“kukira kita kan bersama, begitu banyak yang sam-” Ia tersadar dan segera menghentikan bait lagu itu, dengan gusar ia tepis dan kembali melanjutkan lagu sembari menahan air matanya yang tak kunjung berhenti. “semoga rindu ini menghilang, konon katanya waktu sembuhkan”.
Ia menyukai lirik itu, bagai desir pantai di malam merdu yang ingatannya seakan dihempas desir pasir yang menjadi akhir sekaligus awal dari kisah hidupnya yang baru. 10 Tahun, menurutmu apakah itu waktu yang cukup untuk melupakan harapan sekaligus waktu mereka bersama?. Bukan ini yang ia mau, bukan ini yang ini harapkan, bukan ini yang ia semogakan di sepertiga malam. Bukan, bukan kata perpisahan sialan ini.
Ia pergi tanpa kata maaf, tanpa sapa, tanpa…
“gua yang bodoh-gua yang berharap banyak sama dia gua yang ga pake akal buat percaya sama orang yang baru gua kenal, gua bodoh!!!” jerit seorang remaja 16 Tahun di kamar kecilnya, tak lupa memainkan lagu-lagu yang keluar dari earphone putihnya.
Kala itu ia menemukan seorang insan pembawa itu yang tanpa sengaja mampu menemani hari hari sepinya, tak terpikir olehnya bahwa ia orangnya, bahwa ia orang yang selama ini percaya. Tak terasa ingatannya telah pudar dengan begitu cepat, bagai rayap yang menggerogoti kayu, ia dapat melupakannya hanya dengan sekejap mata. Tapi tunggu. Apa kau yakin itu tanpa alasan? Tentu tidak. Ia melupakan bukan tanpa alasan tapi karena pukulan masa lalu yang membuatnya tersadar
“buat apa gua perjuangin orang yang ngga ngehargain gua?” “buat apa gua kasih dia semuanya kalo dia cuma ngasih gua luka yang ngga ada habisnya?” “selain ilmu bela diri, ilmu sadar diri juga penting” katanya di tengah lamunan malam
Semakin tidak dipikirkan semakin hilang ingatan, kenangan, bahkan raut wajahnya ketika sedang bersama. Ia lupa, benar benar lupa. Sekarang ingatan itu menjadi trauma di dalam kepalanya.
“hey, iya lo, gua ngomong sama lo. Kapan lo bakal lupain dia? kapan lo bakal lupa luka itu dari dia? KAPAN? ayo lupain ya pelan-pelan. Kata orang waktu mengikis memori, tapi yakin lo bakal lupa dengan gampang? ko gua ga yakin ya. Tapi gua percaya luka sebelumnya ga akan terjadi lagi. Percaya gua, percaya kekuatan doa lo. Trust me” surat singkat darinya
Hadirmu nyata, tapi tidak dengan rasanya.
Diadaptasi dari karya indah Tulus, Hati hati di Jalan. Cerita ini menyadarkanku akan kesempurnaan dalam sebuah hubungan.
Cerpen Karangan: Murphy
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 26 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com