” “Oh…”
Zaky datang menemuiku dia bilang ingin meminjam gitar, Kuberikan gitar itu untuknya. “Mau ikut” “Kemana” “Dengerin main gitar” “Boleh juga”
Aku menikmati alunan nada dari setiap petikan senar yang dimainkannya aku sangat menikmati Suasana ini. “Ah mengapa harus kamu yang aku sukai adik besar!!” dalam hati, Ku menggerutu seperti itu. Permainan gitarnya sudah selesai lalu aku pulang ke rumah.
Pukul 12.10 aku bangkit dari tempat tidur sebelumnya aku telah tertidur 20 menit yang lalu. Gitarku belum juga dikembalikannya, Kemana mamah pergi “hmm ini kebiasaan mamah pasti sedang bergosip di rumah adiknya” lalu kutemui mamah di rumah bibi terlihat mereka seperti bikan bergosip tapi berbicara serius. Aku mendengarnya, zaky akan menikah “kenapa secepat itu?”.
Aku pergi Setelah mengintip mamah mengobrol, aku berlari dari sana menuju rumahku sambil menangis aku mengurung diri di kamar tanpa ada orang yang tahu. “Tok… tokkk…. tokk”. “Hoam.. suara apa itu”. Suara pintu yang membangunkanku “ahh rupanya sudah Malam pasti aku tertidur pulas Setelah tadi menangis, oh! Aku hampir lupa ada suara yang mengetuk pintu, tapi mamah kan biasanya yang selalu menerima tamu”. Aku berjalan menjauhi kamar menuju ruang tamu dan membuka pintu, ingin mengetahui siapakah tamu yang membangunkanku.
Kubukakan pintu itu dan Kudapati seseorang yang tadi aku tangisi. “Eh.. kok kamu yang buka pintu” “Mamahnya lagi gak ada” “Oh gitu” “Iya” “Hm.. ini gitar kukembalikan terima kasih” “Iya sama-sama” “Aku pamit ok” “Iya sana pulang” Zaky datang untuk mengembalikan gitar, dasar orang aneh “aku benci kamu, ahhh sudahlah lebih baik aku bermain gitar”.
Kuambil gitar dan mencobanya tapi saat aku mengambilnya Ku dapati sebuah kertas yang tampak asing bagiku kertas itu baru pertama kali kulihat “mengapa ada di dalam sini”. Kubuka kertas itu perlahan kubaca dan kupahami isi yang dituliskan tetes demi tetes mulai membasahi surat itu…
Oktober 2017 Untuk Uli Aku tidak pandai menulis kalimat yang akan membuatmu terus mengingatku. Maaf hanya ini yang bisa aku lakukan. Uli aku akan menjadi milik orang lain sekarang, aku tahu kamu menyukaiku tapi aku sengaja tidak menyadarinya saat itu, aku ingin kamu tetap menjadi kakak kecilku. Aku akan membalas rasa cintamu supaya kamu tidak mengalami cinta sepihak. Cinta ini Kuminta cukup disini saja, Kutuliskan lagu dari ada band ini untukmu kakak..
Senandung lagu cinta tercipta untukmu Yang getarkan jiwa ini lumpuhkan jantungku Kecantikan sempurna yang tak terlukiskan Bahagiakan diri ini saat bersamamu Meakipun kusadari tak mungkin memelukmu Waktu kau isyaratkan bahwa dirimu tlah berasamanya.
Cinta itu buta, mungkin teori yang dimaksud bisa kutafsirkan begini. Cinta itu tidak memandang kepada Siapa kau akan jatuh.
TAMAT
Cerpen Karangan: Puzi Rismala Blog / Facebook: Puzi Rismala