Aku berlari mengejarnya, sosok laki-laki yang kini mulai menghilang dari penglihatanku. Aku benci perpisahan, apalagi berpisah dengannya. Sekuat apapun aku berusaha berlari, semakin ia jauh dari genggamanku. Sedih, aku tak terima, kenapa semuanya berakhir seperti ini?
Namaku Jieksa Brielle, aku biasa hanya dipanggil Jieksa oleh teman ataupun keluargaku. Aku memiliki 2 sahabat yang sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri, Ren dan Cellya. Kami bersekolah di salah satu sekolah ternama di kota Bandung. Aku bukanlah siswa yang aktif di sekolah seperti temanku yang ikut kegiatan OSIS dan semacamnya.
“Jieksa Billie” “Jieksa Brielle, buuu”
Aku hanya tertawa pelan mendengar jawaban dari teman sekelasku, Bu Vika pun hanya menggeleng geleng kepala sembari melanjutkan absensi. Bu Vika itu selalu saja salah memanggil nama. Tak hanya aku, teman teman yang lainpun sama.. padahal 1 semester lagi kami sudah mau lulus sekolah.
Aku terdiam beberapa saat, kenangan tentangnya terlintas sangat jelas di benakku. Saat pertama kali mengenalnya, sampai berpisah dengannya. Hatiku sakit, sedih menyerang saat mengingat hal itu. Betul kata orang, cinta pertama mungkin tak akan berhasil. Namun aku akan mengejarnya kembali.
Dia adalah Tian, kakak kelasku saat aku masih berada di kelas 11. Sosok yang baik, penyayang, pengertian, dan tegas. Dia selalu menasehatiku dikala aku sedang bertengkar dengan orangtuaku, dia juga selalu menenangkanku saat aku menangis. Mungkin rasanya cukup berlebihan, tapi nyatanya dia adalah sebuah rumah bagiku.
“Ji, saya sayang kamu” “Ji, saya kangen” “Pintarnya kesayangan saya, lama lama saya kalah sama kamu” “Gak apa ji, semua butuh proses.. Kamu sudah hebat kok” “Ji ji, tau ga.. Tadi saya liat anak kecil, kepleset di lumpur” “Hahahaha, terus Tian tolongin?” “Engga ji, saya ketawain”
Aku langsung mencubit pipinya, gemas. Dia seperti anak kecil saat bercerita kepadaku. Tak jarang dia merengek dan meminta pelukan saat sakit. Tapi dia juga sering memaksa, contohnya saat mengajakku pulang bersamanya. Bagiku bertemu, serta mengenalnya adalah sebuah keberuntungan.
“Aku suka kamu, Tian” “Eh, maaf lupain aja.. Aku takut ditolak nanti, trus hubungan kita malah rusak, ya?”
Dia mencubit pipiku sambil tertawa pelan. Siapa yang tidak merona apabila diketawai oleh orang yang kita suka. Namun seminggu setelah kejadian itu dia menembakku, di depan kelas 11 IPA 1.
“Ji, saya juga suka kamu..” Ucapannya singkat dan cepat, aku terkejut mendengar pernyataan itu. Dia memberikan bunga dan coklat untukku. Mungkin cukup sederhana menurut kalian, tapi aku merasa sangat senang saat itu. Kejutan saat selesai piket kelas.
Aku mencintaimu sungguh, dia adalah obat saat aku merasa sedih dia juga adalah rumah tempatku berpulang dan beristirahat. Segala hal yang dia lakukan untukku selalu istimewa. Hari hari kami lalui dengan senang dan duka bersama.
“Kita udahan aja ya Ji? Saya sibuk sama kegiatan saya, saya ga yakin bisa bahagiain kamu”
Sosok itu pergi, meninggalkanku di tengah hujan deras sore itu. Bohong. Nyatanya saat kamu sibuk pun aku selalu bahagia saat bersamamu.
Cerpen Karangan: Arletta Hai! Aku arletta, suka dengerin musik Kpop, terutama straykids. Aku kelahiran 2007, tanggal 06 Sept.. Cerita ini dari pengalaman aku di rp, cuma aku jadiin cerpen.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 15 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com