Senja terus bertanya? Kenapa ending cintanya buruk, apa karena hobinya membuat novel sad Ending. Garel cowok yang sekarang menjadi editor memberitahu menulislah dengan hati. Tidak usah pikiran cerita buruk tentang apa pun yang merusak mood. “Garel gue mau berhenti nulis? Gue writer block, di BlogVedia gue udah gak ada gairah.” Padahal novel itu sudah 21 Bab, Senja bingung bagaimana mau melanjutkan lagi kisah Azka dan Melly.
Akhirnya menutup lembar tulisan. Sampai suatu hari hujan turun Senja bertemu cowok misterius, dia memegang payung. Tanpa menyebutkan nama lalu memberikan pada Senja.
Malam hari Senja menuliskan lagi kisah My Dream Boyfriend.
Pemuda itu mencoba melupakan Melly, keluar dari rumah membeli makanan. Bertemu sosok yang dia beri payung. Dan benar saja mereka tetangga, tidak menyangka takdir mempertemukan mereka. Baru sehari Azka pindah sudah bertemu bidadari cantik, rumah mereka juga bersebelahan.
Terhenti menulis Senja melihat sosok di balik jendela. Dia cowok misterius tadi? Ada apa ini kenapa semuanya menjadi nyata. Segera Senja tutup tanpa melanjutkan. Hingga suatu hari Senja bertemu Garel cowok itu memberikan tatapan tajam. Mengajaknya duduk berbicara manik mata keduanya bertemu. “Kenapa lo gak ikut ke acara kantor?” ucap Garel. “Gue sibuk, gue mau nyelesain bab ini dulu.” Menunjukkan laptop. “Keknya lo perlu liburan deh dari nulis biar seger lagi.” Rihat? Bukan dia banget, tulisan ini terlalu lama mengantung jadi harus lekas diselesaikan.
Tapi memilih Bali sebagai destinasi sepertinya seru. Segera mengecek traveloka. Akhirnya gadis itu pergi juga. Di sana bertemu pantai, sambil mengecek viewers novelnya.
—
Pikiran tenang membuka ide liar di otaknya. Senja mulai menuliskan, ide yang bertebaran di kepala.
Azka memilih libur di Bali, sebelum kembali dari liburan semester Maminya juga sibuk di luar negeri, jadi dia aman ke mana saja tanpa ada gangguan. Sesampainya di Bali Azka duduk memanjakan diri menatap pulau Dewata, menikmati segelas jus jeruk. Seorang tengah memijat dirinya. Setelah itu Azka menyunggingkan senyum pada gadis misterius di depannya. Lalu berkata, “halo ketemu lagi!”
Terhenti apa yang diketik benar-benar nyata. Dan cowok itu benar-benar mengucapkan hal yang sama. Terdengar helaan napas berat dari Senja. Benci pada dirinya. Kenapa tulisannya kali ini menjadi hidup, bukan sekedar rekaan fiksi belaka.
—
Mencari penginapan di dalam Senja mulai bermain-bermain dengan tulisannya. “Azka anak dari ceo publisher Aksara, sedang mencari penulis baru dengan tema tidak biasa, selain liburan Azka juga bekerja mencari orang-orang berbakat di Bali, namun dada Azka terasa sakit dia butuh in healer karena penyakit asma di deritanya. “Aku lupa bawa ke Bali!” Membuka pintu orang di sebelahnya. Menghentikan kegiatan menulis. Cowok itu masuk dadanya sesak segera Senja memberi air. Tapi air tetap tidak manjur untuk Azka. Keluar membeli di apotik, meski lama mengantri dia tetap bisa pulang membawa in-healer. Tersenyum sumringah memberikan. “Nih buat lo!” “Makasih tetangga.” Diam-diam Azka membalas dengan senyuman hangat.
Malam tiba Azka kembali menemuinya, membawakan buah-tangan. Mereka sudah saling akrab, bahkan bisa mengobrol. Azka bercerita tentang pekerjaan orangtuanya dan sang papa. Kembali sebentar ada hal perlu Senja tambahkan di novelnya. Sampai cowok itu memilih pulang ke ruangan sebelah. Ternyata bermain dengan kenyataan itu menyenangkan. Apakah dia punya ending? Tentu belum di benaknya hanya ingin bermain. Di BlogVedia kita sangat diuntungkan tidak pake koin, gratis makanya Senja betah hanya dengan menulis beribu kata sudah menghasilkan banyak pembaca.
—
Azka tipe cowok humble suka musik tanpa pernah memilih genre yang enak masuk playlist. Sahabat Azka Natta datang mereka bertemu di Bali. “Lo masih jomlo kapan punya pasangan?” Semua yang diketik tiba-tiba kejadian. Azka bertemu Natta keduanya membahas Natta dia baru saja melamar Latte. Dirinya menunjukkan cincin. Sedangkan Azka masih jomlo ia menatap gadis di depan lalu menarik. Gadis itu berhenti mengetik.
“Dia calon pacar gue!” Pipi gadis itu bersemu merah, tapi semuanya terhenti ketika semua orang tidak bergerak. Gadis itu bingung bagaimana sekarang? Yang ada tangannya menatap layar. Di sana tertulis “Segera selesaikan ending?” itu sudah 53 Bab. Atau masih mau berbelit-belit panjang. “Nanti malam novel ini akan tamat, kok tenang aja gue bakalan begadang.” Mereka semua kembali normal.
Kalau terus mengetik perintah apa pun akan terjadi, namun jika tidak maka akan normal sesuai keinginan mereka. “Gue balik ya, yang tadi itu gue belum tau jawabannya.” ujar Senja.
—
Malam dinanti pun tiba gadis itu mengetik, dia sudah menemukan ending. Azka kembali ke Jakarta besok meninggalkan Bali penuh kenangan. Sebelum pergi Azka sempat mengucapkan perpisahaan di Bandara. “Sorry lupain aja ucapanku, ini kartu namaku aku akan dijodohkan sama Ayahku Piter mungkin kita bisa jadi teman di Jakarta kalau kamu mau?” Kata itu menancap luka hati sang penulis, untuk pertama kali ia merasa patah-hati. Terdiam tanpa menjawab.
Senja menangis dalam hati, ketika pergi. Namun seseorang memberinya tissue. Dia cowok itu bukannya dia sudah pergi. Satu nama keluar dari bibir. “Azka…”
Senja sudah mengetik panjang dan di akhir kalimat airmata jatuh, setelah menutup laptop ia memutuskan cuci muka. Pagi hari jam lima pagi Senja berada di bandara dia sudah menemukan ending, kenapa lagi-lagi harus sad ending, gantung. Entahlah apa namanya ini semua. Masih ada pertanyaan di benak tentang akhir novelnya. Saat bertatapan dengan Azka terlihat menaikkan alis ke atas, dia juga mengenakan jas hitam, rambut hitam lebam memperlihatkan sisi dewasa.
“Sorry lupain aja ucapanku, ini kartu namaku aku akan dijodohkan sama Ayahku Piter mungkin kita bisa jadi teman di Jakarta kalau kamu mau?” Kata itu menancap luka hati sang penulis, untuk pertama kali ia merasa patah-hati. Terdiam tanpa menjawab.
Senja menangis dalam hati, ketika pergi. Namun seseorang memberinya tissue. Dia cowok itu bukannya dia sudah pergi. Satu nama keluar dari bibir. “Azka…” Setelah berbicara Senja memeluk.
Ending terbaik versi Senja adalah menerima takdir, tanpa perlu mengubah biarkan semuanya mengalir dengan sendirinya seperti laut yang bermuara.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: HardiantiKaharz Nama: Titin Kahar Akun wattpad: @titinstory Instagram: @titinghai25
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 21 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com