Rina membuka sebuah kardus di gudang rumahnya. Ia memegang sebuah bingkai foto. Matanya mulai berair saat melihat sosok yang berada di bingkai itu. Itu potret dirinya dengan Angga. Mantan pacarnya. Seketika kenangan selama dua tahun bersama Angga terlintas kembali di kepalanya. Dia menangis di berjongkok didepan kardus tersebut.
Di Suatu hari, Rina sedang berkutat dengan adonan kue. Pipinya sampai cemong terkena tepung yang nyasar. Celemek yang dia gunakan tidak kalah kotor karena tepung. Dia segera mengambil kue yang telah matang di oven. Menghiasnya dengan nuansa penuh cokelat. Dengan permen warna warni secukupnya. Dan dia menuliskan sesuatu dengan krim diatas kue itu. ‘Happy Birthday Angga’ tulis Rina diatas kue itu. Itu kue ulang tahun untuk Angga yang ke 27 tahun. Rina mahir sekali membuat kue. Dia juga sesekali melayani pesanan kue dari orang orang.
Rina tersenyum melihat hasil kerja kerasnya. Dia menyiapkan motornya untuk pergi ke rumah Angga. Dia ingin memberi kejutan pada Angga. Rina pergi dengan perasaan riang. Dia sengaja tidak memberitahu Angga sebelumnya kalau dia akan ke rumahnya. Biar ini menjadi kejutan untuk Angga. Pikir Rina.
Setengah jam kemudian dia sampai di rumah Angga. Dia mengetuk pintu tiga kali, namun tak ada jawaban dari dalam. Ternyata pintu tidak dikunci, alhasil Rina memutuskan untuk langsung saja. Toh dia pacar Angga, pasti Angga tidak akan merasa tersinggung.
Dengan membawa kue berukuran sedang dengan lilin bertuliskan angka 2 dan 7. Rina diam diam memasuki rumah Angga. Sayup sayup terdengar suara orang mengobrol dari ruang tengah. Rina memelankan langkahnya, dia mengintip dari balik dinding. Astaga! Apa yang sedang dia lihat sekarang. Angga sedang berduaan dengan seorang wanita, mereka sedang menonton televisi. Angga memeluk bahu wanita itu mesra. Rina amat terkejut, hingga dia tak sadar telah menjatuhkan kue yang dia bawa.
Hal itu menimbulkan suara. Mereka menoleh kearah suara. Angga melihat sosok Rina. Langsung bangkit. Rina buru buru pergi keluar sembari menghapus air matanya yang menetes begitu saja. Angga mengejar Rina. Angga mendapati Rina akan menyalakan motor langsung menahannya. “Tunggu Rin..” tahan Angga. “Apa lagi?!” Rina sedikit berteriak karena emosi. “Kamu pikir aku bodoh?. Aku jauh jauh kesini bawa kue ulang tahun buat kamu. Tapi apa yang aku dapatkan?. Kamu masih berhubungan sama cewek itu. Dulu kamu bilang udah putusin selingkuhan kamu itu. Tapi kenapa masih berhubungan?. Aku ngga sebodoh yang kamu kira!. Aku ngga bakalan jatuh ke lubang yang sama dua kali. Aku pengen kita udahan. Ngga ada yang perlu kamu jelasin, semuanya udah jelas!.” Ucap Rina sambil menangis. Lalu dia memacu motornya, Angga sempat menahannya namun tidak berhasil.
Di jalan, Rina menangis tidak karuan. Dia tidak menyangka Angga telah mengkhianatinya dua kali. Ini lebih dari cukup menandakan bahwa Angga bukan laki laki yang baik. Rina telah memutuskan hubunganku dengannya.
Air mata Rina mengalir deras melihat barang barang yang ada di kardus itu. Ada banyak foto kenangannya bersama Angga. Ada boneka kecil pemberian dari Angga. Ada syal hadiah ulang tahun Rina yang ke 25. Ada sepatu pemberian Angga di anniversary kami yang ke dua. Dan masih banyak barang lainya dari Angga. Dia akan menyimpannya baik baik sebagai kenangan buruk di masa lalunya. Meski pun hari ini dia tidak sengaja membuka luka lama tersebut.
Tamat
Cerpen Karangan: Seli Oktavia Facebook: Sellii Oktav Ya