Karisyah Angelina, itu namanya. Siswi kelas 3 SMA yang saat ini tengah menyandang status jomblo. Hingga sampai hari itu, dimalam hari dia berani untuk membuka media chatting yang bernama Telegram. Dan kisah hidupnya pun dimulai hari itu.
Seperti yang kalian tau, telegram saat ini banyak digunakan oleh para remaja entah untuk kebutuhan tugas atau hiburan semata. Asyah si jomblo pun tidak jauh memanfaatkan telegram seperti remaja pada umumnya. Kini jari lentiknya terlihat sangat sibuk memainkan papan keyboard dari layar ponselnya.
“Gabut banget, chat random cowo ah.” dengan seringainya, kini Asyah mulai menajamkan penglihatannya untuk mencari beberapa cowok yang akan dia jadikan bahan gabutnya.
Beberapa menit sibuk dengan ponselnya, tanpa disangka sangka wajahnya kini memperlihatkan senyum manisnya. “Gimana caranya gue bisa kenalan sama ni cowok?.” Asyah mengetuk meja belajarnya dengan telunjuk sambil berpikir keras. Hingga sebuah ide meluncur di pikirannya.
Dengan fokus ia membaca sebuah kalimat yang berada di dalam profil cowok yang tak ia kenali. “Kalau mei mei sama Mail, gue sama siapa?.” kalimat itu keluar dari mulut Asyah, hingga membuatnya tersenyum dengan senang, entah apa yang ia pikirkan, jarinya kini kembali bermain dengan ponsel kesayangannya.
Kalau Meimei sama mail, Lo sama gue, gimana? Send
Rangkaian kata itu berhasil ia kirim kepada sang pemilik akun. Sebenarnya ia merasa malu, tapi karena tingkat kegabutannya sangat tinggi, alhasil ia pun berani melakukannya. Sembari menunggu jawaban, Asyah kini melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, sejak tadi ia merasa tubuhnya sangat lengket sekali.
Beberapa menit melakukan ritual pembersihan, Asyah dengan cepat langsung memeriksa notifikasi dari layar hpnya, tak disangka targetnya telah membalas pesannya, dengan cepat ia melempar ponsel itu kembali ke posisinya lalu segera meraih pakaian yang akan ia kenakan.
Gadis itu kini sudah rapi dengan kaos hitam kesayangannya. Tangannya mulai meraih ponsel yang berada di atas tempat tidurnya. Lalu iapun kembali duduk di depan meja belajarnya.
Singkat cerita, kehadiran Asyah diterima baik oleh cowok tersebut, walaupun isi percakapan mereka sedikit aneh dan gila, tanpa itu Asyah tidak akan bisa berteman dengannya. Seiring berjalannya waktu, Asyah yang awalnya menyebut cowok itu sebagai target gabutnya, kini berubah menjadi target spesial dalam hidupnya. Entahlah, semakin lama mengenalnya Asyah semakin tak mengenali dirinya sendiri.
Asyah yang biasanya sangat malu jika berhadapan dengan lawan jenis, kini berani semenjak mengenalnya. Cowok itu berhasil membuat tembok pertahanan Asyah runtuh seketika, tidak lama memang tapi dia berhasil dengan caranya sendiri, bahkan cowok itu tidak melakukan apa-apa tapi Asyah seperti sangat mempercayainya.
Oh iya, Namanya Azzam. Cowok tampan dari tanah sunda, ia berhasil membuat Asyah menyukainya dalam waktu singkat. Tapi sayang, perasaan itu semakin pudar. Disaat Asyah mulai bermimpi bahwa Azzam tengah menjalin hubungan dengan cewek lain. Mimpi itu sempat Asyah ceritakan kepada Azzam, dan Azzam pun menjawabnya “Ga ada Syah.”
Semakin hari Asyah dan Azzam semakin dekat, dan kalian bisa menebak kalau saat ini Asyah bahkan meragukan perasaannya. Sikap Azzam membuatnya bingung, suatu hari Asyah merasa dispesialkan lalu kemudian merasa asing secara bersamaan. Entahlah, semakin ia memikirkan tentang mimpi itu, semakin takut Asyah memantaskan diri untuk Azzam. Kalian pasti bertanya tanya bagaimana perasaan Azzam pada Asyah, wkwkw Asyah sendiri pun bingung.
Beberapa hari mengenal Azzam, membuat perasaan Asyah semakin tak karuan, cowok itu sangat aneh. Ia bisa semanis gula dipagi hari lalu menjadi sedingin es di malam hari. Tanpa berpikir panjang, beberapa waktu tertentu Asyah selalu memantau akun sosmed Azzam, bukan karena apa, hanya saja semakin hari perasaan Asyah semakin ga beres. Awalnya semua baik baik saja, hingga akhirnya malam itu Asyah tanpa sengaja melihat akun Instagram milik Azzam berubah.
Sebuah nama di bio instagram milik Azzam terpampang jelas dilayar ponselnya, pikiran positif masih ia tunjukkan untuk cowo tersebut, sampai akhirnya jari lentiknya berani untuk Mengklik nama itu, dan sebuah akun muncul dengan nama Azzam yang berada di bionya.
Asyah kini hanya bisa tertawa hambar, ternyata hal ini terulang kembali dalam hidupnya. Untuk kesekian kalinya. “Gue capek banget untuk terlihat baik baik saja di dunia, tapi gue ga mau kelihatan lemah di depan orang banyak.” “Zam, Terima kasih udah hadir sebagai pembuka luka lama dalam hidup gue.” “Lo ga salah Zam, dan untungnya perasaan itu belum sampai dititik terdalam.”
Asyah berusaha menahan air matanya, ia kecewa. Kenapa Azzam tidak memberitahunya saja, jika ia memiliki cewek lain yang disukainya, agar Asyah tidak akan menyukainya.
Semenjak mengenal Azzam, Asyah memberikan kebebasan untuk Azzam terserah dia ingin melakukan apapun, asal Asyah mengetahuinya. Azzam bahkan sempat mengatakan, jika suatu hari nanti dia akan menjadikan Asyah pacar, apakah Asyah akan menerimanya. Tanpa ragu, Asyah menjawab pertanyaan itu dengan perasaan yang tak bisa diungkapkan. “Aku bakal jawab Iyah, disaat hari itu datang.”
Lihatlah, kedekatan mereka bahkan bisa disebut Dekat Tapi Ga Pacaran. Hingga sampai akhirnya, semuanya sia sia.
“Gue ngasih lo kebebasan, bukan Berarti lo seenaknya buat lakuin Apapun Azzam. Plis lakuin apa Yang lo suka, asal Jangan sampai nyakitin Perasaan gue, dan bahkan sampai gue tau.” “Lo artis terbaik yang pernah gue kenal Azzam.”
Air mata itu berhasil lolos dari pelupuk matanya, Asyah kini melepar hp kembali ke kasur lalu membuka buku tugasnya untuk menghilangkan semua rasa sesak yang ia rasakan. Hingga keesokan harinya, Asyah memutuskan untuk mengakhiri semuanya dengan bersikap acuh terhadap Azzam.
Cerpen Karangan: Ceritaku Blog / Facebook: Itszezeee_
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 22 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com